Bukit Tusam, Aceh Tenggara – Jumat, 6 Juni 2025, Suasana haru dan semangat kebersamaan menyelimuti Desa Kerukunan, Kecamatan Bukit Tusam, Kabupaten Aceh Tenggara, pada Jumat pagi yang penuh berkah, 6 Juni 2025. Di tengah semilir angin pagi dan gema takbir yang masih terngiang dari malam sebelumnya, warga desa berkumpul di lapangan terbuka untuk menyaksikan pelaksanaan pemotongan hewan kurban dalam rangka Hari Raya Idul Adha 1446 H.
Tahun ini, panitia kurban mencatat pencapaian yang patut disyukuri. Sebanyak 5 ekor lembu dan 3 ekor kambing dikurbankan, yang seluruhnya berasal dari partisipasi 38 orang pekurban, semuanya warga Desa Kerukunan sendiri. Ini menjadi bukti nyata semangat gotong royong dan kepedulian sosial yang tetap tumbuh subur di tengah masyarakat.
Pembagian Merata untuk 243 WargaPanitia kurban telah menyiapkan sistem distribusi yang tertib dan adil melalui pembagian kupon kepada 243 warga, baik dari dalam desa maupun sekitar lingkungan terdekat. Proses pembagian berlangsung tertib, dengan antrian warga yang sabar menunggu giliran mereka. Tak hanya warga yang menerima daging, para pekurban juga turut hadir menyaksikan prosesi penyembelihan, sebagai bentuk refleksi dan ibadah yang khusyuk.


Menurut Sekretaris Desa Kerukunan, Jamaluddin, yang juga bertindak sebagai ketua pelaksana kegiatan, Idul Adha tahun ini menunjukkan peningkatan antusiasme warga untuk berpartisipasi. “Alhamdulillah, tahun ini kita bisa melaksanakan kurban lebih banyak dari tahun sebelumnya. Semoga tahun depan lebih banyak lagi warga yang ikut berkurban, dan kita bisa berbagi ke lebih banyak masyarakat,” ungkapnya penuh harap.
Kepala Desa: Kurban sebagai Simbol Kesatuan
Sementara itu, Kepala Desa Iskandar Muda menyampaikan apresiasinya atas kekompakan dan semangat gotong royong warganya. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa kurban bukan hanya ritual ibadah semata, melainkan juga simbol persatuan dan keikhlasan dalam berbagi. “Desa kita diberkahi dengan semangat kebersamaan yang luar biasa. Kurban ini bukan soal daging semata, tapi tentang kepedulian, tentang kita saling menguatkan,” ujarnya di hadapan para warga.
Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan makan siang sederhana di balai desa, sebagai wujud syukur dan pererat silaturahmi antar warga. Anak-anak berlarian di lapangan, para ibu berbincang akrab, dan para tokoh masyarakat duduk bersama — potret kehidupan desa yang penuh harmoni.
Idul Adha di Desa Kerukunan bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan sebuah momentum untuk merekatkan solidaritas dan mempertebal iman. Tahun depan, semangat itu diharapkan tumbuh lebih besar — lebih banyak hewan kurban, lebih luas distribusi, dan tentu, lebih erat ikatan antar warga.
(Kang Juna – Reporter)

































