TLii | ACEH | Blangkejeren – Suasana penuh harapan dan ketegangan terasa di Pendopo Bupati Gayo Lues pada Selasa (16/9/2025). Setelah melalui proses panjang dan aksi damai ratusan mahasiswa PSDKU Universitas Syiah Kuala (USK) Gayo Lues pada 26 Agustus lalu, akhirnya Bupati Suhaidi, S.Pd., M.Si bersama Wakil Bupati H. Maliki, SE., MAP menandatangani Surat Komitmen yang diserahkan langsung kepada Ketua BEM UNSYIAH PSDKU Gayo Lues, Indra Syahputra.
Tepuk tangan mahasiswa yang hadir mengiringi momen penyerahan tersebut. Surat yang dibubuhi meterai itu menjadi simbol bahwa suara mahasiswa tidak sia-sia, melainkan mendapat ruang dan tanggapan nyata dari pemerintah daerah.
Dalam dokumen tersebut, pemerintah berjanji untuk:
Pendidikan → menjamin keberlanjutan operasional PSDKU USK Gayo Lues, termasuk hibah daerah, transportasi umum, serta peningkatan fasilitas kampus.
Ekonomi → mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata sesuai RPJMK 2025–2029, serta menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok melalui TPID.
Kesehatan → meningkatkan kualitas pelayanan dan menekan angka stunting.
Pemerataan Pembangunan → memastikan pembangunan merata hingga ke pelosok.
Sosial → menyelesaikan konflik sosial di Puteri Betung dan Tungel Baru, serta memperkuat koordinasi antar pihak.
Selain itu, Pemkab menegaskan komitmen pada efisiensi anggaran, iklim investasi yang sehat, dan transparansi capaian pembangunan.
Suara Mahasiswa: Bukan Sekadar Janji
Ketua BEM PSDKU USK, Indra Syahputra, dengan suara lantang namun bergetar menahan haru, menyampaikan pesan kepada media usai penandatanganan.
“Ini bukan kemenangan BEM atau kelompok tertentu, tapi kemenangan kita semua, mahasiswa dan masyarakat Gayo Lues. Komitmen yang ditandatangani ini lahir dari keresahan kami, dari jeritan mahasiswa yang ingin kampusnya lebih layak, dari masyarakat yang ingin merasakan pembangunan yang adil,” ungkap Indra.
Ia menegaskan, mahasiswa akan terus mengawal janji tersebut. “Kami tidak ingin ini berhenti sebagai kertas bertinta. Kami ingin melihat realisasinya. Karena bagi kami, janji pemerintah adalah harapan masyarakat. Dan harapan itu tidak boleh dikhianati,” tambahnya dengan penuh keyakinan.
Aspirasi yang Terus Dikawal
Mahasiswa PSDKU sebelumnya menyoroti minimnya fasilitas di kampus, akses jalan yang rusak, hingga kebersihan lingkungan kampus yang terbengkalai. Mereka juga menuntut agar bantuan pemerintah lebih tepat sasaran dan tidak terjebak pada praktik nepotisme.
Kini, dengan adanya surat komitmen, mahasiswa percaya bahwa perjuangan mereka telah membuka pintu dialog yang lebih luas. “Kami siap menjadi mitra kritis, bukan penghambat. Kami akan terus mengingatkan agar pembangunan benar-benar berpihak pada rakyat,” tutup Indra.
Momen bersejarah di Pendopo Bupati itu menjadi catatan bahwa aspirasi mahasiswa bisa menjadi motor perubahan, ketika disampaikan dengan damai dan diperjuangkan dengan tulus.
(Kang Juna)