Foto Istimewa
TIMELINES INEWS
Pandeglang, Banten – Tak ada yang menyangka bahwa seorang anak dari pedagang nasi goreng pinggir jalan di Alun-Alun Sukajadi, Cibaliung, Pandeglang, yang pernah merasakan tidur di jalan selama 10 hari karena tidak mampu membayar kontrakan, kini akan melanjutkan pendidikan S2 di salah satu kampus terbaik dunia Harvard University.
Muhamad Yani, pemuda asal Cibaliung, resmi diterima di Harvard Graduate School of Education untuk program Human Development and Education, sebagaimana diumumkan oleh pihak universitas pada 7 Maret 2025. Perjalanan Panjang dan Penuh Perjuangan Muhamad Yani lahir dari keluarga sederhana. Ibunya hanya lulusan sekolah dasar, sementara ayahnya tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Kakaknya bahkan harus berhenti kuliah di semester 4 demi membantu Yani agar bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Bali.
Namun, keterbatasan ekonomi tak pernah menjadi alasan untuk berhenti bermimpi.
Yani memulai pendidikannya di Universitas Udayana, Bali, mengambil jurusan Agribisnis. Di semester empat, ia menemukan panggilan hatinya di bidang pendidikan,pengembangan potensi, dan pemberdayaan pemuda desa.
Dari Cibaliung untuk Indonesia Pada tahun 2022, Yani mendirikan Leuweung Hub Foundation, sebuah gerakan pendidikan non-formal yang telah membantu lebih dari 287 pelajar desa di Cibaliung memperoleh beasiswa jenjang S1, baik di dalam maupun luar negeri. Melalui program Duta Inisiatif Indonesia, yang tersebar di 34 dari 38 provinsi, Yani telah menggerakkan lebih dari 41.000 anak muda Indonesia untuk terlibat aktif dalam isu pendidikan, potensi desa, dan pembangunan berkelanjutan.
Selain aktif di bidang sosial dan pendidikan, Yani juga pernah meraih penghargaan internasional. Pada tahun 2022, ia meraih Medali Perak (Silver Medal) dalam pameran inovasi internasional di Kroasia atas produk herbal ciptaannya bernama Ecobestea teh inovatif yang dikembangkan untuk meningkatkan fungsi kognitif otak dan daya tahan tubuh secara alami. Inovasi ini mengangkat potensi tanaman lokal
Indonesia dan menjadi sorotan di tingkat global.
Sebelum memulai kuliah di Harvard pada Juni 2025, Yani akan terlebih dahulu mengikuti YSEALI Academic Fellowship Program (AFP) yang diselenggarakan oleh U.S. Department of State. Program ini berlangsung dari 17 April hingga 22 Mei 2025 di Northern Arizona University, Amerika Serikat. Dalam program ini, Yani akan bergabung bersama pemuda-pemudi terpilih se-Asia Tenggara untuk melakukan pertukaran pemuda, memperdalam isu-isu sosial, serta mengembangkan proyek sosial berbasis komunitas yang dapat diterapkan di Indonesia.
Bersiap ke Harvard, Membawa Mimpi Ribuan Anak Desa Dengan rangkaian prestasi yang telah dicapai, Muhamad Yani akan menjadi putra pertama dari Kabupaten Pandeglang yang diterima di Harvard University. Misinya kini semakin kuat: menciptakan ekosistem pendidikan yang adil, merata, dan mampu menjembatani mimpi anak-anak dari desa terpencil seperti dirinya.
“Setiap anak di Cibaliung harus bisa bermimpi tanpa batas. Saya ingin membuktikanbahwa garis takdir bisa diubah, bahwa anak desa pun bisa berdiri di panggung dunia,”ujar Yani .