TLii | SUMUT | MEDAN – Sebuah tonggak baru di dunia kesehatan Sumatera Utara berhasil ditorehkan oleh RS Adam Malik Medan. Untuk pertama kalinya di provinsi ini, tim dokter berhasil melakukan operasi bypass otak (cerebral bypass surgery), salah satu tindakan bedah saraf paling kompleks yang ditujukan untuk mencegah serangan stroke berulang.
Tindakan bersejarah itu dilaksanakan pada Sabtu, 27 September 2025, sebagai bagian dari program proctorship layanan stroke di Sumut. Program ini merupakan bentuk pendampingan dari RS Pusat Otak Nasional (PON) Prof Dr dr Mahar Mardjono Jakarta yang berperan sebagai rumah sakit pengampu nasional layanan stroke.
Dukungan dari Pemerintah Pusat
Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof dr Dante Saksono Harbuwono SpPD-KEMD PhD, secara khusus menyampaikan apresiasi atas keberhasilan tim medis RS Adam Malik.
“Sumut menjadi provinsi ke-8 yang berhasil melaksanakan tindakan bypass cerebral. Mari kita jadikan keberhasilan ini sebagai inspirasi. Ke depan, harapan kita seluruh provinsi di Indonesia mampu menyediakan layanan bedah otak secara mandiri,” ujar Wamenkes dalam sambutannya secara virtual.
Acara pembukaan operasi tersebut turut dihadiri pejabat Kementerian Kesehatan, Direktur Utama RS PON dr Adin Nulkhasanah SpS MARS, serta Plt Direktur Utama RS Adam Malik dr Zainal Safri MKed(PD) SpPD-KKV SpJP(K). Kepala Dinas Kesehatan Sumut H Muhammad Faisal Hasrimy AP MAP juga hadir mewakili Gubernur Sumut secara daring.
Pasien Anak 10 Tahun, Korban Moyamoya Disease
Operasi bypass otak perdana ini dilakukan pada seorang pasien anak berusia 10 tahun asal Kabupaten Labuhanbatu yang didiagnosa menderita moyamoya disease. Penyakit bawaan ini menyebabkan aliran darah di otak tersumbat, sehingga pasien berulang kali mengalami stroke meski usianya masih sangat muda.
Plt Direktur Utama RS Adam Malik, dr Zainal Safri, menegaskan bahwa tindakan ini sangat berharga karena menyangkut masa depan anak.
“Kasus sekarang adalah anak 10 tahun dengan moyamoya disease. Pasien sudah beberapa kali mengalami stroke. Tindakan ini sangat penting agar ia dapat menjalani hidup lebih baik ke depannya,” ujarnya.
Kolaborasi Tim Medis Nasional
Operasi yang berlangsung sekitar tujuh jam itu dipimpin langsung oleh tim spesialis bedah saraf RS Adam Malik, dr M Ihsan Z Tala SpBS Subsp N-Vas(K) dan dr Muhammad Ari Irsyad MKed SpBS FBSV. Mereka berkolaborasi dengan tim RS PON, yaitu dr M Kusdiansah SpBS FMV dan dr Muhammad Afif SpBS, dengan dukungan tim dokter anestesi, spesialis anak, serta Tim Pengampuan Layanan Stroke RS Adam Malik.
Menurut dr M Kusdiansah dari RS PON, teknik bypass otak dilakukan dengan memanfaatkan pembuluh darah dari kulit kepala untuk dialirkan ke dalam otak.
“Prosedur ini dilakukan pada kasus stroke kronis, bukan fase akut. Dengan mengalihkan aliran darah dari kulit kepala yang sangat sehat dan kaya pembuluh, kita bisa membantu otak pasien mendapat suplai darah baru,” jelasnya.
Harapan Orangtua Pasien
Orangtua pasien, Seni Budi Aseh (40), tidak mampu menyembunyikan rasa haru dan lega setelah putranya mendapat kesempatan menjalani operasi besar ini. Ia menuturkan bahwa sejak usia lima tahun anaknya sudah menunjukkan gejala stroke.
“Awalnya tangannya kebas, tapi kami tidak tahu penyebabnya. Juli kemarin kambuh lagi, sampai pingsan dan tidak sadar. Dokter bilang sudah dua kali pecah pembuluh darah otak. Semoga setelah operasi ini anak kami bisa sembuh dan hidup normal,” ucapnya penuh harap.
Kondisi Pasca Operasi
Hingga saat ini, pasien masih menjalani perawatan intensif di ICU Pasca Bedah Saraf RS Adam Malik. Kondisinya sudah sadar dan stabil, namun tetap dalam pemantauan ketat tim dokter spesialis untuk beberapa hari ke depan.
Langkah Maju bagi Layanan Stroke di Sumut
Keberhasilan operasi bypass otak pertama di Sumatera Utara ini menjadi bukti bahwa layanan kesehatan di daerah semakin berkembang. Selain menghadirkan harapan baru bagi pasien stroke kronis, pencapaian ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara rumah sakit daerah dengan rumah sakit rujukan nasional.
Dengan keberhasilan ini, Sumatera Utara resmi bergabung dengan tujuh provinsi lain yang sudah mampu melaksanakan tindakan bedah saraf kompleks. Harapannya, capaian ini akan mendorong semakin banyak rumah sakit di berbagai daerah di Indonesia untuk memiliki kapasitas yang sama, sehingga layanan kesehatan berkelas dunia dapat diakses masyarakat tanpa harus selalu ke Jakarta.