TLii | Aceh Besar – Pengurus Pusat Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala (PP IKAFENSY) mendorong percepatan pembangunan tiga proyek strategis nasional, yaitu Terowongan Gunung Geurutee di Kabupaten Aceh Jaya serta Terowongan Gunung Kulu dan Paro di Kabupaten Aceh Besar. Ketiga proyek ini dinilai menjadi infrastruktur kunci dalam membuka keterisolasian wilayah, mempercepat arus logistik, dan mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan Lintas Barat Selatan (Barsela) Aceh.
Ketua Umum PP IKAFENSY, H. Irmawan, M.M., yang juga anggota DPR RI Dapil Aceh I dan kini bertugas di Komisi V DPR RI, bersama jajaran pengurus pusat IKAFENSY—antara lain Ir. Zubir Husen, S.E., S.T. (Ketua Harian), Iskandar Daod, S.E., M.Si. (Wakil Ketua), Ammar Fuad, S.E., M.M. (Wakil Ketua), Ubaidillah M. Nur, S.E. (Sekjen), dan Munawar AR, S.Sos., M.Si. (Anggota DPRA F-PKB)—turut didampingi oleh Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh, Heri Yugiantoro, beserta jajaran, dalam peninjauan langsung ke lokasi rencana pembangunan terowongan Geurutee.
> “Ini bukan sekadar proyek infrastruktur. Ini adalah solusi terhadap tingginya biaya logistik, lambatnya distribusi barang, dan ancaman keselamatan di jalur Geurutee. Terowongan ini akan menjadi katalisator percepatan ekonomi Aceh,” ujar Irmawan.
Ruas jalan di kawasan Gunung Geurutee selama ini dikenal sempit dan berisiko tinggi. Banyak kendaraan besar seperti truk CPO dan tangki BBM yang terpaksa melintasi jalur berkelok dan curam, bahkan beberapa kali terjadi kecelakaan fatal. Baru-baru ini, tiga kendaraan dilaporkan jatuh ke jurang, menyebabkan korban jiwa.
Menurut Irmawan, kondisi tersebut telah lama menjadi penghambat utama kelancaran arus barang dan jasa di wilayah Barat Selatan Aceh.
> “Biaya transportasi yang tinggi akibat medan jalan yang berat menurunkan daya saing ekonomi daerah. Dengan terowongan ini, waktu tempuh bisa dipangkas, konsumsi BBM menurun, dan efisiensi logistik meningkat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Irmawan menyebutkan bahwa jalur lama Geurutee nantinya tetap difungsikan sebagai jalur wisata dan untuk kendaraan pribadi, sementara terowongan difokuskan bagi kendaraan logistik dan truk besar agar arus distribusi lebih aman dan lancar.
PP IKAFENSY juga menegaskan bahwa rencana pembangunan ini telah melalui kajian akademik dan teknis yang komprehensif, dan hasilnya menunjukkan kelayakan ekonomi yang tinggi. Oleh karena itu, pihaknya mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi mempercepat realisasi proyek tersebut.
> “Pembangunan terowongan ini adalah investasi masa depan Aceh. Ia akan membuka akses ekonomi baru, memperkuat konektivitas antarwilayah, dan menciptakan efek berganda bagi kesejahteraan masyarakat,” tegas Irmawan.
PP IKAFENSY berharap pemerintah pusat, Pemerintah Aceh, serta seluruh elemen masyarakat dapat mendukung percepatan proyek ini sebagai wujud nyata pembangunan inklusif dan berkelanjutan di Tanah Rencong.

































