TLii| ACEH | GAYO LUES| Blangkejeren, Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Gayo Lues semakin nyata. Sebanyak 46 paket Pokok Pikiran (Pokir) anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) akan digulirkan tahun 2026 untuk sektor pendidikan jenjang SMA, SMK, dan SLB di wilayah tersebut. Inisiatif ini merupakan hasil kerja nyata anggota DPRA Dapil VIII, Rizaluddin dan M. Hatta, yang sebelumnya melakukan reses bersama dalam Forum Bersama (Forbes) pada 2 Juni 2025 di Aula Cabang Dinas Pendidikan Gayo Lues.
Program Pokir yang diarahkan ini mencakup pembangunan infrastruktur dan penyediaan sarana pendidikan, mulai dari pembangunan gedung serbaguna, pengadaan alat musik, rehab ruang guru, ruang kelas, ruang bimbingan konseling (BK) hingga perbaikan aula, bengkel, dan green house di sekolah-sekolah kejuruan.
Beberapa sekolah yang menjadi penerima manfaat antara lain:
SMAN 1 Blangkejeren: Rehab ruang guru, kelas, dan ruang BK
SMKN 1 Gayo Lues: Rehab aula, bengkel, dan pembangunan green house
SMAN Seribu Bukit: Pembangunan MCK dan pagar sekolah
Sekolah lainnya di Gayo Lues juga mendapatkan bantuan sesuai kebutuhan masing-masing
Kepala Cabang Dinas (Cabdin) Pendidikan Gayo Lues menyampaikan apresiasi kepada Forbes Wilayah VIII DPRA atas dukungan luar biasa terhadap pendidikan. Ia juga menginformasikan bahwa tim verifikasi dari Dinas Pendidikan Aceh akan turun ke lapangan pada 17–21 Juni 2025 guna memastikan kelayakan teknis setiap usulan.
“Ini bentuk nyata keberpihakan dewan terhadap pendidikan di daerah. Kami siap mendampingi verifikasi teknis agar program ini benar-benar tepat sasaran dan berdampak,” ujar Kepala Cabdin.
Senada, Ketua Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) Gayo Lues menyatakan optimisme bahwa dukungan ini akan menjadikan sekolah-sekolah di Aceh, khususnya Gayo Lues, semakin berkualitas.
“Cita-cita besar pendidikan Aceh adalah melahirkan lulusan yang istimewa dan unggul. Upaya ini harus terus diperkuat dengan dukungan anggaran dan kebijakan konkret,” ungkapnya.
Kepala sekolah turut menyambut baik program ini. Plt Kepala SMAN Seribu Bukit, Jon Paidianto, dan Kepala SMKN 2 Blangkejeren, Junaidy, menyampaikan rasa terima kasih serta dorongan agar perhatian terhadap fasilitas praktik di SMK juga menjadi prioritas ke depan.
“Kami sangat berharap pembangunan ruang praktik siswa (RPS) lengkap dapat masuk dalam pokir selanjutnya. Pendidikan kejuruan membutuhkan dukungan peralatan riil agar siswa benar-benar siap kerja,” ujar Jon.
Lebih jauh, para pemangku kepentingan pendidikan di Gayo Lues menyuarakan kembali pentingnya BOS Provinsi Aceh sebagai bentuk keberpihakan daerah. Diharapkan mulai tahun 2026, Pemerintah Aceh berani mengeksekusi kebijakan ini dengan alokasi minimal Rp100 juta per tahun untuk SMA/SLB dan Rp150 juta per tahun untuk SMK.
“Bila kita ingin menjadikan Aceh sebagai kiblat pendidikan istimewa, maka anggaran juga harus istimewa. Kini, pertanyaannya tinggal satu: Beranikah Pemerintah Aceh memulainya di tahun 2026?”
Langkah Strategis Menuju Pendidikan Aceh yang Bermutu
Realisasi 46 paket Pokir pendidikan di Gayo Lues tahun 2026 bukan sekadar agenda seremonial. Ini merupakan bagian dari strategi pembangunan SDM Aceh yang lebih inklusif, merata, dan berdaya saing tinggi. Dukungan legislatif yang diberikan Rizaluddin dan M. Hatta menjadi contoh sinergi konkret antara wakil rakyat dan dunia pendidikan.
Menurut pengamat pendidikan Aceh, arah pembangunan ini juga perlu dilengkapi dengan intervensi kebijakan lainnya, seperti:
Penambahan guru berkualifikasi di daerah terpencil
Penataan kurikulum lokal berbasis potensi daerah
Digitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasional berbasis teknologi hijau
Pembentukan unit layanan psikologi dan karier di sekolah menengah
“Pokir bukan hanya pembangunan fisik, tetapi investasi jangka panjang terhadap kualitas generasi mendatang. Kita ingin siswa-siswa Aceh memiliki akses yang sama baiknya dengan wilayah lain di Indonesia, bahkan unggul,” ujar salah satu pengawas pendidikan senior di Gayo Lues.
Panggilan untuk Pemerintah Aceh: Saatnya Berani Memulai
Dengan momentum yang sudah dibangun melalui dukungan Forbes Wilayah VIII, banyak pihak kini menaruh harapan besar kepada Pemerintah Aceh untuk mengawal kebijakan lanjutan yang lebih luas—terutama realisasi BOS Provinsi secara sistemik dan berkelanjutan.
“Jika provinsi lain bisa memulai dana BOS daerah sebagai bentuk perhatian terhadap mutu pendidikan, Aceh juga pasti bisa. Kita hanya butuh keberanian politik dan komitmen anggaran,” pungkas Junaidy, Kepala SMKN 2 Blangkejeren.
Masyarakat pendidikan Gayo Lues kini menatap tahun 2026 dengan penuh harap. Mereka menunggu, apakah tahun itu akan menjadi awal dari era baru pendidikan Aceh yang benar-benar istimewa.
Penulis : Iskandar Muda (Pengawas SMA/SMK Disdik Aceh)