Sekretaris Jendral Partai Aceh Abu Razak (Foto : Istimewa)
TIMELINES INEWS INVESTIGASI | ACEH
Banda Aceh – Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, Aceh kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya.
Kamaruddin Abubakar atau Abu Razak, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Aceh dan Ketua KONI Aceh, berpulang ke Rahmatullah di Mekkah, Rabu, 19 Maret 2025 pukul 06.00 waktu Arab Saudi.
Kepergian beliau menjadi duka mendalam bagi keluarga besar Partai Aceh, Komite Peralihan Aceh (KPA), dan masyarakat Aceh yang mengenalnya sebagai sosok pemimpin yang tulus dan penuh tanggung jawab.
Pejuang Sejati, Pemimpin Sejati
T. Emi Syamsyumi alias Abu Salam, Ketua KPA Wilayah Luwa Nanggroe, mengungkapkan bahwa Abu Razak bukan hanya seorang politisi, tetapi juga seorang pejuang yang selalu mengedepankan kepentingan Aceh.
“Almarhum sangat peduli dengan masa depan Aceh. Sejak masa perjuangan hingga pasca-damai, beliau selalu berada di garis depan, memastikan Aceh tetap berdaulat dan rakyatnya sejahtera,” ujar Abu Salam.
Sebelum terjun ke politik, Abu Razak adalah salah satu komandan tertinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Ia merupakan Panglima Komando Operasi (Pangkoops) GAM yang disegani. Jejak perjuangannya bermula sejak tahun 1987-1988 ketika ia dikirim ke Libya untuk mendapatkan pelatihan militer di Kamp Tazura, Tripoli.
Di sana, ia dididik langsung oleh almarhum Paduka Yang Mulia (PYM) Wali Negara Aceh, Teungku Chik Di Tiro Hasan bin Muhammad.
Sejak itu, namanya selalu berada dalam lingkaran strategis perjuangan Aceh. Setelah perdamaian tercapai melalui Perjanjian Helsinki 2005, Abu Razak tidak pernah berhenti berjuang.
Ia ikut mendirikan Partai Aceh, wadah politik yang menjadi representasi perjuangan GAM di jalur demokrasi.
Kesetiaan Seorang Sahabat, Duka Seorang Pemimpin
Kepergian Abu Razak juga meninggalkan luka mendalam bagi Muzakir Manaf (Mualem), mantan Panglima GAM sekaligus Ketua Umum Partai Aceh.
Dalam pidatonya di pelantikan Bupati Aceh Timur hari ini, bertepatan dengan 19 Ramadhan 1446 H, Muallem tak mampu menyembunyikan kesedihannya.
“Beliau bukan hanya rekan seperjuangan, tetapi juga sahabat setia. Kami bersama sejak zaman perjuangan, melewati masa-masa sulit, dan kini beliau telah lebih dulu pergi. Aceh kehilangan pemimpin besar, seorang pejuang yang hingga akhir hayatnya tetap berbakti kepada rakyat,” ujar Muallem dengan suara bergetar.
Jenazah Abu Razak akan dikebumikan di Mekkah, sebuah kehormatan bagi seorang pejuang yang telah mengabdikan hidupnya untuk Aceh. “Semoga Allah mengampuni segala dosanya dan menempatkan beliau di sisi-Nya,” tutup Mualem.
Duka ini bukan hanya milik keluarga besar GAM dan Partai Aceh, tetapi juga seluruh rakyat Aceh.
Seorang pemimpin sejati telah pergi, namun perjuangan dan warisannya akan tetap hidup di hati mereka yang pernah bersamanya.
Selamat jalan, Abu Razak. Aceh bersaksi atas perjuanganmu.