BRI dan Luka UMKM: Ketika Tangan yang Seharusnya Mengangkat Justru Menjerat

STENLLY LADEE

- Redaksi

Jumat, 30 Mei 2025 - 11:31 WIB

20737 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penulis : Stenlly Ladee S.Kom.

TLii|Tajuk Rencana- Bank Rakyat Indonesia (BRI), sebagai bank pelat merah dengan mandat besar untuk memberdayakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), seharusnya menjadi pilar penggerak ekonomi rakyat.

Namun, dalam praktiknya, peran itu kerap kali terasa jauh panggang dari api. Di balik slogan inklusi keuangan dan jargon pemberdayaan, terselip wajah lain dari BRI yang lebih menyerupai “rentenir berdasi” ketimbang mitra sejati UMKM.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bukan rahasia lagi bahwa banyak pelaku usaha kecil—terutama di pelosok daerah—merasa tercekik dengan sistem kredit mikro yang seolah mempermudah di awal, namun memberatkan di tengah jalan. Bunga yang tinggi, denda keterlambatan yang mencekik, hingga prosedur penagihan yang tak jarang bersifat intimidatif, menjadi potret kelam dari relasi antara bank milik negara ini dengan rakyat kecil yang mestinya mereka lindungi.

Lebih ironis lagi, praktik-praktik ini dibungkus dalam legitimasi kelembagaan. Seolah karena BRI adalah bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maka segala kebijakannya tak bisa digugat. Di sinilah letak persoalannya. Rakyat kecil tak hanya menjadi nasabah, tetapi juga menjadi korban dari sistem yang seharusnya menolong mereka keluar dari jerat kemiskinan.

UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional justru tak jarang diperlakukan seperti objek eksploitasi. Alih-alih diberdayakan, mereka dibebani dengan kewajiban finansial yang tidak proporsional dengan kapasitas usaha mereka. Di banyak kasus, para pelaku usaha bahkan kehilangan aset mereka hanya karena gagal membayar cicilan tepat waktu—cicilan yang sejak awal sudah tak realistis jika dilihat dari penghasilan bersih mereka.

Kita tak bisa terus membiarkan BRI dan lembaga keuangan lain berlindung di balik narasi “pemberdayaan” jika kenyataannya adalah “pembinasaan.” Transformasi digital, ekspansi jaringan, hingga branding inklusi keuangan tidak akan berarti apa-apa jika filosofi dasarnya masih berlandaskan pada prinsip profit semata, bukan kemanusiaan dan keberpihakan.

Sebagai bank rakyat, BRI harus kembali kepada ruhnya: menjadi pelayan rakyat. Sudah saatnya dilakukan audit menyeluruh atas seluruh kebijakan dan praktik penyaluran kredit mikro BRI. Pemerintah, DPR, dan lembaga pengawas keuangan wajib turun tangan memastikan bahwa BRI tidak berubah menjadi institusi predator yang menyaru sebagai penyelamat.

UMKM bukan beban. Mereka adalah tulang punggung ekonomi bangsa. Dan sudah menjadi kewajiban institusi keuangan negara untuk menyokong, bukan menindas mereka. Jangan biarkan tangan yang seharusnya mengangkat, justru menjerat.TEN

 

Tentang Penulis

Stenlly Ladee adalah jurnalis dan pengusaha lokal asal Sulawesi Tengah yang saat ini menjabat sebagai Kepala Perwakilan Timelinesinews.com untuk wilayah Sulteng. Aktif di dunia jurnalistik sejak 2015, Stenlly telah meliput berbagai isu sosial dan ekonomi, terutama yang berkaitan dengan kehidupan pelaku UMKM dan masyarakat pelosok.

Selain menulis, ia juga menjalankan usaha barbershop, desain grafis, travel, serta aktif sebagai musisi organ tunggal. Berbekal pengalaman hidup sebagai rakyat kecil dan pelaku usaha mandiri, Stenlly dikenal kritis terhadap sistem yang merugikan masyarakat akar rumput, dan vokal menyuarakan keadilan melalui tulisan-tulisannya.

Berita Terkait

Kapolres dan DPRK Duduk Bareng Mahasiswa, Aksi Damai di Aceh Tenggara Berjalan Harmonis
Kapolres dan DPRK Duduk Bareng Mahasiswa, Aksi Damai di Aceh Tenggara Berjalan Harmonis
182 Koperasi di Lhokseumawe Masih Aktif, Pemko Dorong Revitalisasi Koperasi Mati Suri
Wow! Dana Hibah Rp 500 Juta untuk Event Berkuda di Luar Daerah? PKN Gayo Lues Pertanyakan!
14 Tim Voli Kabupaten/Kota se-Aceh Siap Berlaga di Pra Pora Aceh Ke-VI Tahun 2025
Korban Demo Berjatuhan, Ketum Rajawali: RUU Perampasan Aset Harga Mati!
RSUD Muhammad Ali Kasim Kelola Anggaran Transparan Demi Pelayanan Obat untuk Warga Gayo Lues, Perkuat Stok Obat-obatan
Kalapas Blangkejeren dan Jajaran Gelar Doa Bersama untuk Keselamatan dan Kebaikan Negeri

Berita Terkait

Jumat, 5 September 2025 - 00:42 WIB

Dandim 0210/TU Letkol Kav Ronald Tampubolon, Sampaikan Apresiasi Aksi Damai AWAS

Kamis, 4 September 2025 - 22:13 WIB

Kemenkum Sumut Serahkan Sertifikat Penghargaan Kekayaan Intelektual Kepada Mall Centre Point Medan

Kamis, 4 September 2025 - 21:54 WIB

PT Pelindo Regional 1 Kuala Tanjung Bersinergi dengan Kejari Batubara untuk Perlindungan Hukum Perdata Dan Tata Usaha Negara

Kamis, 4 September 2025 - 19:04 WIB

Penyampaian Aspirasi Tertib dan Damai, Kapolres Pematangsiantar Ucapkan Apresiasi

Kamis, 4 September 2025 - 18:59 WIB

Sat Narkoba Polres Pematangsiantar Grebek Rumah Dan Tangkap BMN

Kamis, 4 September 2025 - 18:56 WIB

Lapas Perempuan Medan Siap Ikuti Arahan Dirjenpas untuk Persiapan Kegiatan NKRI

Kamis, 4 September 2025 - 18:52 WIB

Satuan Narkoba Polres Pematangsiantar Amankan Diduga Pengedar Sabu Dan 20.25 Gram Siap Edar

Kamis, 4 September 2025 - 18:43 WIB

Kalapas Pancur Batu Kontrol Blok Hunian, Pemeriksaan Sarpras Serta Tegur Sapa Warga Binaan

Berita Terbaru