SEMENJAK MAMA DAN PAPA KU BERPISAH

PUTRI RAHMAWATI

- Redaksi

Sabtu, 28 Juni 2025 - 21:12 WIB

2038 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lisa Safitri 8B ( foto istimewa penulis)

TIMELINES INEWS

Oleh: Lisah Safitri

Aku mempunyai papah yang sangat menyayangiku.Ia selalu memanjakanku, selalu memberikan yang terbaik untukku.Namun, semenjak papah dan mamaku berpisah, sejak itulah aku mulai tidak merasakannya lagi. Walaupun aku tinggal bersama papah, waktu untuk dimanjakan hanya sebentar papah sibuk bekerja untuk memberi makan dan uang jajan untukku.

Tepat pada hari itu, usiaku baru menginjak 12 tahun. Aku tinggal bersama papah karena beliau mengajakku menemaninya di kontrakan, tempat ia tinggal sendirian. Beberapa waktu kemudian, abangku datang dan ikut tinggal bersama kami. Di kontrakan itu, kami hanya bertiga.

Aku masih ingat jelas, ketika tinggal bersama papa, aku selalu dimasakkan makanan yang enak. Saat makan, aku kerap disuapi. Papa tidak pernah menyuruhku membersihkan rumah. Bahkan, ia selalu mencium keningku setiap waktu.Aku pikir saat itu papa hanya sedang kangen padaku.

Tapi kemudian, tepat saat usiaku hendak menginjak 13 tahun, papah diam-diam pergi. Saat itu aku masih di sekolah. Aku tidak tahu ke mana papah pergi. Yang aku tahu, ia pergi bersama abangku.Aku sempat kecewa dan marah karena ditinggal tiba-tiba. Untung saja, mamaku datang menjemputku sepulang sekolah.

Baca Juga :  CERPEN: Berkelahi Dengan Naluri

Hari-hari terus berlalu. Setelah kejadian itu, aku tidak pernah lagi berkomunikasi dengan papa. Hanya abangku yang sesekali menelponku.
Padahal… aku kangen papah. Tapi ya sudahlah, aku mencoba menerima semuanya.

Lalu, aku diberi tahu bahwa papah telah menikah lagi dengan wanita lain.Mendengar itu, aku hanya bisa berkata dalam hati:

“Oh, ya sudah… tidak apa-apa. Mungkin itu jodoh terbaik papah.” Gumamku dihati kecil ku ini.

Walaupun dalam hati kecilku… aku merasa kecewa dan membenci papa serta istri barunya. Beberapa bulan kemudian, abangku menelponku saat bulan puasa.Dengan suara lirih, ia berkata,

“Dek… papa sudah meninggal, barusan saja.”

Seketika aku terdiam. Dengan suara tercekat, aku menjawab

“Bang… kalau bercanda jangan gitu, dong. Nggak baik ngomong kayak gitu…”

Aku menahan tangis.Lalu, abangku mengalihkan panggilan menjadi video call.Di situlah air mataku mulai menetes tanpa henti.Aku kehilangan arah. Aku merasa diriku tidak berarti lagi di dunia ini. Aku kecewa… dengan diriku sendiri.

Baca Juga :  Dia yang kucinta

Sebelum papah benar-benar pergi, ia sempat berkata padaku,

“Dek, kalau nanti papa sudah nggak ada lagi, kamu jangan pernah membantah apa kata mama, ya. Kamu cuma punya mama yang selalu sayang sama kamu. Doain papa terus ya… jangan lupakan papa. Papa sangat sayang sama kamu, Dek.”

Saat itu aku hanya bisa menjawab dengan nada bingung dan sedih.“Apaan sih, pah, ngomong gitu…”

Ternyata… percakapan hari itu adalah pertanda. Sampai sekarang pun aku masih belum percaya bahwa papah sudah tiada.Aku rindu sekali. Aku ingin bertemu dengannya.Tapi aku sadar… itu semua hanyalah mimpi.

Ternyata hidup tanpa sosok ayah tidaklah semudah itu.Sedewasa apa pun kita… tetap butuh figur seorang ayah.Kini, aku hanya bisa mengirimkan doa untuknya.

Papa, terima kasih atas segala kebahagiaan yang pernah kau berikan untukku.Aku akan membuatmu bahagia di atas sana.Doakan anakmu sukses, yah, pah…

Facebook Comments Box

Berita Terkait

CITA-CITA KU DI MASA DEPAN
Mengecewakan
Aku dan Bayangan Diri
GURU SMANSA SIMBA, SAKSI PERJALANAN DUNIAKU
Menggapai Mimpi di Atas Keterbatasan
Kisah di Perbatasan: Serabi Lempit di Warung Gelap
CERPEN : Ikrar setelah tsunami Aceh 26 Desember 2004 ( Kisah nyata )
SENGKUNI: SIMBOL LICIK DAN TIPU DAYA DALAM EPOS MAHABHARATA

Berita Terkait

Sabtu, 28 Juni 2025 - 21:40 WIB

CITA-CITA KU DI MASA DEPAN

Senin, 16 Juni 2025 - 16:18 WIB

Mengecewakan

Senin, 16 Juni 2025 - 16:08 WIB

Aku dan Bayangan Diri

Rabu, 26 Maret 2025 - 10:26 WIB

GURU SMANSA SIMBA, SAKSI PERJALANAN DUNIAKU

Senin, 3 Februari 2025 - 18:40 WIB

Menggapai Mimpi di Atas Keterbatasan

Senin, 6 Januari 2025 - 21:39 WIB

Kisah di Perbatasan: Serabi Lempit di Warung Gelap

Jumat, 27 Desember 2024 - 00:06 WIB

CERPEN : Ikrar setelah tsunami Aceh 26 Desember 2004 ( Kisah nyata )

Kamis, 12 Desember 2024 - 21:32 WIB

SENGKUNI: SIMBOL LICIK DAN TIPU DAYA DALAM EPOS MAHABHARATA

Berita Terbaru

CERPEN

CITA-CITA KU DI MASA DEPAN

Sabtu, 28 Jun 2025 - 21:40 WIB

error: Content is protected !!