TLii | ACEH | Gayo Lues – Kekecewaan mendalam dirasakan para wirausaha Kecamatan Pantan Cuaca terhadap Koperasi Jasa Pacu Gayo Perkasa (PGP), mitra resmi PT Gayo Mineral Resources (GMR), perusahaan tambang emas yang beroperasi di wilayah tersebut sejak sekitar dua tahun lalu.
Salah satu tujuan berdirinya koperasi sebagaimana dijanjikan adalah untuk mensejahterakan masyarakat Pantan Cuaca, di antaranya dengan cara membeli kebutuhan konsumsi seperti ikan, ayam, dan sayur-mayur dari pelaku usaha lokal. Namun, hingga kini janji itu dinilai tidak pernah terealisasi.

“Bukan soal harus belanja di toko saya, tapi jangan belanja dari kecamatan lain. Dari siapapun boleh, asal dari wirausaha Pantan Cuaca. Kenyataannya koperasi sampai hari ini tidak pernah belanja dari kami,” ujar Ud Suri, salah satu wirausaha lokal, kepada media. Minggu, 24 Agustus 2025.
Pemuda Pernah Sampaikan Tuntutan
Pada bulan Juni lalu, sekitar 40 pemuda gabungan dari beberapa desa di Pantan Cuaca mendatangi langsung kantor koperasi Pacu Gayo Perkasa. Dalam pertemuan itu, mereka menyampaikan dua tuntutan pokok:
1. Proses penerimaan tenaga kerja di PT GMR melalui koperasi harus dilakukan secara terbuka dan transparan.
2. Belanja konsumsi kebutuhan tambang harus diprioritaskan kepada wirausaha lokal Kecamatan Pantan Cuaca.
Pihak koperasi pada saat itu mengiyakan dan menyanggupi kedua tuntutan tersebut. Namun, menurut warga, hingga kini poin kedua terkait belanja konsumsi dari pelaku usaha lokal belum terlaksana dengan baik.
Kondisi ini menimbulkan tanda tanya besar di kalangan masyarakat. “Apakah koperasi takut kalau wirausaha lokal berkembang dengan baik, atau ada alasan lain? Kami tidak tahu,” ungkap salah seorang tokoh pemuda.
Kekecewaan itu kini berujung pada ancaman serius. Para wirausaha Pantan Cuaca menyatakan, jika tuntutan mereka terus diabaikan, maka mereka siap bergabung dengan barisan penolakan tambang yang sudah ada.
“Kalau kami tidak dihargai, maka wirausaha Pantan Cuaca akan bersatu dengan garis tolak tambang. Karena untuk apa ada koperasi kalau masyarakat lokal tidak diberdayakan,” tegas mereka.
Reporter Seputar Gayo mencoba mengkonfirmasi persoalan ini dengan menghubungi salah satu manajer PT GMR melalui WhatsApp Messenger dan juga telepon langsung. Namun, hingga berita ini diturunkan, pesan tidak dibalas dan panggilan tidak diangkat.
Sikap bungkam ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah pihak PT GMR menganggap sepele keluhan masyarakat Pantan Cuaca?
Masyarakat berharap komitmen awal pendirian koperasi sebagai mitra perusahaan benar-benar dijalankan, sehingga kehadiran tambang dapat memberikan manfaat nyata bagi kesejahteraan warga di daerah terdampak, bukan justru menambah polemik baru.
(Kang Juna)

































