TLii | SUMUT |Asahan, Pelaksanaan Bimbingan Teknis (Bimtek) perangkat desa se-Kabupaten Asahan yang berlangsung di Hotel Danau Toba Internasional, resmi berakhir hari ini, Senin (28/4/2025).
Namun di balik kegiatan ini, muncul dugaan kuat bahwa Bimtek tersebut tidak murni bertujuan meningkatkan “Rencana Pembangunan desa”, melainkan menjadi sarana korupsi berjemaah yang dilakukan secara terstruktur, masif, dan sistematis. Lembaga penyelenggara, bekerja sama dengan Apdesi dan dinas terkait, disebut-sebut sebagai pihak yang paling diuntungkan.

Sementara itu, slogan efisiensi anggaran yang gencar dikampanyekan oleh Presiden RI Prabowo-Gibran justru dinilai publik hanya sekadar isapan jempol. “Apa yang terjadi di lapangan jauh dari semangat efisiensi. Ini hanya akal-akalan untuk menguras dana desa,” ungkap seorang sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Upaya media untuk mengkonfirmasi kegiatan ini menemui jalan buntu. Pihak pelaksana berinisial DD tidak merespons panggilan telepon maupun pesan WhatsApp yang dikirimkan ke nomor pribadinya. Ketertutupan informasi ini memperkuat dugaan adanya hal-hal yang disembunyikan dari publik.

“Kalau kegiatannya benar, kenapa harus takut terbuka?” tambah sumber tersebut.
Kondisi ini seharusnya menjadi perhatian serius aparat penegak hukum, baik dari kepolisian maupun kejaksaan, untuk membuktikan integritas mereka di hadapan masyarakat.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari dinas terkait. Media akan terus memantau dan memperbarui informasi terkait perkembangan kasus ini. Tim Redaksi


































