Muhammad Isra, S.T., M.T, dan Fauzan., S.T. M.T. bersama Kelompok Tani pada program PKM tahun 2025, Pembuatan Inhibitor Korosi tersebut dengan memanfaatkan daun ekstrak carica papaya L di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang, (Foto : Timelinesinews.com).
TIMELINES INEWS INVESTIGASI | LANGSA
Kota Langsa – Universitas Samudra (UNSAM) Langsa melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) serta dengan pendanaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) menggelar pelatihan Pembuatan Inhibitor Korosi dari bahan alami kepada Kelompok Tani Aceh Tamiang.
Pelatihan ini digelar dan dibimbing langsung oleh Dosen Universitas Samudra Muhammad Isra, S.T., M.T, bersama Fauzan., S.T. M.T. melalui program PKM tahun 2025, Pembuatan Inhibitor Korosi tersebut dengan memanfaatkan daun ekstrak carica papaya L di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang, Jum’at (15/08/2025).
“Adapun kegiatan ini bertujuan memperkenalkan alternatif yang sangat ramah lingkungan untuk memperlambat laju korosi pada logam, sekaligus meningkatkan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan potensi lokal yang mudah dijangkau,” pungkas Muhammad Isra kepada Timelinesinews.com.
Dalam pelaksanaannya, Ia pun menjelaskan tim dosen bersama masyarakat dengan melalui beberapa proses dan tahapan mulai dari persiapan, pengujian, pengemasan, hingga sampai dengan penyuluhan.
Dimana, daun pepaya dijemur selama enam jam untuk mengurangi kadar air tanpa menghilangkan kandungan aktifnya. Setelah kering, daun digiling menjadi bubuk, kemudian direndam dalam alkohol selama tiga hari.
Lalu, hasil perendaman ini disaring dan diuapkan dengan rotary vacuum evaporator pada suhu 60°C selama dua jam untuk menghasilkan ekstrak pekat yang kemudian dikemas dalam botol sebagai produk inhibitor dan selanjutnya diuji, lanjut Muhammad Isra memaparkan.
Dari tahapan tampaklah hasil awal pengujian yang menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya mampu memperlambat laju korosi, yang dibuktikan dengan pengukuran nilai potensial material menggunakan multimeter dan elektroda referensi.
“Keberhasilan uji coba ini memperlihatkan bahwa daun pepaya memiliki potensi besar sebagai inhibitor alami,” terang Dosen UNSAM itu.
Disamping itu, kegiatan ini juga menjadi sarana penyuluhan kepada masyarakat untuk memberikan pemahaman mengenai peran inhibitor dan cara sederhana untuk membuatnya.
“Kegiatan kami disambut baik dan ini terlihat dari antusiasme warga yang tergabung dalam kelompok tani untuk ikut berpartisipasi aktif tidak hanya mendengarkan, tetapi juga ikut terlibat langsung dalam praktik pembuatan,” cetusnya.
Selaku Ketua Tim Muhammad Isra, S.T., M.T. juga menyampaikan bahwa pelatihan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan bahan alami untuk mengatasi masalah korosi.
Menurutnya, inovasi berbasis potensi lokal ini tidak hanya menjadi solusi teknis, tetapi juga memberikan manfaat berkelanjutan bagi lingkungan dan kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, Fauzan, S.T., M.T. turut menambahkan bahwa keterlibatan aktif masyarakat menjadi faktor penting untuk memastikan keberlanjutan program ini.
“Hasil PKM ini membuktikan bahwa pemanfaatan daun pepaya sebagai inhibitor korosi merupakan langkah efektif, praktis, efisien dan tentunya ramah lingkungan,” ungkap Fauzan.
Tidak hanya itu, kini Masyarakat Gampong Mekar Jaya telah memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan baru yang dapat diterapkan dalam menjaga peralatan dan infrastruktur mereka, sekaligus menjadi contoh penerapan solusi lokal untuk permasalahan umum yang dihadapi sehari-hari, jelas Fauzan.