Foto istimewa kelas XII ¹ bersama sang wali kelas tercinta
TIMELINES INEWS
Oleh: Putri Simba
Langit pagi itu kelabu. Awan menggantung rendah, seolah ikut menahan tangis yang selama ini kami sembunyikan di balik senyuman. Tepat di lapangan upacara, seluruh siswa kelas XII berdiri rapi, tampan dan cantik dalam balutan seragam terbaik. Hari itu 21 Mei 2025 kami dinyatakan lulus merayakan pisah kenang bersama -sama.
Namun di lorong kelas XII¹, kelas paling heboh dan penuh cerita, justru hening yang menyelimuti. Tak ada lagi suara rebutan bangku belakang, tak ada lagi teman yang tertidur di bangku panjang, tak terdengar lagi tawa saat bermain atau makan bersama. Dan yang paling terasa hilang teriakan penuh canda dari balik pintu kelas kami.
“Gaissss, ada Daddy! Daddy kita datang!”
“Daddy kita memang terbaik, pokoknya terbaik banget!”
“Daddy Yo, kite foto dulu sama Daddy!”
“Selamat Hari Guru, Daddy kami!”
Itulah suara-suara yang dulu setiap hari memenuhi ruangan ini. Suara kami anak-anak kelas XII¹ setiap kali bertemu dengan wali kelas tercinta kami, Pak Karoma, yang lebih sering kami panggil dengan sebutan “Daddy”. Kini, semua itu hanyalah kenangan… tumpah ruah di dada yang mulai sesak karena waktu terus berjalan, membawa kami menjauh dari hari-hari itu.
Pak Karoma, S.Pd., M.Pd., Gr.sosok yang kami kenal bukan hanya sebagai guru. Beliau adalah pelindung, sahabat, motivator, bahkan sosok ayah yang hadir tanpa menggurui. Banyak guru lain menyerah saat mendengar cerita tentang kelas kami katanya kami sulit diatur, terlalu ribut, terlalu santai. Tapi tidak dengan beliau.
Di mata Pak Karoma, kami bukanlah anak-anak nakal. Kami hanyalah remaja yang butuh dipahami, didengarkan, dan diberi ruang untuk tumbuh.
Kami tahu, setiap hari beliau membawa beban yang berat. Bukan hanya tanggung jawab sebagai guru, tapi juga sebagai penengah antara tuntutan sekolah dan kenyataan hidup kami yang tak seragam. Namun tak pernah sekali pun kami mendengar keluhannya. Ia selalu hadir dengan senyuman tulus, menanyakan kabar, memeriksa siapa yang tidak hadir, dan tentu saja menyisipkan nasihat-nasihat penuh cinta.
“Gimana kabarnya hari ini?”tanyanya lembut setiap kali memasuki kelas, dengan senyum yang tak pernah pudar.Meskipun kami tahu, ada banyak luka dan lelah yang ia sembunyikan di balik senyum itu.
“Alhamdulillah, kabar baik, pak . Bapak gimana kabarnya?”sahut kami serentak sebuah kebiasaan kecil yang kini terasa begitu besar artinya.
“Alhamdulillah, sehat anakku… Bapak tahu kalian bukan anak-anak yang sempurna. Ada yang suka bolos, ada yang ngantuk di kelas, ada yang suka bikin gaduh. Tapi satu hal yang selalu Bapak lihat dari kalian… adalah hati yang ingin dimengerti.”
Mendengar kata-kata yang dilontarkan beliau itu sontak semuanya terdiam menundukkan kepalanya.Suatu hari, kami pernah membuat kegaduhan hingga hampir dihukum oleh pihak sekolah. Tapi seperti biasa, Pak Karoma tak pernah marah. Meski seringkali dipanggil para guru karena ulah kami yang banyak tingkah, beliau tetap datang dengan tenang menemui para bapak ibu guru mata pelajaran menyelesaikan setiap masalah siswanya itu. Ia duduk di depan kelas, menatap kami satu per satu dengan mata yang berkaca-kaca mata yang penuh harapan, bahwa kami akan berubah… akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Terima kasih, Pak Karoma.Bapak guru, wali kelas, sekaligus ayah kedua kami.Terima kasih untuk setiap nasihatmu.Untuk tawa yang engkau bagikan.Untuk pelukan yang tak pernah kau pelitkan.Untuk kesabaran yang tak pernah mengharap balas.Untuk pengorbanan yang tak pernah meminta imbalan.Untuk menjadi satu-satunya wali kelas yang selalu setia mendampingi kami selama 3 tahun SMA ini, bahkan ketika dunia seolah menilai kami tak layak didampingi.Engkau bukan hanya guru bagi kami.
Engkau adalah ayah.Pahlawan tanpa tanda jasa yang hadir dalam hidup kami, bukan karena seragam atau medali di dada, tapi karena hatimu yang lapang yang mampu menampung segala kekurangan dan cinta kami.
Terima kasih telah menjadi guru yang bukan hanya hadir untuk mengajar, tapi juga menguatkan.Terima kasih telah menjadi ayah di sekolah kami yang mengarahkan, melindungi, dan mencintai kami dengan sepenuh hati.Jika suatu saat kami berdiri sebagai orang sukses,ketahuilah bahwa ada namamu yang mengiringi langkah kami.Dan jika suatu hari kami merindukan masa-masa sekolah,nama pertama yang akan kami sebut dalam diam adalah…
Namamu, Pak Karoma,S.Pd.,M.Pd.,Gr
Ayah kedua kami,Pahlawan hati kami.
Sosok yang takkan pernah kami lupakan,
selamanya.
Blitang, 19 Juli 2025