TLii. >> Pidie Jaya — Di tengah semaraknya pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-XXXVII Provinsi Aceh di Kabupaten Pidie Jaya, ada kisah lain yang tak kalah menyentuh dari balik hiruk-pikuk arena perlombaan. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pidie Jaya menjadi saksi dedikasi tanpa henti para tenaga medis yang siaga melayani para kafilah dengan sepenuh hati.
Hingga Selasa (4/11/2025), sebanyak 41 orang peserta dan pendamping kafilah dari berbagai kabupaten/kota di Aceh telah mendapatkan perawatan dan pengobatan di RSUD Pidie Jaya. Mereka datang dengan keluhan beragam — mulai dari demam, nyeri perut, hingga kelelahan akibat padatnya jadwal dan cuaca yang berubah-ubah.
“Sebagian besar pasien mengalami kelelahan fisik. Namun Alhamdulillah, semuanya kami tangani dengan cepat dan penuh perhatian,” ujar dr. Cut Fera Rachmawati, MKed (Ped). SpA, Wakil Direktur Pelayanan Medis RSUD Pidie Jaya, yang ditemui TimelinesiNews bersama Zuhra Alfianda, SH.MKM, Wadir Penunjang, Selasa siang.
Menurut dr. Cut Fera, pihaknya telah menyiapkan pelayanan prima sesuai arahan langsung Bupati Pidie Jaya agar setiap kafilah mendapat penanganan terbaik. “Setiap pasien langsung ditangani dokter spesialis sesuai kondisinya. Kami ingin mereka merasa seperti di rumah sendiri,” ungkapnya penuh empati.
Sementara itu, Zuhra Alfianda menambahkan, ruangan dan kamar khusus dengan fasilitas lengkap telah disediakan bagi kafilah yang membutuhkan rawat inap. “Kami ingin menunjukkan bahwa Pidie Jaya bukan hanya tuan rumah yang baik di arena MTQ, tetapi juga dalam pelayanan kemanusiaan,” ujarnya.
Dari ruang rawat, terdengar kisah haru dari Zulrahmat, pendamping kafilah asal Kabupaten Simeulue, yang menemani rekannya dirawat. “Kami tidak menyangka sambutan dan pelayanan di sini begitu hangat. Dokternya ramah, perawatnya cepat tanggap. Terima kasih Pidie Jaya,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
MTQ bukan hanya ajang berlomba dalam syiar Al-Qur’an, tetapi juga wadah mempererat ukhuwah dan kepedulian. Dan di RSUD Pidie Jaya, nilai-nilai itu hidup nyata — di setiap senyum perawat, langkah dokter, dan doa yang terlantun di antara detak mesin medis. (JN)






































