CERPEN: Sinarnya di Tengah Kegelapan

STENLLY LADEE

- Redaksi

Sabtu, 16 Maret 2024 - 01:07 WIB

20386 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto Istimewa

Foto Istimewa

TLii|CERPEN-Sore hari itu, saat langit mulai menyelimuti keheningan, aku masih terdiam menatap seorang ibu dan dua anak kecil yang berjalan di tepi jalan. Penampilan mereka sungguh mencoreng mata, tetapi di balik kemiskinan yang menganga, terpancar kehangatan dan kebersamaan yang tak ternilai.

 

Dengan hati yang penuh kebaikan, aku mendekati mereka. Senyuman tulus terukir di wajahku, mencoba menerangi sudut hati yang suram.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

 

“Permisi, bu,” sapaku dengan lembut, menyadari betapa teganya dunia yang mereka hadapi.

 

Ibu itu menatapku dengan cemas, mungkin takut akan niatku. “Ibu tinggal di mana?” tanyaku dengan penuh empati.

 

“Dekat Mamboro, Pak,” jawabnya pelan, tatapan matanya menggambarkan perjalanan panjang yang melelahkan.

 

“Boleh saya antar ke sana, Bu? Tidak enak melihat ibu dan anak-anak seperti ini,” tawarku dengan hangat.

 

Mata ibu itu berbinar sebentar, seakan mendapatkan kilau harapan di tengah kelamnya hari. “Terima kasih, Pak. Kami sangat berterima kasih,” jawabnya dengan suara serak, penuh rasa syukur.

 

Tanpa ragu, aku mengajak mereka untuk makan malam di kafe di seberang sana. Sambil menikmati hidangan, kami berbincang-bincang. Aku mendengarkan cerita perjuangan ibu tersebut, tentang suami yang telah pergi, dan betapa beratnya hidup yang harus dihadapinya sendirian.

 

Tetapi di antara cerita sedih itu, terpancar kekuatan dan keberanian seorang ibu yang tak kenal menyerah. Anak-anaknya, Nina dan Kristin, menjadi sumber kekuatannya.

 

“Saya sangat terinspirasi oleh ketegaran dan kebaikan hati ibu,” ucapku dengan tulus, senyumku mekar.

 

Ibu itu tersenyum kecil, tatapan matanya penuh harap. “Terima kasih, Pak. Terima kasih atas segalanya,” ucapnya dengan suara lembut.

 

Setelah makan malam selesai, aku mengantar mereka pulang ke Mamboro. Di depan rumah mereka, ibu itu memandangku dengan penuh rasa terima kasih.

 

“Terima kasih atas segalanya, Pak. Semoga Tuhan selalu memberkati Anda,” ucapnya sambil menatap langit yang mulai malam.

 

Aku tersenyum, merasa hangat di dalam hati. Di tengah kegelapan, ada sinar kebaikan yang menerangi jalan kita. Dan hari itu, aku belajar bahwa kebaikan tidak pernah terlambat, dan bahwa di balik setiap kisah, selalu ada harapan yang bersinar terang.

Berita Terkait

Tawa Kebahagiaan XII ¹ Bersama Sang Guru di  Ruangan Biologi
Dibalik Tegasnya Ibu Laura,S.Pd
Bunga Di tengah Badai
Terima Kasih, Pak Karoma Bapak Wali Kelas Kami, XII¹
CITA-CITA KU DI MASA DEPAN
SEMENJAK MAMA DAN PAPA KU BERPISAH
Mengecewakan
Aku dan Bayangan Diri

Berita Terkait

Minggu, 5 Oktober 2025 - 20:00 WIB

Staf Pengamanan Lapas Padangsidimpuan Intensifkan Kontrol Kamar Hunian untuk Antisipasi Gangguan Kamtib Dan Tegakkan Tata Tertib

Minggu, 5 Oktober 2025 - 17:05 WIB

Prajurit Yonif TP 855/RD Laksanakan Penanaman Padi di Desa Pangur, Wujud Nyata Dukungan Program Ketahanan Pangan Nasional

Minggu, 5 Oktober 2025 - 16:49 WIB

Kapolres Pidie Jaya bersama Forkopimda Pidie dan Pidie Jaya, Hadiri Upacara HUT TNI ke-80, Wujud Sinergi TNI–Polri

Minggu, 5 Oktober 2025 - 14:48 WIB

Perbakin Aceh Utara dan Vinca Farm Gelar Safari Berburu Hama Dukung Ketahanan Pangan

Minggu, 5 Oktober 2025 - 13:42 WIB

Kodim 0113/ Gayo Lues Gelar Upacara HUT Ke-80 TNI Berlangsung Khidmat Dan Penuh Semangat Kebangsaan

Minggu, 5 Oktober 2025 - 13:36 WIB

Ketahanan Pangan: Yonif TP 855/RD Terus Genjot Lahan Pertanian dan Peternakan untuk Kebutuhan Satuan

Minggu, 5 Oktober 2025 - 12:18 WIB

Serda Rano Karno Jalin Keakraban Bersama Warga Desa Uning Pune

Minggu, 5 Oktober 2025 - 12:14 WIB

Babinsa Posramil Dabungelang Bantu Petani Panen Jagung

Berita Terbaru