CERPEN: Tangisan Malam

STENLLY LADEE

- Redaksi

Sabtu, 16 Maret 2024 - 00:31 WIB

20283 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TLii|CERPEN-Hari ini tanggal 23 Juli 2016, Pukul 22:00, dan sekarang saya tidak lagi di kos tapi di rumah salah satu teman saya jau di pelosok kota Palu yakni di Kabupaten Sigi Desa Bangga Kecamatan Dolo.

Perjalanannya pun cukup memakan tenaga saya untuk tiba di tempat ini, bagaimana tidak perjalan yang saya rasakan kali ini sekitar dua jam di perjalanan di tamba lagi hujan lebat yang mengguyuri sepanjang perjalanan.

Meski tiba dengan selamat di tempat tujuan namun saya masih merasa tidak bersukur dengan perjalanan ini, padalnya setiba di rumah teman saya, saya sempat bersungut- sungut ingin pulang karena saya kurang bersukur dengan apa yg sudah saya terima sepanjang perjalanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Singkat cerita.
Setelah berganti pakaian saya pun lanung di jamu istri teman saya dengan kopi hangat dan tiga toples kue kering sisa dari hari raya lebaran yang konon kata teman saya kue tersebut datang langsung dari ibu kota Negara yakni Jakarta.

Pukul 22:00, Malam makin larut saya dan teman saya sepertinya sudah banyak bercerita pengalaman kami masing- masing saat menjalani pokok pekerjaan kami sehari-hari yaitu meliput kegiatan pemerintah setempat. Kalau teman saya kepala biro cabang Kabupaten Donggala saya diposkan di Pemerintah kota Palu.

Saya pun pamit pada teman saya untuk segera pergi istirahat pada kamar tamu yang telah ia siapkan untuk saya.

Seperti biasa saat sebelum tidur di kos di Palu, saya akan membisakan diri saya berimajinasi siapa saya nanti di sepuluh tahun mendatang dan bagaimana cara yang tepat untuk sebuah impian tersebut agar segera tercapai.

Memang hanya pengantar tidur itu pun hanya beberapa menit saja kok, kalau saya sudah mengantuk saya tidak akan memaksakan imajinasi saya melayang terus dan terus melayang melainkan saya akan sempatkan berdoa sebelum tidur.

Hingga saya terbangun pada pukul 02 : 18 dini hari, itupun terbangun karena tidak di sengaja pasalnya anak teman saya yang usianya masi satu bulan yang tepat berada di samping kamar tamu tempat saya tidur. Menangis hingga nembangukan saya.

Suara tangisan itu awalnya membuat saya amat terganggu tapi semenjak saya lebih berpikir untuk bijak saya malah bersukur dengan suasana tersebut yang membangunkan saya pada subuh dini hari.

Suara tangisan itu mengingatkan saya pada sosok siapa saya di masa lalu saat saya masih kecil seperti bayi itu.

Hingga sekarang saya adalah mungkin anak yang belum berguna bagi ibu saya, jika teman saya dan istrinya yang berusaha menenangkan anaknya menangis dengan segala cara hingga anak mereka berhenti menagis.

Bagaimana dengan ibu saya saat itu, jika menenangkan saya menagis dengan seorang diri tanpa ada ayah saya di sampingnya, setelah dewasa ini saya terus merenung jika terpikir kembali akan siapa saya dimasa lalau.

Jujur saja saya terlahir karena hubungan ayah saya dan ibu di luar nikah hingga tak pilihan bagi ibu untuk melahirkan saya sama seperti keluarga yang utuh lainnya..

Meskipun demikian saya masih tidak berkecil hati, karena kelahiran saya di bumi ini, meskipun dengan latar belakang seperti itu, namun saya tetap merasa berharga dimata Tuhan.

Kini saya mengerti mengapa Tuhan membawa saya kemari, hingga terucap kalimat demi kalimat yag sudah anda baca dari awal hingga ini.

“Bayi kecil jangan kau menangis”

Bayi kecil tak bedosa jangan kau menangis…

Ayahmu tak ada di sini…

Hanya bunda sendiri tengankan jika kau menangis…

Bayi mungil yang lucu tertawalah kau selalu biarkan ibu bangga dengan kau berada di sini…

Meski kau terlahir tidak seperti yang lain tetap kau yang dihati bunda selalu sejati…

Anak kecil yang manis besar harap bunda kau kan dewasa menjadi sandaran bunda saat tua nanti…

Jangan kau kuatir bunda bisa menjadi ibu sekaligus ayah untuk mu…

 Meski terdengar aneh bunda siap jalani dan membesarkan mu hingga kau dewasa nanti…

 Anak ku Stenlly yang ku sayangi maafkan bunda tak bisa membuatmu merasakan bagaimana kasih seorang ayah…

Oleh Stenlly…

“Ujian iman tidak akan pernah membahayakan anda selama cobaan itu Tuhan yang mengijinkannya terjadi”
Mama : Eva Surhati Ladee…

#TEN94

.

Berita Terkait

Tawa Kebahagiaan XII ¹ Bersama Sang Guru di  Ruangan Biologi
Dibalik Tegasnya Ibu Laura,S.Pd
Bunga Di tengah Badai
Terima Kasih, Pak Karoma Bapak Wali Kelas Kami, XII¹
CITA-CITA KU DI MASA DEPAN
SEMENJAK MAMA DAN PAPA KU BERPISAH
Mengecewakan
Aku dan Bayangan Diri

Berita Terkait

Minggu, 5 Oktober 2025 - 20:00 WIB

Staf Pengamanan Lapas Padangsidimpuan Intensifkan Kontrol Kamar Hunian untuk Antisipasi Gangguan Kamtib Dan Tegakkan Tata Tertib

Minggu, 5 Oktober 2025 - 17:05 WIB

Prajurit Yonif TP 855/RD Laksanakan Penanaman Padi di Desa Pangur, Wujud Nyata Dukungan Program Ketahanan Pangan Nasional

Minggu, 5 Oktober 2025 - 16:49 WIB

Kapolres Pidie Jaya bersama Forkopimda Pidie dan Pidie Jaya, Hadiri Upacara HUT TNI ke-80, Wujud Sinergi TNI–Polri

Minggu, 5 Oktober 2025 - 14:48 WIB

Perbakin Aceh Utara dan Vinca Farm Gelar Safari Berburu Hama Dukung Ketahanan Pangan

Minggu, 5 Oktober 2025 - 13:42 WIB

Kodim 0113/ Gayo Lues Gelar Upacara HUT Ke-80 TNI Berlangsung Khidmat Dan Penuh Semangat Kebangsaan

Minggu, 5 Oktober 2025 - 13:36 WIB

Ketahanan Pangan: Yonif TP 855/RD Terus Genjot Lahan Pertanian dan Peternakan untuk Kebutuhan Satuan

Minggu, 5 Oktober 2025 - 12:18 WIB

Serda Rano Karno Jalin Keakraban Bersama Warga Desa Uning Pune

Minggu, 5 Oktober 2025 - 12:14 WIB

Babinsa Posramil Dabungelang Bantu Petani Panen Jagung

Berita Terbaru