TLII>>KRUENG RAYA, 24 Mei 2025 – PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) melalui pengelolaan Pelabuhan Malahayati di Krueng Raya, Aceh Besar, terus memperkuat peran strategisnya dalam mendukung perekonomian Aceh. Dengan dua sub-holding utama, yaitu Pelindo Multi Terminal dan Pelindo Jasa Maritim, pelabuhan ini menjadi tulang punggung logistik sekaligus motor penggerak pemberdayaan masyarakat melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

Pelindo Malahayati menyediakan layanan utama berupa jasa kepanduan, tunda, serta bongkar muat peti kemas dan kargo curah. Didukung fasilitas modern seperti Harbour Mobile Crane (HMC), reach stacker, dan forklift, pelabuhan ini menangani rata-rata 100 kontainer per bulan dari 5–8 kapal, dengan komoditas dominan berupa sembako dan semen. “Kami siap mendukung logistik Aceh dengan infrastruktur yang memadai, termasuk lapangan penumpukan dan alat bongkar muat canggih,” ujar Khudri Al Akbar, Deputy Branch Manager Pendukung Operasi PT Pelindo Multi Terminal Branch Malahayati.
Meski memiliki kedalaman dermaga 9 meter yang mampu menampung kapal hingga 25.000 ton, Pelindo berencana melakukan pengurukan dermaga untuk mendukung kapal yang lebih besar, sehingga meningkatkan kapasitas ekspor. Saat ini, minimnya komoditas ekspor dari Aceh menjadi kendala, dengan banyak pengusaha masih mengandalkan Pelabuhan Belawan (Medan) untuk distribusi. “Kami ingin Malahayati menjadi hub logistik utama Aceh, memangkas biaya hingga 30% dibandingkan jalur darat, sekaligus lebih aman dan efisien,” tambah Khudri.
Selain logistik, Pelindo aktif memberdayakan masyarakat melalui program TJSL. Pada 2024, Pelindo Malahayati mengalokasikan Rp2,3 miliar untuk membangun infrastruktur publik seperti jalan dan sekolah, serta menyalurkan bantuan sosial berupa takjil, santunan anak yatim, sembako, dan daging kurban di Aceh Besar, Banda Aceh, dan Aceh Barat. “Kami berkomitmen meningkatkan anggaran TJSL pada 2025 untuk memperluas dampak positif bagi masyarakat,” jelas Khudri.
Pelindo mendorong pengusaha Aceh memanfaatkan Malahayati untuk ekspor komoditas unggulan seperti kopi Gayo, nilam, dan hasil laut ke Malaysia atau Thailand. Dengan dukungan pemerintah Aceh yang kondusif, Pelindo berharap adanya investasi kapal khusus untuk ekspor langsung dari Malahayati. “Aceh memiliki potensi alam yang besar. Kami siap mendukung pengusaha dan pemerintah untuk menjadikan Malahayati sebagai gerbang ekspor mandiri,” tegas Khudri.
Melalui kombinasi infrastruktur logistik modern dan program TJSL, Pelindo Malahayati tidak hanya memperkuat konektivitas ekonomi Aceh, tetapi juga membangun kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan UMKM dan kontribusi sosial yang berkelanjutan.
Dengan visi menjadikan Pelabuhan Malahayati sebagai hub logistik utama, Pelindo mengajak pemerintah dan pelaku usaha untuk bersama-sama menggali potensi Aceh, mengurangi ketergantungan pada pelabuhan luar, dan membangun masa depan ekonomi yang lebih cerah bagi masyarakat Aceh.