Perdamaian Aceh: Halim Abe Usulkan Tinjauan MoU Helsinki.

Edi Marcell

- Redaksi

Rabu, 7 Mei 2025 - 22:31 WIB

201,653 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perdamaian Aceh: Halim Abe Usulkan Tinjauan MoU Helsinki.

Perdamaian Aceh: Halim Abe Usulkan Tinjauan MoU Helsinki.

TLII>>Aceh – ‎Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA) Wilayah Pase, Halim Abe, menyoroti adanya penyimpangan terstruktur dan sistematis oleh pemerintah pusat terhadap poin-poin MoU Helsinki, khususnya dalam kebijakan politik, hukum, dan keamanan.

‎Halim juga mengungkapkan bahwa kesepakatan damai yang seharusnya menjadi pintu menuju kesejahteraan rakyat Aceh justru menjadi sumber ketegangan baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Perdamaian Aceh: Halim Abe Usulkan Tinjauan MoU Helsinki.

‎‎Dalam pernyataannya pada Selasa (6/5/2025), Halim Abe menegaskan bahwa MoU Helsinki, yang ditanda tangani oleh GAM dan RI, merupakan cara terbaik untuk mewujudkan kedaulatan hukum, politik, dan keamanan di Aceh pasca-konflik.

‎“Pada hakikatnya, penandatanganan nota kesepahaman itu adalah komitmen bersama untuk perdamaian yang sejati, yang akan membawa kesejahteraan bagi rakyat Aceh,” ujar Halim. Ia menambahkan bahwa kedua pihak sepakat perdamaian hanya dapat tercapai dengan melaksanakan butir-butir kesepakatan yang telah dirumuskan di meja perundingan Helsinki.

Perdamaian Aceh: Halim Abe Usulkan Tinjauan MoU Helsinki.

‎Namun, Halim menyoroti bahwa hingga kini, setelah hampir dua dekade berlalu, implementasi MoU Helsinki justru menjadi polemik yang terus berulang. Menurutnya, penyimpangan terhadap poin-poin MoU, terutama dalam kebijakan politik, hukum, dan keamanan di Aceh, menjadi pemicu ketidakpercayaan dan membangkitkan trauma masa lalu rakyat Aceh.

‎“Penyimpangan ini terkesan dilakukan secara terstruktur dan sistematis oleh pemerintah pusat,” tegasnya. Ia menggunakan analogi dalam bahasa Aceh, “Watee di laot sapeu pakat, ban troh u darat laen keunira,” yang artinya apa yang disepakati di laut (Helsinki) ternyata berbeda ketika sampai di darat (implementasi di Aceh).

‎Halim mempertanyakan pihak mana yang sebenarnya berkhianat dalam kesepakatan ini.

‎Pernyataan ini sejalan dengan sentimen yang telah lama mengemuka di kalangan masyarakat Aceh, termasuk desakan dari berbagai pihak seperti Wali Nanggroe, politikus, LSM, dan organisasi HAM, yang menilai pemerintah pusat belum sepenuhnya merealisasi butir-butir MoU Helsinki.

‎Salah satu isu yang kerap mencuat adalah belum terbentuknya Pengadilan HAM untuk Aceh dan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) yang memadai, sebagaimana diatur dalam MoU, untuk menangani pelanggaran HAM berat selama konflik 1976-2005.

‎Polemik ini juga diperparah dengan rencana penambahan empat batalyon TNI di Aceh, yang menuai penolakan keras karena dianggap melanggar MoU Helsinki.

‎Padahal, MoU tersebut membatasi kehadiran personel TNI organik di Aceh hanya 14.700 orang sebagai bagian dari pengaturan keamanan pasca-konflik.

‎Sebaliknya, pandangan berbeda disampaikan Rektor Universitas Malikussaleh, Herman Fithra, yang melihat kehadiran TNI sebagai peluang untuk optimalisasi lahan tidur dan program pembangunan nasional di Aceh.

‎Menurut Halim Abe, Komitmen damai bukan hanya sebatas perut dan lahan tidur, Sungguh naif mengangkat senjata kalau tujuannya hanya sebatas memperjuangkan perut seperti pola pikir Rektor dan dekan Universitas malikussaleh.

 

“Miris rasanya, meski usia perdamaian telah berjalan hampir 20 tahun, tetapi masih diwarnai kerancuan cara pandang dari beberapa kalangan dalam melihat akar persoalan Aceh, Sehingga munculnya beberapa perspektif liar menjadi tantangan tersendiri dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat Aceh yang diperjuangkan dengan darah dan airmata, Ujar Halim

Halim Abe menambahkan “Kita berharap, polemik ini harus menjadi energi positif dan motivasi bagi kedua belah pihak untuk membingkai ulang tujuan sebenarnya dari kesepakatan damai, Sehingga pengkhianatan-pengkhianatan yang pernah dirasakan rakyat Aceh tidak berulang dimasa yang akan datang”

 

‎Pernyataan Halim tentang “pengkhianatan” menjadi cermin bagi semua pihak untuk kembali berkaca pada komitmen damai yang pernah disepakati di Helsinki.

Berita Terkait

Gempa M 4,5 Guncang Aceh, BMKG: Pusat Gempa di Laut, Tak Berpotensi Tsunami
PT Kencana Hijau Bina Lestari Dukung Kemitraan Lokal, Hadiri Silaturahmi Bersama Asosiasi Dump Truck Gayo Lues
Sore Nanti Gubernur Aceh H.Muzakir Manaf, Rotasi Sejumlah Pejabat Eselon II
HUT INFANTERI KE-80: Yonif TP 855/RD Gelar Karya Bhakti Dan Bakti Kesehatan Di Desa Pepalan
Khabar Beredar, Mualem Dikabarkan Akan Melantik Pejabat Eselon II Sore Ini
PT KHBL Tegaskan Komitmen Operasional Sesuai Aturan, Siap Bangun Dialog dengan Pengusaha Dump Truck di Gayo Lues
Yonif TP 855/RD Kembangkan Ketahanan Pangan: Gerakan Bertanan dan Beternak di Gayo lues
Peringati HUT TNI ke-80, Kodim 0113/Gayo Lues Gelar Syukuran, Tebar Kepedulian Lewat Bhakti Sosial

Berita Terkait

Jumat, 10 Oktober 2025 - 15:00 WIB

Gempa M 4,5 Guncang Aceh, BMKG: Pusat Gempa di Laut, Tak Berpotensi Tsunami

Jumat, 10 Oktober 2025 - 14:36 WIB

PT Kencana Hijau Bina Lestari Dukung Kemitraan Lokal, Hadiri Silaturahmi Bersama Asosiasi Dump Truck Gayo Lues

Jumat, 10 Oktober 2025 - 14:32 WIB

Sore Nanti Gubernur Aceh H.Muzakir Manaf, Rotasi Sejumlah Pejabat Eselon II

Jumat, 10 Oktober 2025 - 14:01 WIB

HUT INFANTERI KE-80: Yonif TP 855/RD Gelar Karya Bhakti Dan Bakti Kesehatan Di Desa Pepalan

Jumat, 10 Oktober 2025 - 13:44 WIB

Khabar Beredar, Mualem Dikabarkan Akan Melantik Pejabat Eselon II Sore Ini

Jumat, 10 Oktober 2025 - 13:30 WIB

Yonif TP 855/RD Kembangkan Ketahanan Pangan: Gerakan Bertanan dan Beternak di Gayo lues

Jumat, 10 Oktober 2025 - 11:38 WIB

Peringati HUT TNI ke-80, Kodim 0113/Gayo Lues Gelar Syukuran, Tebar Kepedulian Lewat Bhakti Sosial

Jumat, 10 Oktober 2025 - 11:08 WIB

Bupati Pidie Jaya Raih Penghargaan Tokoh Peduli Kesehatan Jiwa dari Gubernur Aceh

Berita Terbaru