Rimpu: adalah suatu tradisi budaya khas daerah bima dan dimensi busana bercadar siwe mbojo. Perempuan bima!!

REDAKSI

- Redaksi

Minggu, 28 April 2024 - 13:36 WIB

20259 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TLii l NTB l kota/kabupaten bima l www.timelinesinews.com-Rimpu adalah memakai sarung dengan melingkarkannya pada kepala dimana yang terlihat hanya wajah pemakainya dengan menggunakan sarung. Tradisi kebudayaan rimpu, yang merupakan salah satu hasil kebudayaan masyarakat Bima.

Umumnya, kaum perempuan memakai rimpu untuk menutup auratnya, sebagaimana ajaran Islam mengajarkan bahwa setiap kaum perempuan yang sudah aqil balik harus menutup auratnya di hadapan orang yang bukan muhrimnya.

Dalam masyarakat Simpasai diwujudkan dengan memakai sarimpu sebagai bentuk ketaatannya kepada Allah SWT. Budaya rimpu mulai dikenal sejak masuknya Islam di Bima yang dibawa oleh tokoh-tokoh agama dari Gowa Makassar.

Meskipun di masyarakat Gowa sendiri tidak mengenal budaya rimpu sehingga budaya rimpu merupakan hasil dari kebudayaan kaum perempuan di Bima khususnya di Simpasai. Budaya “rimpu” telah hidup dan berkembang sejak masyarakat Bima ada.

Rimpu merupakan cara berbusana yang mengandung nilai-nilai khas yang sejalan dengan kondisi daerah yang bernuansa Islam (Kesultanan atau Kerajaan Islam). Apa dan bagaimana budaya rimpu pada masyarakat perempuan bima akan diulas dalam tulisan ini.

Bima dikenal dengan nama Mbojo yang berasal dari kata babuju yaitu tanah yang tinggi yang merupakan busut jantan yang agak besar, tempat bersemayamnya raja-raja ketika dilantik dan disumpah, yang terletak di kamopung Dara. Sedangkan namn Bima, merupakan nama leluhur raja-raja Bima yang pertama.

Baca Juga :  Penguatan Tata Kelola Dana Desa, Kanit Tipikor Polres Gayo Lues Kunjungi Kampung Kota Blangkejeren

Dulunya, Bima merupakan kerajaan terpenting di Pulau Sumbawa maupun Di kawasan Sunda Kecil pada Kurun waktu abad ke 17-19. Kerajaan Bima dalam perkembangannya banyak melakukan hubungan dengan Makasar. Bima terletak di tengah-tengah jalur maritim yang melintasi Kepulauan Indonesia, sehingga menjadi tempat persinggahan penting dalam jaringan perdagangan dari Malaka ke Maluku.

Sejumlah peninggalan purbakala dan prasasti serta kutipan dari teks Jawa Kuna seperti Nagarakertagama dan Pararaton membuktikan bahwa pelabuhan Bima telah disinggahi sekitar abad ke 10 Waktu orang Portugis menjelajahi Kepulauan Nusantara, Biama telah menjadi pusat perdagangan yang berarti.

Pada dasawarsa kedua abad ke 16. Sejarah dan tradisi dibima tidak terlepas dari tradisi budaya bugis, dikarenakan suku mbojo, suku bugis, suku gowa, dan Makassar. Empat suku tersebut merupakan tradisi budaya. Atau sebagai tanda ketaatannya kepada allah swt.

Bima-mbojo adalah merupakan wilayah yang terletak pada pulau sumbawa provinsi nusa tenggara barat (NTB), bima juga dikenal sebagai tanah sumbur. Yang dimana masyarakat bima selain dari memperingati hari rimpu mantika. Dana mbojo. Tanah bima dikenal sebagai dana ma mbari.

Baca Juga :  Sambut Hari Bhayangkara ke-79, Polda Aceh Gelar Layanan Kesehatan Gratis bagi Disabilitas hingga Lansia

Kembali pada persoalan rimpu, Rimpu merupakan salah satu ciri khas adat seni busana perempuan bercadar yang ada di bima. Tidak terlepas dari situ saja, rimpu juga membentuk Karismatik dan kepribadian seseorang, pada abad 18 masehi.

Namun setelah di refiu kembali, ternyata rimpu, kata lain dari cadar, atau wanita bercadar. Sebagai bentuk citra diri seorang perempuan bima mbojo. Melihat pada tata letak geografis sejarah mbojo bima. Bima merupakan daerah yang di kenal paling keras namun berwibawah, sehingga pada abad pertengahan 20, bima memiliki sumber daya tarik untuk daerah lain luar dari daerah bima.

Rimpu mempunyai tiga makna:
1. Perempuan bercadar
2. Ketaatan kepada tuhan
3. Membentuk citra diri

Tiga poin itu adalah sebagai landasan atau filosofis, sehingga dikenal rimpu, berarti menutupi dan kebijaksanaan seseorang.

Di tulis oleh: HAMDIN PUTRA PARADO

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Berawal Dari Laporan Warga Pemilik Narkoba Di Tangkap Satres Narkoba Polres Tanjungbalai
*Atlet Boxing DJBC Aceh Besar Matangkan Persiapan Hadapi Pra-PORA di Banda Aceh*
KOMITMEN CEGAH NARKOBA, PELINDO REGIONAL 1 TERIMA PENGHARGAAN DARI BNN
Dekatkan Diri dengan Masyarakat, Polsek Trienggadeng Polres Pidie Jaya Gencarkan Jumat Curhat Bahas Kamtibmas
Sambut 1 Muharram 1447 H, Kapolres Pidie Jaya dan Forkopimda Pererat Ukhwah Lewat Doa Bersama
Lapas Kelas IIB Padangsidimpuan Hadiri Doa Bersama Lintas Agama Sambut Hari Bhayangkara ke-79
Polsek Kluet Selatan Gelar Bakti Sosial Di Makam Pahlawan T. Cut Ali
Mahasiswa KKN UNSAM Kelompok 11 Gelar Kegiatan Pembagian Makanan Bergizi di SDN 2 Bener Baru Gayo Lues

Berita Terkait

Jumat, 27 Juni 2025 - 22:11 WIB

Berawal Dari Laporan Warga Pemilik Narkoba Di Tangkap Satres Narkoba Polres Tanjungbalai

Jumat, 27 Juni 2025 - 18:27 WIB

KOMITMEN CEGAH NARKOBA, PELINDO REGIONAL 1 TERIMA PENGHARGAAN DARI BNN

Jumat, 27 Juni 2025 - 12:54 WIB

Warga Keluhkan Kinerja PT Pangeran Beton dalam Proyek Drainase Jalan Garu, Medan Subjudul:

Jumat, 27 Juni 2025 - 11:09 WIB

Depot Medan Group dan Elnusa Dinilai Lamban, SPBU Mengalami Kelangkaan. Reza Fahlevi SH.MH : Pemerintah Daerah Perlu Turun Tangan

Jumat, 27 Juni 2025 - 10:14 WIB

Penangkapan Pengedar Narkotika di Jalan Haji Anif, Desa Sampali

Jumat, 27 Juni 2025 - 10:03 WIB

Polres Pelabuhan Belawan dan Personel BKO Polda Sumut Berhasil Cegah Tawuran di Kampung Kolam

Kamis, 26 Juni 2025 - 21:34 WIB

Semarak Hari Bhayangkara ke-79, Polres Pelabuhan Belawan Gelar Pertandingan Olahraga Internal

Kamis, 26 Juni 2025 - 21:23 WIB

Sambut HUT Bhayangkara ke-79, Polresta Deli Serdang Salurkan Air Bersih dan Sembako untuk Warga Kecamatan Beringin

Berita Terbaru

error: Content is protected !!