TLii | Banda Aceh, 19 Juli 2025 – Dalam upaya memperkuat sistem keamanan nasional dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman terorisme, Komando Daerah Militer Iskandar Muda (Kodam IM) bersama PT Angkasa Pura Indonesia Kantor Cabang Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), serta sejumlah stakeholder lainnya, menggelar Latihan Penanggulangan Terorisme (Gultor) di area strategis Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar.
Latihan gabungan ini melibatkan personel dari berbagai satuan elit Kodam IM, antara lain Yonif 112/Dharma Jaya, Yonif 117/Ksatria Yudha, Yonzipur 16/Dhika Anoraga, serta satuan khusus TNI Angkatan Udara, yakni Kopasgat. Skenario latihan difokuskan di area Stand Parking 18 Bandara SIM dengan simulasi kondisi darurat yang merepresentasikan penyanderaan pesawat komersial oleh kelompok teroris.Dalam latihan ini, pasukan gabungan menjalankan rangkaian aksi taktis, termasuk pendeteksian ancaman, penguasaan situasi krisis, pengamanan perimeter, negosiasi terbatas, serta evakuasi sandera yang dilakukan secara cepat, terkoordinasi, dan penuh presisi.
Panglima Kodam Iskandar Muda, Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, M.Tr.(Han), yang hadir langsung menyaksikan jalannya latihan, menyampaikan apresiasinya terhadap sinergi antarsektor yang terbangun dalam pelaksanaan kegiatan ini. Ia menegaskan bahwa latihan semacam ini merupakan bentuk nyata dari pembinaan kemampuan operasional prajurit dalam menghadapi dinamika ancaman non-konvensional.
> “Latihan Gultor ini bukan sekadar latihan teknis, melainkan ujian mental, kesiapan strategi, dan kekompakan semua unsur pengamanan dalam menghadapi ancaman yang tidak terduga. Objek vital seperti bandara adalah simbol kedaulatan dan urat nadi mobilitas nasional. Kita tidak boleh lengah,” tegas Mayjen TNI Niko Fahrizal.
Menurut Pangdam, latihan ini juga menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam menjaga keamanan wilayah, mengingat potensi ancaman yang semakin kompleks, multidimensional, dan bersifat asimetris. TNI, ujarnya, tidak bisa bekerja sendiri.
> “Sinergitas antara TNI, pengelola bandara, aparat keamanan lain, dan unsur sipil menjadi fondasi utama dalam sistem pertahanan negara. Bandara adalah titik rawan yang harus dijaga dengan pengamanan berlapis dan respons cepat,” ungkapnya.
Ia pun menginstruksikan kepada seluruh peserta untuk menjadikan latihan ini sebagai media pembelajaran dan refleksi, sekaligus ajang meningkatkan keterampilan dan soliditas tim.
> “Saya bangga atas semangat kalian semua. Kalian bukan hanya prajurit bersenjata, tapi juga simbol harapan rakyat. Teruslah berlatih dan jadilah garda terdepan dalam menjaga kedamaian negeri ini,” tambahnya.
Latihan ini sekaligus menjadi bukti nyata komitmen Kodam IM dalam menjaga stabilitas dan keamanan Provinsi Aceh, serta peran strategis TNI sebagai pelindung rakyat dan penjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ke depan, Kodam IM bertekad untuk terus menggelar latihan serupa secara rutin dan berjenjang, guna membentuk prajurit yang tangguh, adaptif, dan profesional.
Melalui kegiatan ini, TNI kembali menegaskan eksistensinya sebagai kekuatan yang senantiasa hadir di tengah masyarakat—siap siaga, penuh dedikasi, dan berdiri paling depan saat ancaman datang mengusik damai Tanah Air.