TLii | ACEH | GAYO LUES, ldlife Conservation Society (WCS) bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas bagi Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Bintang Rime di Sekretariat KSM, Desa Persada Tongra, Terangun, Gayo Lues. Program ini dirancang untuk memperkuat kemampuan masyarakat dalam mengantisipasi dan menangani interaksi negatif antara manusia dan satwa liar. (12/11/2025).
Perwakilan WCS, Ibana Syahputra, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari pembinaan dan edukasi awal yang akan dilanjutkan secara bertahap. KSM Bintang Rime sendiri telah terbentuk sejak Maret 2025 dengan dukungan penuh Pemerintah Desa Persada Tongra.
Ibana menjelaskan lebih rinci bahwa kawasan ini merupakan jalur pergerakan beberapa jenis satwa liar, sehingga potensi konflik tidak hanya terjadi antara satwa liar dan manusia, tetapi juga antara satwa liar dengan ternak masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat setempat kerap melaporkan kejadian seperti:
Kambing yang hilang Sapi yang terluka diduga akibat serangan satwa pemangsa.
Ternak yang ketakutan dan berpindah dari tempat penggembalaan akibat kehadiran satwa liar.
Menurut Ibana, peran KSM Bintang Rime sangat penting untuk mendata setiap kejadian secara akurat, menelusuri pola kemunculan satwa, serta melaporkan setiap insiden secara cepat. Semua data tersebut menjadi dasar bagi WCS, BKSDA, dan pemerintah desa untuk menentukan langkah penanganan yang tepat, seperti pencegahan, pemasangan alat penghalau, hingga mitigasi yang tidak merugikan masyarakat maupun satwa.
“Kelompok ini hadir dari masyarakat desa dan bekerja untuk masyarakat desa. Prinsipnya sederhana: dari kita untuk kita,” tegas Ibana.
Pada kesempatan yang sama, perwakilan BKSDA Aceh, M.H.D. Yusup, menekankan bahwa menjaga kelestarian alam dan satwa liar justru akan mendatangkan manfaat besar dalam jangka panjang. Ia menyampaikan bahwa desa yang memiliki ekosistem terjaga berpotensi dikembangkan menjadi desa wisata hutan, yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat melalui kunjungan wisata edukasi, penelitian, maupun wisata minat khusus.
Yusup mengajak masyarakat untuk bersama-sama menyelesaikan setiap konflik dengan cara tidak menyakiti satwa dan selalu berupaya mencegah terjadinya perburuan liar yang merusak keseimbangan alam.
Sebelum kegiatan berlangsung, WCS dan BKSDA telah melakukan koordinasi dengan Penghulu Kampung Persada Tongra, Bapak Nurdin, yang menyatakan dukungan penuh terhadap pembentukan KSM Bintang Rime dan pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas tersebut.
Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Persada Tongra semakin memahami pentingnya pelestarian alam serta lebih siap menghadapi potensi konflik manusia–satwa liar maupun satwa liar–ternak secara bijak, cepat, dan berkelanjutan.




































