TLii | Aceh – Gayo Lues, Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, Reporter Seputar Gayo Lues, Kang Juna, melakukan kunjungan khusus ke Pondok Pesantren Khilafatul Muslimin yang terletak di Desa Anak Reje, Kecamatan Blang Pegayon. Selasa, 3 Juni 2025. Kunjungan ini menjadi ajang dialog hangat bersama Ustadz Syukri, pimpinan Khilafatul Muslimin Kabupaten Gayo Lues, untuk menilik persiapan menyambut hari besar umat Islam itu.
Dalam suasana akrab dan penuh kekeluargaan, Ustadz Syukri menegaskan bahwa pihak pesantren telah bersiap secara menyeluruh, baik secara fisik maupun spiritual, menyambut hari raya kurban yang sarat makna tersebut.
Untuk ketentuan hari nya berdasarkan keputusan dari pusat khilafatul muslimin melalui hasil sidang isbat, jadi Hari Raya Idul Adha kami laksanakan pada Jumat, 6 Juni 2025,” ujar Ustadz Syukri.
Ia menyebutkan bahwa seluruh rangkaian kegiatan ibadah akan dilaksanakan dengan tertib, sesuai ketentuan syariat, serta mengedepankan nilai-nilai kesederhanaan dan kebersamaan. Hal ini mencerminkan semangat ukhuwah Islamiyah yang selama ini menjadi napas pondok pesantren tersebut.
Rangkaian perayaan Idul Adha akan diawali dengan pelaksanaan Salat Ied pada pukul 07.15 WIB di lingkungan pondok pesantren. Bertindak sebagai imam sekaligus khatib adalah Ustadz Ihsan Syuhada Hasibuan, S.Khi, dengan tema ceramah:
> “Meneladani Nabi Ibrahim AS dalam Memaknai Idul Qurban.”
Tema ini dipilih untuk mengajak jamaah merefleksikan nilai keikhlasan dan pengorbanan yang diteladankan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, sebagai esensi dari ibadah kurban.
Sementara itu, untuk malam takbir, pondok memilih melaksanakannya secara internal.
> “Kami memilih untuk melaksanakan takbir di dalam pondok saja. Bukan karena menutup diri, tapi untuk menjaga kekhusyukan dan kesederhanaan ibadah,” jelas Ustadz Syukri.
Dalam hal penyembelihan hewan kurban, Ustadz Sukri menyampaikan bahwa saat ini pondok telah menggalang satu ekor sapi kurban dengan tujuh orang peserta yang ikut serta dalam ibadah tersebut.
Namun lebih dari sekadar ritual, Ustadz Sukri menekankan makna berbagi kepada sesama. Daging kurban yang diperoleh tidak hanya akan dibagikan kepada warga pondok, namun juga kepada masyarakat sekitar Desa Anak Reje.
> “Daging kurban tidak hanya untuk warga pondok. Kami akan salurkan juga kepada masyarakat sekitar. Ini bagian dari syiar dan rasa syukur kami kepada Allah SWT,” ungkap beliau.
Menutup wawancara, Ustadz Sukri menyampaikan harapannya agar Idul Adha tahun ini menjadi momentum untuk memperkuat iman, mempererat silaturahmi, dan menghadirkan keberkahan bagi seluruh umat.
> “Kami tidak mencari ramai. Yang kami cari adalah ridha Allah, dan agar setiap tetes darah kurban itu menjadi bukti cinta kepada sesama,” pungkasnya penuh makna.
Semangat Idul Adha di Pondok Pesantren Khilafatul Muslimin ini memberi pelajaran bahwa dalam kesederhanaan, ada kekuatan. Dalam keteraturan, ada keteduhan. Dan dalam ibadah yang ikhlas, tersimpan cahaya keberkahan yang tak ternilai.
( Kang Juna | Seputar Gayo Lues)