TIMELINES iNEWS Investigasi | Aceh Besar — Gelombang kepanikan melanda warga Aceh Besar seiring memburuknya situasi energi dan kebutuhan pokok. Antrean BBM, pemadaman listrik, hingga kelangkaan gas elpiji membuat warga merasa pemerintah absen dalam menangani krisis.
Pantauan di sejumlah SPBU pada Selasa malam, 2 Desember 2025, antrean kendaraan di SPBU Pagar Air, SPBU Lamsayeun, hingga SPBU Cot Mesjid mengular hingga dua kilometer lebih. Warga menunggu berjam-jam, sebagian duduk di atas kap mobil atau motor karena suplai BBM tak kunjung stabil.
Tak berhenti di BBM, pemadaman listrik bergilir dua hingga tiga hari memperparah kondisi. Warga menilai PLN tidak transparan dan meminta jadwal pemadaman diumumkan melalui media sosial agar masyarakat bisa bersiap. Minimnya informasi memicu protes, terutama dari warga yang terdampak bencana dan sangat bergantung pada ponsel untuk berkomunikasi.
Warung kopi dan kafe yang memiliki genset menjadi tempat pelarian. Hingga larut malam, warga memenuhi warkop untuk mengisi daya ponsel dan mencari jaringan WiFi karena sinyal seluler,
Dalam dua hari terakhir, kelangkaan gas elpiji meningkat tajam. Gas subsidi 3 kilogram hilang dari pasaran, sementara gas non-subsidi juga sulit ditemukan. Harga kebutuhan pokok meroket, memicu kepanikan terutama di kalangan ibu rumah tangga.
“Ini sudah tak masuk akal,” keluh seorang warga di Lambaro.
Krisis lain muncul pada ketersediaan air bersih. Aliran PDAM terbatas, sementara pompa air tidak dapat dioperasikan karena listrik padam. Sebagian warga terpaksa antre jeriken atau membeli air galon untuk kebutuhan harian.
Di tengah deretan masalah ini, warga menilai pemerintah dan instansi terkait tidak hadir memberikan solusi. Stabilitas harga, kepastian distribusi energi, serta informasi resmi dinilai minim.
“Sepertinya pemerintah tidak ada,” ujar seorang pedagang di Aceh Besar.
“Instansi terkait seperti tutup mata,” tambah pedagang gorengan yang terpaksa menutup usahanya karena biaya operasional melonjak.
Warga mendesak pemerintah Aceh Besar, Pertamina, dan Disperindag untuk segera memberi penjelasan resmi, menstabilkan pasokan energi, serta mengendalikan harga kebutuhan pokok agar kepanikan tidak semakin meluas. Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak terkait.


































