KUTACANE (TimeNews Lines) — Sebanyak 250 peserta dari 16 kecamatan di Aceh Tenggara antusias mengikuti Kontes Buah Kakao 2025 yang digelar di Lapangan Pemuda Komplek Pelajar Babussalam, Kutacane, Minggu (26/10). Acara ini berlangsung meriah dengan suasana penuh semangat petani dan masyarakat yang memadati area perlombaan.
Bupati Aceh Tenggara, H.M. Salim Fakhry, S.E., M.M., secara resmi membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa kontes buah kakao ini merupakan langkah strategis untuk mengangkat kembali kejayaan kakao Aceh Tenggara yang telah lama dikenal di tingkat nasional bahkan dunia.
> “Kakao memiliki potensi besar di Aceh Tenggara dan sudah dikenal luas di dunia. Melalui kontes ini, kita ingin menemukan varietas terbaik yang lahir dari tanah kita sendiri,” ujar Bupati.
Menurutnya, ajang ini juga berperan penting dalam memotivasi petani mencari bibit unggul yang berkualitas tinggi, bernilai jual baik, serta berdaya saing di pasar nasional maupun internasional.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Aceh Tenggara, Riskan, S.P., M.M., melaporkan bahwa kegiatan ini bukan sekadar lomba adu mutu buah kakao, melainkan juga momentum untuk menyalakan kembali semangat para petani dalam mengembangkan komoditas unggulan daerah.
> “Kakao dari Aceh Tenggara sudah diakui kualitasnya. Saat ini kita menempati peringkat ke-9 nasional dan ke-50 dunia. Melalui kontes ini, kami ingin menemukan bibit unggul sekaligus menumbuhkan semangat baru agar petani terus menjaga mutu panennya,” ungkap Riskan optimistis.
Sebagai bentuk apresiasi, panitia menyiapkan total hadiah senilai Rp20 juta, meliputi uang tunai, sertifikat, dan bingkisan penghargaan bagi para pemenang.
Kontes buah kakao ini juga menjadi simbol penghargaan atas ketekunan petani yang telah bertahun-tahun menghadapi tantangan cuaca, hama, dan fluktuasi harga pasar demi menjaga cita rasa khas biji kakao Aceh Tenggara.
Menariknya, kegiatan ini diselenggarakan bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 dan diinisiasi oleh Kodim 0108/Aceh Tenggara bekerja sama dengan Dinas Pertanian. Kolaborasi antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat ini mengusung tema besar:
> “Mengukir Karya Menuju Aceh Tenggara Digdya,”
yang menggambarkan tekad daerah untuk membangun sektor pertanian yang mandiri, produktif, dan berdaya saing tinggi.
Sistem penilaian dibagi dalam empat zona :
Zona 1: Ketambe, Deleng Pokhisen, Badar, dan Babussalam
Zona 2: Lawe Bulan, Lawe Sumur, Bambel, dan Bukit Tusam
Zona 3: Darul Hasanah, Lawe Alas, Tanoh Alas, dan Babul Rahmah
Zona 4: Babul Makmur, Leuser, Lawe Sigala-Gala, dan Semadam
Setiap peserta diwajibkan membawa tiga buah kakao matang dari kebun sendiri disertai fotokopi KTP sebagai bukti keaslian hasil panen. Penilaian utama meliputi bentuk, ukuran, berat buah, serta mutu biji yang diukur dari jumlah dan bobot basahnya.
Sepuluh peserta terbaik dari setiap zona diseleksi oleh dewan juri untuk menentukan juara 1, 2, dan 3 di tingkat zonasi. Para juara ini kemudian akan berkompetisi di babak grand final guna memperebutkan gelar Juara Umum dan Juara Harapan.
Jurnalis: Fandi Ahmad
Editor: Kang Juna

































