TLii|SUMUT|Pematangsiantar, 3 Agustus 2025 – HKBP Sintanauli menggelar kegiatan Parheheon Kategorial yang melibatkan seluruh lapisan jemaat, mulai dari Sekolah Minggu, Remaja/Naposo, Ama, Ina hingga Lansia. Kegiatan yang berlangsung pada Minggu, 3 Agustus 2025 ini menjadi momentum untuk mempererat kebersamaan serta meneguhkan panggilan hidup Kristen yang sejati di tengah zaman yang terus berubah.
Dengan mengusung thema dari Roma 12:2, yaitu:
“Jala unang gabe sarombang hamu dohot portibi on; alai gabe imbaru ma hamu, dung muba pingkiranmuna, asa tau hamu manimbangi lomo ni roha ni Debata, i ma na uli, na hinalashonna dohot na sun denggan,”
(Roma 12:2 – Bahasa Batak Toba)
jemaat diajak untuk tidak lagi menyerupai cara hidup dunia, tetapi diperbarui dalam pola pikir agar dapat memahami dan hidup dalam kehendak Allah yang benar.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Uluan HKBP Sintanauli, Pdt. Frans Jogi Sidabutar, STM, yang dalam khotbahnya menekankan pentingnya transformasi hidup setiap warga gereja agar menjadi terang dan garam di tengah masyarakat.
“Transformasi iman bukan hanya soal berubah secara lahiriah, tapi perubahan dari dalam hati dan cara berpikir. Inilah yang menjadi dasar kekuatan gereja menghadapi tantangan zaman,” tegas Pdt. Sidabutar dalam pesan rohaninya.
Acara berjalan dengan penuh antusias dan semangat kekeluargaan. Setiap kategorial menampilkan berbagai kreativitas dan persembahan pujian yang mencerminkan semangat melayani. Kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi iman bagi generasi muda dan ruang berbagi kasih antar jemaat lintas usia.
Panitia pelaksana yang diketuai oleh Hirengson Harianja, bersama Sekretaris Friska Damanik dan Bendahara Rotua Siahaan, menyampaikan terima kasih atas dukungan seluruh jemaat yang telah ikut berpartisipasi.
“Kami bersyukur acara ini dapat berjalan dengan lancar dan penuh sukacita. Ini adalah hasil kerja bersama seluruh warga jemaat yang rindu untuk terus bertumbuh dalam iman,” ujar Hirengson Harianja.
Dengan selesainya kegiatan ini, HKBP Sintanauli berharap semangat transformasi yang diangkat dalam thema tidak berhenti pada acara seremonial, tetapi benar-benar diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari oleh setiap warga jemaat.(Han)




































