Pimpinan Dayah Fathul Ainiyah Al Aziziyah, (Cot Lipah), Gampong Dayah Baroh, Ulim – Pidie Jaya
Ulama Kharismatik Pewaris Tradisi Ilmu Warisan Ulama Aceh
Sosok Ulama yang Menyambung Cahaya Ilmu
Di antara deretan nama ulama Aceh yang memiliki pengaruh besar dalam pendidikan dan dakwah, Tgk. H. Munir A. Jalil, yang lebih dikenal dengan sapaan Waled Cot Lipah, merupakan figur istimewa yang tidak hanya dikenal karena kelembutan dan kharismanya, tetapi juga karena perannya sebagai penerus estafet keilmuan di Dayah Cot Lipah—sebuah lembaga pendidikan Islam yang telah berusia hampir satu abad.
Waled merupakan alumni Dayah MUDI Mesra Samalanga, tempat beliau menuntut ilmu agama secara mendalam. MUDI telah lama menjadi pusat pembelajaran kitab kuning yang sangat disegani, dan banyak melahirkan ulama-ulama besar Aceh. Di sanalah Waled membangun fondasi ilmu, adab, dan visi keulamaan yang kemudian menjadi pilar perjuangan beliau di masa depan.
Sejarah Singkat Dayah Cot Lipah
Dayah Cot Lipah bukanlah lembaga baru. Berdasarkan penuturan Abiya Cot Lipah Tgk. Azmi, dayah ini didirikan pada tahun 1928 oleh ulama besar setempat, Abusyik Waled Tgk. Muhammad Adam.
Pada masa awalnya, dayah ini hanya dikenal dengan nama Dayah Cot Lipah, yang menjadi pusat keilmuan agama dan tempat masyarakat menimba ilmu syar’i dengan tradisi khas dayah Aceh.
Setelah wafatnya Abusyik , kepemimpinan dayah dilanjutkan oleh sosok yang sangat disegani, yaitu Ummi Waled Tgk. Hj. Ti Maryam, istri dari pendiri dayah. Beliau memimpin selama satu dekade penuh, dari menjaga kesinambungan pendidikan dan aktivitas keagamaan di tengah keterbatasan dan tantangan zaman.
Kepulangan dan Kepemimpinan Waled
Pada tahun 1992, sekembalinya dari menuntut ilmu di Dayah MUDI Mesra, Tgk. H. Munir A. Jalil mengambil alih kepemimpinan Dayah Cot Lipah. Di tangan beliau, dayah ini memasuki babak baru.
Dengan penuh kesadaran akan pentingnya reformasi administratif dan identitas kelembagaan, Waled kemudian mengubah nama resmi dayah menjadi Dayah Fathul Ainiyah Al Aziziyah, tanpa menghilangkan akar sejarahnya. Nama baru ini mencerminkan cita-cita besar beliau dalam mengembangkan lembaga pendidikan yang terbuka terhadap kemajuan namun tetap teguh dalam nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah.
Di bawah kepemimpinan Waled, dayah mengalami banyak perkembangan, baik dari sisi kurikulum, jumlah santri, maupun pengaruh sosial keagamaan di masyarakat. Waled membina para santri dengan penuh kesabaran, menanamkan pentingnya adab sebelum ilmu, serta membentuk kepribadian santri sebagai kader ulama dan pemimpin umat di masa depan.
Waled dan Keteladanan Hidupnya
Waled Cot Lipah dikenal sebagai sosok yang hidup bersahaja. Meski memimpin dayah besar dan dihormati oleh masyarakat luas, beliau tetap menampilkan diri sebagai pribadi yang rendah hati, tidak berjarak dengan siapapun, dan selalu memberikan ruang nasihat dan doa kepada siapa saja yang datang ke rumah atau dayahnya.
Kharismanya tidak dibangun dengan wibawa buatan, melainkan lahir dari konsistensi ibadah, keikhlasan pengabdian, dan ketulusan dalam membimbing umat. Banyak tokoh masyarakat, ulama muda, dan pemuda dari berbagai daerah datang untuk bersilaturahmi, meminta petuah, atau sekadar menenangkan hati di tengah gemuruh dunia.
Waled juga aktif mengisi berbagai majelis ilmu, pengajian rutin, hingga ceramah peringatan hari besar Islam. Dalam setiap ceramahnya, beliau selalu menekankan pentingnya menjaga aqidah, memperbaiki niat, dan menjadikan ilmu sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Warisan Intelektual dan Spiritualitas
Dayah Fathul Ainiyah Al Aziziyah saat ini telah menjadi pusat pendidikan Islam yang diperhitungkan di Pidie Jaya dan kawasan pesisir timur Aceh. Selain menanamkan penguasaan kitab kuning, dayah ini juga membekali santri dengan wawasan keummatan dan kesadaran sosial. Santri diajarkan untuk menjadi bagian dari solusi umat, bukan sekadar penghafal teks, tetapi juga pelaksana nilai-nilai Islam dalam kehidupan.
Kepemimpinan Waled yang mengedepankan keseimbangan antara ilmu dan adab, antara akidah dan akhlak, menjadikan dayah ini sebagai tempat pembentukan karakter ulama masa depan.
Penutup
Di usianya yang semakin matang, Waled Tgk. H. Munir A. Jalil terus melanjutkan amanah besar ini dengan keteguhan hati. Beliau bukan sekadar pewaris dari pendiri dayah, tetapi juga penjaga ruh keilmuan yang diwariskan sejak 1928 hingga kini. Di tengah dunia yang terus berubah, Waled tetap menjaga nyala lentera ilmu dan iman dari Cot Lipah untuk Aceh dan Nusantara.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan keberkahan, kesehatan, dan perlindungan kepada beliau, serta menjadikan dayah ini terus melahirkan generasi penerus yang alim dan berakhlak mulia.
Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.
Penulis : Jailani,S.Sos (Jurnalis Timelines iNews Investigasi)
Mohon koreksi jika ada yg keliru dalam penulisannya.