TIMELINESINEWS-INVESTIGASI.com | YOGYAKARTA – Semangat kepedulian terhadap lanjut usia (lansia) diwujudkan oleh dosen Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta (Unjaya) dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta melalui kegiatan penyerahan aset hibah dan Pelatihan Interpersonal Training Skill (ITS) bagi kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lansia Hidayah, Padukuhan Wonocatur, Banguntapan, Bantul.
Program ini merupakan bagian dari Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM-KM) hibah dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM), Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang), Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) tahun anggaran 2025.
Program PkM ini dilaksanakan melalui tiga tahap utama:
17 Juni 2025: Sosialisasi dan pengenalan tim pengabdi kepada para kader dan mitra.
5 Juli 2025: Pelatihan penggunaan alat kesehatan untuk kader Posyandu Lansia.
19 Juli 2025: Implementasi pelatihan ITS sekaligus penyerahan aset hibah di lokasi Posyandu Lansia Hidayah, yaitu di rumah Asnawi Wusono Mulyo dan Niamah.
Kegiatan ini dihadiri Ketua Posyandu Lansia Hidayah Iim Thoyimah serta mendapat dukungan penuh dari Ketua LPPM Unjaya, Dr. Bdn. Tri Sunarsih, S.ST., M.Kes.
Tim pelaksana terdiri dari kolaborasi multidisipliner lintas universitas:
Unjaya: Muhammad Erwan Syah, S.Psi., M.Psi., Psikolog (Prodi Psikologi) dan Novita Nirmalasari, Ns., M.Kep. (Prodi Keperawatan).
UAD: Dr. Nurul Hidayah, S.Psi., M.Si., Psikolog (Fakultas Psikologi).
Berbagai aset diserahkan guna menunjang operasional Posyandu Lansia Hidayah, meliputi: papan nama Posyandu Lansia Hidayah, rak kartu posyandu lansia, poster langkah posyandu, kertas langakah posyandu, akrilik langkah posyandu, buku lembar balik hipertensi, buku lembar balik lansia, buku modul pelatihan ITS, buku modul penggunaan alat kesehatan sederhana, kartu posyandu lansia, papan kayu tinggi badan.
Alat kesehatan: sphygmomanometer digital (alat ukur tekanan darah), timbangan badan digital dan microtoise (alat ukur tinggi badan), alat pemeriksaan kadar gula darah, kolesterol dan asam urat beserta strip gula darah, asam urat dan kolesterol serta kelengkapan sarung tangan, jarum lancet, alcohol swab dan baterai.
Aset tersebut diharapkan mampu memperkuat kapasitas kader dalam melakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, suhu tubuh serta menyampaikan hasil pemeriksaan melalui pendekatan psikoedukatif kepada lansia dan keluarga.
Muhammad Erwan Syah menuturkan, dibentuknya posyandu lansia merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesehatan lansia. Bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup para lansia melalui pelayanan kesehatan yang terjangkau, berkelanjutan dan berbasis masyarakat.
Menurut Muhammad Erwan Syah, program ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan komunikasi efektif kader dalam melayani lansia secara lebih empatik dan profesional.
“Pelatihan ITS ini merupakan ikhtiar kami mendukung kader posyandu menjadi penggerak utama layanan kesehatan lansia. Kegiatan pendampingan implementasi ITS ini juga bertujuan untuk mendampingi kader posyandu ketika cek berat badan, tinggi badan, suhu badan dan status kesehatan lansia,” ujar Muhammad Erwan Syah.
Program ini sejalan dengan Asta Cita nasional dalam membangun masyarakat sehat dan sejahtera. Posyandu lansia tidak hanya sekadar tempat pemeriksaan kesehatan rutin, tetapi juga menjadi wahana komunikasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat.
“Posyandu Lansia berperan strategis dalam meningkatkan usia produktif lansia, mendekatkan layanan kesehatan serta memperkuat peran keluarga dan masyarakat sebagai dukungan keluarga/psikososial dan psikoedukasi,” tambahnya.
Psikoedukasi ini bertujuan untuk menyampaikan hasil pemeriksaan saat posyandu lansia dan kader posyandu menyampaikan informasi kesehatan dasar, tahap tumbuh kembang lansia dan pola makan untuk disampaikan saat kegiatan posyandu lansia.
Harapannya dengan dilakukannya psikoedukasi ini kader posyandu mampu mengimplementasikan ITS untuk mewujudkan kader prima.
Dengan pelatihan interpersonal dan bantuan aset yang tepat guna, kader Posyandu Lansia Hidayah tentunya kini lebih siap menjalankan perannya sebagai pelayan kesehatan masyarakat.
Mereka bukan hanya relawan, melainkan garda terdepan dalam menjaga kesehatan lansia dengan semangat kebersamaan dan empati.
Dari pelatihan dan pendampingan yang dilakukan, mitra Posyandu Lansia Hidayah memperoleh lima manfaat utama:
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan komunikasi efektif kader.
Penerapan komunikasi dalam layanan posyandu dan psikoedukasi.
Transfer pengetahuan kepada generasi kader berikutnya.
Pemahaman kolektif tentang perkembangan lansia dan dukungan keluarga.
Pemanfaatan aset hibah secara optimal untuk mendukung kegiatan posyandu.
Program ini menjadi contoh konkret bagaimana sinergi akademisi dan masyarakat menghasilkan dampak berkelanjutan.
Para dosen dan mahasiswa berharap kegiatan ini menjadi inspirasi bagi komunitas lain untuk lebih peduli terhadap pelayanan kesehatan lansia.
“Lebih dari sekadar kegiatan pengabdian, ini adalah panggilan untuk membangun kesadaran kolektif akan pentingnya komunikasi empatik dalam merawat lansia,” ungkapnya. ***