Time Lines INews Investigasi | Blangkejeren, Gayo Lues – Kang Juna
Banyak atlet dan masyarakat masih keliru dalam menangani cedera olahraga. Salah satu kesalahan umum adalah langsung melakukan pemijatan (sport massage) setelah mengalami cedera dengan harapan cepat pulih. Padahal, menurut Arwin Adami, S.Pd, seorang Therapist Massage Cedera Olahraga asal Gayo Lues, tindakan tersebut justru berisiko memperburuk kondisi jaringan tubuh.
> “Pada kasus pasca cedera kurang dari dua hari, saya melarang keras atlet untuk langsung dipijat. Itu bisa menyebabkan pembengkakan makin parah, perdarahan jaringan, bahkan robekan otot atau ligamen,” ujar Arwin kepada Media Seputar Gayo Lues, Selasa (7/10/2025).
Dampak Bahaya Pemijatan Dini
Arwin menjelaskan bahwa dalam 48 jam pertama setelah cedera, tubuh sedang berada pada fase inflamasi atau peradangan alami. Pada masa ini, sel-sel tubuh bekerja memperbaiki jaringan yang rusak. Tekanan dari pijatan justru bisa mengacaukan proses penyembuhan tersebut.
“Pemijatan di area yang masih bengkak akan merusak jaringan di sekitar sendi dan memicu reaksi peradangan yang lebih luas,” ungkapnya.
Karena itu, Arwin menegaskan pentingnya menghindari segala bentuk pemijatan, urut tradisional, atau manipulasi sendi selama fase awal cedera, terutama jika masih tampak bengkak, nyeri, atau memar.
Gunakan Metode RICE
Sebagai gantinya, Arwin menyarankan masyarakat dan atlet menggunakan metode penanganan awal cedera yang dikenal sebagai RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation).
1. Rest (Istirahat): Hentikan aktivitas pada bagian tubuh yang cedera agar tidak memperparah kerusakan jaringan.
2. Ice (Kompres Es): Tempelkan es selama 15–20 menit secara berkala untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.
3. Compression (Kompresi): Balut area cedera menggunakan perban elastis atau kinesiotaping agar tekanan terjaga dan sirkulasi stabil.
4. Elevation (Posisi Tinggi): Letakkan bagian tubuh yang cedera lebih tinggi dari posisi jantung agar pembengkakan cepat mereda.
“Metode ini sebaiknya dilakukan selama dua sampai tiga hari. Jika sudah tidak ada lagi pembengkakan atau peradangan, barulah bisa dilakukan sport massage untuk mempercepat pemulihan,” jelas Arwin.
Penjelasan Ilmiah dan Pendekatan Modern
Menurut sejumlah literatur medis seperti The Sport Journal dan Physio-Pedia, fase inflamasi adalah bagian penting dari penyembuhan. Tubuh membutuhkan waktu untuk mengirimkan sel-sel imun dan memperbaiki jaringan yang rusak. Oleh karena itu, tindakan seperti pemijatan atau penggunaan es secara berlebihan dapat mengganggu proses alami tersebut.
Beberapa pakar fisioterapi kini mengembangkan pendekatan baru seperti POLICE (Protection, Optimal Loading, Ice, Compression, Elevation) atau PEACE & LOVE, yang menekankan perlindungan, beban ringan, dan edukasi pasien dibandingkan istirahat total.
“Pendekatan modern tidak hanya berfokus pada diam dan kompres, tapi juga gerakan ringan agar sirkulasi darah tetap berjalan. Namun tetap, pijatan baru boleh dilakukan bila kondisi sudah aman,” tambah Arwin.
Kapan Pemijatan Diperbolehkan
Arwin menuturkan bahwa sport massage tetap memiliki manfaat besar bila dilakukan pada waktu yang tepat. Pemijatan membantu melancarkan sirkulasi darah, mengurangi ketegangan otot, dan mempercepat pemulihan fungsi sendi—namun hanya setelah pembengkakan dan inflamasi benar-benar hilang.
“Kalau cedera sudah stabil, silakan datang ke tempat massage favorit, tapi tetap dengan penanganan yang benar dan oleh terapis yang paham anatomi tubuh,” ujarnya.
Edukasi untuk Atlet dan Masyarakat
Sebagai praktisi yang aktif menangani cedera atlet di Gayo Lues, Arwin berharap edukasi ini dapat dipahami oleh masyarakat luas, terutama pelatih dan pemain sepak bola di tingkat desa maupun kabupaten.
“Banyak cedera ringan yang sebenarnya bisa pulih dalam beberapa hari, tapi malah jadi berat karena salah urut. Jadi pahami dulu tahapannya, baru ambil tindakan,” tegasnya.
Arwin menutup dengan pesan penting bagi para atlet dan pelatih:
> “Gunakan logika medis. Jangan buru-buru diurut. Biarkan tubuh menjalani proses pemulihan alami dulu. Setelah dua atau tiga hari, kalau sudah tidak bengkak, barulah boleh dilakukan pemijatan.”
Ia juga menegaskan bahwa setiap metode pemulihan harus disesuaikan dengan kondisi tubuh dan kepercayaan masing-masing individu.
Profil Narasumber:
Nama: Arwin Adami, S.Pd
Profesi: Therapist Massage Cedera Olahraga
Waktu Wawancara: Selasa, 7 Oktober 2025
Lokasi: Studio Seputar Gayo Lues
Topik: Penanganan Cedera Olahraga dan Larangan Pemijatan Dini