TimelinesiNews__
Pidie Jaya, 23 Oktober 2025 —
Pagi itu, matahari baru saja naik di langit Meureudu. Udara masih sejuk, embun belum sepenuhnya hilang dari dedaunan di halaman Kantor Bupati Pidie Jaya. Dari arah gerbang, satu per satu mobil dan sepeda motor datang membawa rombongan keuchik terpilih, camat, dan para tamu undangan. Suasana tampak ramai namun tertib — penuh semangat dan kebanggaan.
Di lantai III Aula Cot Trieng I, cahaya matahari menembus jendela besar, menyinari barisan kursi dan ruangan pelantikan yang telah dihiasi dengan nuansa khas, Tepat pukul 09.00 WIB, sebanyak 81 keuchik terpilih dari delapan kecamatan memasuki ruangan dengan langkah mantap dan wajah penuh haru.
Mereka berdiri tegak, menunggu detik penting dalam hidup mereka: mengucap sumpah jabatan di hadapan Bupati Pidie Jaya, H. Sibral Malasyi, MA., S.Sos., ME, didampingi Wakil Bupati Hasan Basri, ST., MM.
Lantunan ayat suci Al-Qur’an membuka acara dengan khidmat. Hening seketika menyelimuti ruangan. Beberapa keuchik menunduk, air mata mengalir pelan — tanda rasa syukur sekaligus kesadaran akan beratnya amanah yang kini mereka pikul.
Pagi Demokrasi di Gampong
Pelantikan ini merupakan gelombang perdana hasil Pemilihan Keuchik Serentak Tahun 2025 di Kabupaten Pidie Jaya. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Nomor 429 Tahun 2025, ke-81 keuchik tersebut kini resmi memimpin gampong masing-masing — dari Bandar Dua hingga Bandar Baru.
Hadir dalam upacara pagi itu, jajaran Forkopimda Kabupaten Pidie Jaya, Ketua DPRK, Kapolres, Dandim 0102/Pidie–Pidie Jaya, Kajari, Ketua PN dan Mahkamah Syariah Meureudu, Sekda, para asisten, kepala SKPK, camat, dan tokoh masyarakat.
Bupati Sibral Malasyi membuka sambutannya dengan ucapan selamat dan rasa bangga yang mendalam kepada para keuchik yang baru dilantik. Namun kalimat berikutnya menghadirkan keheningan baru.
pesan moral yang menggugah hati.
“Memimpin gampong bukan hanya soal mengurus administrasi atau dana desa. Tapi tentang membangun kepercayaan, menjaga persaudaraan, dan menumbuhkan harapan di hati rakyat,” ujar Bupati dengan suara mantap namun penuh kelembutan.
Beliau menekankan bahwa pelantikan ini bukanlah seremonial semata, melainkan bukti nyata hidupnya demokrasi di tingkat akar rumput.
“Keuchik adalah wajah terdepan pemerintah. Dari tangan saudara, masyarakat akan menilai kehadiran negara. Maka pimpinlah dengan hati, dengan keikhlasan, dan dengan kejujuran,” tambahnya.
Pesan itu terasa menembus batin para keuchik. Di antara mereka, ada yang menatap Bupati dengan mata bergetar — seolah mengucap janji dalam diam.
Amanah di Bawah Cahaya Pagi
Ketika berita acara pelantikan ditandatangani dan doa bersama dilantunkan, sinar matahari semakin terang menerobos jendela aula. Cahayanya jatuh lembut di atas kepala para keuchik, seolah menjadi simbol restu dari langit atas amanah baru yang mereka emban.
Di tengah suasana itu, Tgk. Abdullah, keuchik dari Kecamatan Bandar Dua, tak kuasa menahan haru.
“Saya hanya anak petani. Hari ini saya berdiri di hadapan Bupati, disumpah untuk memimpin gampong. Ini bukan kebanggaan, tapi amanah yang berat. Semoga saya bisa jujur dan adil seperti pesan Pak Bupati,” ujarnya lirih dengan mata basah.
Sementara itu, di barisan tamu undangan, beberapa keluarga keuchik tampak tersenyum bangga. Ada yang menunduk berdoa, ada pula yang menatap panggung sambil menyeka air mata. Suasana menjadi pagi yang penuh makna — di mana doa, tanggung jawab, dan cinta tanah kelahiran berpadu.
Harapan Baru dari Gampong
Dalam penutup sambutannya, Bupati Sibral menyampaikan komitmen pemerintah daerah untuk terus memperkuat pembangunan berbasis gampong dan meningkatkan kapasitas aparatur desa.
“Semoga Allah SWT memberikan kekuatan, bimbingan, dan keberkahan kepada para keuchik yang baru dilantik. Dari gamponglah kesejahteraan rakyat dimulai,” tutup Bupati penuh keyakinan.
Sesi Foto Bersama: Pagi yang Abadi dalam Kenangan
Usai pelantikan, suasana berubah hangat dan penuh keakraban. Para keuchik, jajaran Forkopimda, serta pejabat daerah berfoto bersama di panggung utama. Sinar matahari pagi menambah indah momen itu, memantulkan cahaya keemasan di wajah-wajah penuh senyum.
Beberapa keuchik saling berpelukan dan saling memberi selamat, menandakan tekad untuk bersama-sama membangun Pidie Jaya dari gampong. Dari balik kamera, terdengar arahan fotografer, “Senyum, Bapak-Bapak!” — dan seketika, senyum itu menjadi simbol persaudaraan dan semangat baru.
Hari itu, Kamis pagi, 23 Oktober 2025, akan dikenang sebagai pagi yang melahirkan 81 pemimpin baru di Pidie Jaya — pemimpin yang diharapkan membawa kejujuran, keadilan, dan kesejahteraan ke setiap pelosok gampong.
“Jadilah pemimpin yang jujur, adil, dan berintegritas.”
Pesan Bupati itu menggema lembut di aula, dan mungkin, di dalam hati setiap keuchik yang melangkah pulang membawa amanah rakyatnya.
(Jailani Nurdin – TimelinesiNews)





































