Bunga Di tengah Badai

PUTRI RAHMAWATI

- Redaksi

Minggu, 3 Agustus 2025 - 15:54 WIB

20706 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

( foto ilustrasi  Depositphotos) foto istimewa

TIMELINES INEWS

Oleh : Selli Rahmawati

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Suasana pagi hari yang sangat cerah, burung-burung berterbangan kesana kesini. Bunga-bunga indah menyapa pagi ini. Terdapat gadis kecil yang sedang bermain dengan senyumannya yang manis dan ceria.

“Tasya, sudah belum mainnya?” Ucap Om Bima.

“Bentar lagi om, Tasya mau metik bunga ini”. Jawab Tasya.

Ia pun memetik setangkai bunga melati, lalu mencium aromanya.
“Kenapa bunga ini sangat wangi sekali” Ucapnya.

Setelah itu ia pun menyelipkan bunga melati itu ke telinganya, lalu menemui om Bima yang sedang duduk di kursi sambil bermain hp.

“Hai oom, Tasya sudah selesai” Ucapnya.

“Hai sayang, cantik sekali keponakan oom. Ayo kita pulang” Ucap om Bima sambil mengelus pucuk kepala Tasya.

“Ayo” jawab Tasya.

Diperjalanan pulang mereka saling mengobrol, bercanda, dan tertawa bersama. Ditengah obrolan tiba-tiba Tasya pun melontarkan pertanyaan ke om Bima.

“Om, kapan ya Tasya bisa kayak anak yang lain?. Tasya juga ingin ngerasain punya keluarga cemara” Ucap Tasya dengan raut wajah sedih.

“Tasya nanti pasti akan merasakannya kok, meski bukan sekarang mungkin suatu hari nanti. Sekarang kan ada oom, oom janji bakal selalu ada untuk kamu meski oom belum bisa jadi yang terbaik. Tapi oom janji bakal selalu sayang sama kamu dan nemenin kamu” Ucap Om Bima.

“Hmm janji?” Ucap Tasya.

“Iya oom janji, jangan sedih lagi ya nanti manisnya hilang” Ucap Om Bima terkekeh.

“Oom bisa aja” ujar Tasya tersenyum malu.

Perjalanan yang cukup panjang pun telah mereka lewati, tak terasa akhirnya mereka pun tiba di rumah. Tasya dan om Bima pun bergegas untuk membersihkan tubuh mereka masing-masing.

Suasana malam yang sunyi, suara jangkrik bersahut-sahutan mengiringi kesunyian malam. Sapuan angin menerpa pepohonan di luar. Di kamar yang sepi, Tasya sedang memandangi sebuah kertas yang berisi hasil laboratorium dari Rumah Sakit yang dinyatakan bahwa ia didiagonis leukimia stadium 2. Tak terasa setetes air mata pun jatuh dengan sendirinya. Dan saat itu ketukan pintu pun terdengar, Tasya pun cepat-cepat menghapus sisa air matanya.

“Tasya, kamu lagi ngapain? Makan dulu yuk, oom tunggu di meja makan ya” Ucap om Bima.

“Iya om, nanti Tasya nyusul” Ujar Tasya.

Tasya pun bergegas menuju ke dapur untuk menyusul om Bima yang sudah duduk duluan di meja makan sambil menyiapkan makanan.

“Ayo kita makan” Ajak Om Bima.

“Iya om” Ucap Tasya.

“Kamu makan yang banyak ya, biar cepat gede” Kata Om Bima.

“Iya om, oom juga” Ucap Tasya sambil tersenyum.

Mereka berdua pun melanjutkan makan malam dengan tentram, setelah selesai makan dan membereskan semuanya. Tasya bergegas menemui om Bima yang sedang duduk di sofa. Seketika Tasya menyandarkan kepalanya di bahu om Bima.

“Om, Tasya boleh nanya tidak?” ucap Tasya.

“Boleh, mau nanya apa sayang?” Kata Om Bima.

“Kalau kita kalah sama penyakit, itu artinya kita juga kalah sama takdir ya om?” Ungkap Tasya.

“Hmm jangan mau kalah sama penyakit, oom yakin takdir Tuhan itu lebih indah. Pasti kamu bisa sembuh” Ucap om Bima.

“Tapi kesembuhan itu pasti jauh sekali om, gak tau sampai kapan badainya akan reda. Tasya juga ingin pulih dari rasa sakit ini om” Ucap Tasya sambil menahan air mata

“Oom tahu apa yang kamu rasakan itu gak mudah, tapi Tasya bisa cari hal-hal yang bisa membuat kamu bahagia” Jelas om Bima.

“Hmm, mungkin kebahagiaan itu bisa kumpul bareng ayah dan mama lagi om” Ucap Tasya tersenyum.

Om Bima pun menghembuskan nafas, dan berusaha untuk tidak meneteskan air mata.

“Om, mama kenapa ya gak mau datang lagi ke mimpi aku? Apa karena surga-Nya terlalu indah ya om?” Tanya Tasya.

“Hmm mungkin, mama kan udah tenang disana. Jadi Tasya harus banyak-banyak kirim doa ya ke mama” Ucap Om Bima.

“Iya om” Ucap Tasya.

“Sekarang yang terpenting, kamu harus rutin minum obat ya, jaga kesehatannya. Kamu pasti sembuh” Jelas Om Bima.

“Iya om, temenin Tasya terus ya om” Ucap Tasya.

“Pasti sayang, sekarang kamu tidur ya ini udah malam. Besok mau berangkat sekolah kan?” Kata Om Bima.

“Iya om, selamat malam” Ucap Tasya sambil menuju ke kamarnya.

Malam pun telah berlalu, matahari mulai terbit dan suara kokokan ayam mulai terdengar.

“Kring kring kring”. Bunyi alarm
Tasya pun terbangun dari tidurnya,
“Hoammm, sudah pagi ternyata. Aku harus siap-siap ke sekolah”. Ucap Tasya.

Om Bima yang melihat Tasya sudah selesai mandi dan sudah siap untuk berangkat sekolah“Tasya, sarapan dulu sini” Ucap Om Bima.

“Oh iya om” Kata Tasya.

Tasya dan om Bima pun sarapan bersama dan diiringi sedikit obrolan-obrolan santai. Beberapa menit kemudian mereka pun telah selesai sarapan, Tasya pun berpamitan untuk berangkat ke sekolah.

“Om, aku berangkat sekolah dulu ya” Ujar Tasya.

“Iya hati-hati, belajar yang pintar ya” Ucap Om Bima.

“Oke, Assalamu’alaikum” Ucap Tasya.

“Wa’alaikumusalam” Balas om Bima.
Sesampainya di sekolah, Tasya pun bertemu dengan teman dekatnya yaitu Klara. Mereka berdua sangat dekat sekali, hubungan mereka bukan sekadar teman tapi seperti saudara kandung.

“Pagi bawel” Sapa Klara. Ya Tasya seringkali dipanggil bawel karena ia memang selalu berisik jika sedang mengobrol.

“Iya pagi juga” Balas Tasya.

“Eh nanti kita beli bakso yuk di kantin, aku udah lama nih gak makan bakso sama es jeruk” Ucap Klara sambil terkekeh.

“Hmm boleh, aku juga udah lama gak makan bakso” Jawab Tasya.

“Oke deh, nanti jam istirahat kita langsung ke kantin ya”. Ucap Klara.

“Oke siap komandan” Jawab Tasya sambil memberi hormat ke Klara.

Jam pun sudah menunjukkan pukul 07:15, bel masuk pun berbunyi,
Dikelas Tasya dan Klara pun mengikuti pelajaran dengan baik, hingga tak terasa jam istirahat pun tiba.
Guru yang mengajar pun langsung menyelesaikan pelajarannya,
“Oke anak-anak, jam istirahat sudah berbunyi. Jadi silahkan kalian istirahat ya. Kita lanjutkan pelajarannya besok lagi” Ucap guru mapel tersebut.

“Baik Bu”. Ucap anak-anak.

Klara pun bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Tasya.

“Udah istirahat, ayok ke kantin” Ajak Klara.

“Hmm ayok” Ucap Tasya.

Sesampainya di kantin, Klara dan Tasya pun langsung memesan makanan mereka.

“Eh bawel, kamu mau mesen makanan apa?” Tanya Klara kepada Tasya.

“Aku bakso sama es teh aja” Jawab Tasya.

“Oh oke”

“Bu, bakso 2 mangkok ya dan es jeruknya 1, es tehnya juga 1”. Ucap Klara.

“Iya nak, tunggu sebentar ya dibuatkan dulu”. Jawab Ibu kantin.

“Iya bu” Balas Klara.

Tidak lama kemudian, pesanan mereka berdua pun telah sampai. Mereka langsung menyantap makanan tersebut dengan nyaman. Setelah kenyang, mereka pun kembali masuk ke kelas untuk melanjutkan pelajaran, karena jam istirahat telah berakhir. Tak terasa bel pulang pun telah berbunyi.
Tasya dan Klara pun siap-siap untuk pulang,

“Klara, aku pulang dulu ya” Ucap Tasya.

“Oke, hati-hati bawel” Jawab Klara.

Sesampainya dirumah, Tasya pun langsung mandi. Setelah selesai mandi, Tasya merasakan sangat pusing dan tak terasa darah keluar dari rongga hidungnya.

“Apa ini, darah?” Tanya Tasya pada dirinya sendiri.

Ia pun langsung mengambil tisu untuk membersihkan darah tersebut. Lalu ia baring di ranjang untuk istirahat.
Om Bima yang baru pulang dari kerjanya pun langsung mencari Tasya. Ketika memasuki kamarnya, ia melihat Tasya yang sedang tertidur di kasurnya. Om Bima pun duduk di sampingnya, Ia melihat wajah Tasya yang pucat.

“Kenapa pucat sekali wajah anak ini” Ucap Om Bima dalam hati.

Karena tidak ingin mengganggu Tasya, om Bima pergi dari kamar Tasya dan ia pun langsung membersihkan tubuhnya dan beristirahat. Tasya yang sudah bangun dari tidurnya, ia kembali merasakan pusing dan ia meraba hidungnya yang ternyata mengeluarkan darah lagi. Ia pun langsung bergegas untuk membersihkan. Tetapi ia menyembunyikan hal ini, karena ia tidak ingin om Bima tahu.
Disaat ini Klara yang ingin mengajak Tasya untuk jalan-jalan ke taman, ia pun langsung pergi ke rumah Tasya. Setelah sampai dirumah Tasya, ia melihat om Bima yang sedang duduk di kursi luar.

“Assalamu’alaikum om”. Salam Klara.

“Wa’alakumusalam, eh Klara. Ada apa? tumben kesini” Tanya om Bima.

“Tasyanya ada om?, aku mau ngajak dia ke taman”. Ucap Klara.

“Owh ada di dalam, masuk aja” Jawab om Bima.

“Iya om” Ucap Klara.

Ia pun langsung masuk ke dalam untuk menemui Tasya. Dan terlihat Tasya yang sedang duduk di sofa sambil membaca buku.

“Tasyaaaa” Panggil Klara.

“Eh, kapan datangnya?” Tanya Tasya.

“Kemarin”. Jawab Klara

“Dih, gitu amat”. Ucap Tasya dengan wajah malas.

“Udah, kebanyakan nanya kamu. Ayok kita ke taman, bosen banget aku” Ajak Klara.

“Tumben, ayok deh. Aku juga bosen nih” Jawab Tasya.

“Yaudah ayok”. Ucap Klara

“Izin sama om Bima dulu”. Jawab Tasya.

Mereka berdua pun menghampiri om Bima yang duduk di luar untuk meminta izin.

“Om, aku mau ke taman sama Klara.

Boleh ya?” Ujar Tasya yang meminta izin ke om Bima.

“Boleh banget kok, hati-hati ya sayang” Jawab om Bima.

“Makasih om” Ucap Tasya sambil bersalaman dengan om Bima.

Sesampainya di taman, mereka pun duduk di antara banyaknya bunga-bunga cantik.

“Bunganya cantik-cantik ya”. Ucap Tasya dengan senyuman yang manis.

“Iya cantik banget”. Jawab Klara.

“Misalnya hari ini adalah hari terakhirku, mungkin aku sangat bahagia bisa melihat bunga-bunga cantik ini” Ucap Tasya.

“Hmm, jangan ngomong gitulah. Kamu pasti sembuh kok, percaya sama aku”. Jawab Klara.

“Tapi aku gak tau sampai kapan aku harus merasakan sakit ini”. Ucap Tasya dengan raut wajah sedih.

“Tasya, coba kamu lihat bunga-bunga itu. Meski ia di hantam badai, tapi ia tetap memberikan kebahagiaan disaat ia mekar”. Ucap Klara.

“Jadi, apakah harus menjadi seperti bunga?”. Tanya Tasya.

“Ya, kamu bisa jadi seperti bunga, meski dihantam badai, tapi kamu masih bisa tersenyum bahagia”. Ucap Klara dengan tersenyum.

“Apakah aku bisa cari kebahagiaan itu?”. Tanya Tasya kembali.

“Bisa, kamu pasti bisa”. Tegas Klara.

Tak terasa mereka sudah cukup lama bermain di taman, mereka berdua pun memutuskan untuk pulang.
Sesampainya dirumah Tasya,

“Makasih ya Klara, udah nemenin aku” Ucap Tasya.

“Sama-sama bawel, yaudah aku pulang dulu ya” Jawab Klara.

“Oke hati-hati” Ucap Tasya.

“Siap komandan” Jawab Klara sambil menaiki motornya.

Tasya pun langsung memasuki rumahnya,
“Assalamu’alaikum om” Ucap Tasya.

“Wa’alaikumusalam, eh udah pulang. Gimana seru?” Tanya om Bima.

“Seru banget”. Jawab Tasya dengan gembira.

“Yaudah, mandi dulu sana” Ucap om Bima.

Tasya pun langsung bergegas untuk mandi, setelah mandi ia duduk di meja belajarnya. Ia mengambil buku hariannya lalu mulai menuliskan kata-kata didalamnya.

“Aku gak tau sampai kapan ini berakhir, tapi aku ingin sekali sembuh dari semuanya. Meski itu mustahil, tetapi aku masih berharap ada secercah cahaya yang membawa kebahagiaan. Tuhan? Apakah masih ada kebahagiaan itu untukku? Jika masih ada, tolong berikan kepadaku. Aku lelah dan hancur tapi aku harus berusaha terlihat baik-baik saja. Perahuku sudah tak kuat lagi, tapi selalu dipaksa untuk terus berlayar. Ayah? Apakah kau tidak kasihan kepada anakmu? Lihatlah putri kecilmu ini yang selalu berusaha mencari perhatian ke semua orang untuk mendapatkan peranmu. Mama? Apakah aku nanti akan pergi bertemu denganmu juga, aku mungkin akan bahagia bila itu terjadi”. Tulis Tasya di buku hariannya.

Seketika Tasya pun meneteskan air mata, lalu ia menutup buku hariannya, ia beranjak melihat dirinya di sebuah cermin,

“Inikah diriku? Menyedihkan sekali”. Ucap Tasya pada dirinya sendiri.

Tak lama kemudian, om Bima datang ke kamar Tasya,

“Tasya, kamu di dalam? Oom boleh masuk gak”. Tanya om Bima.

“Hmmm iya, masuk saja om”. Jawab Tasya.

Om Bima pun menghampiri Tasya yang sedang duduk di tepi ranjang.

“Kok kamu belum tidur sih cantik?”. Tanya om Bima sambil mengelus pucuk kepala Tasya.

“Aku belum ngantuk om”. Ujar Tasya.
Om Bima yang tidak sengaja melihat mata Tasya yang sembab pun langsung bertanya,

“Kamu abis nangis?” Tanya om Bima.

“Gak kok om, aku cuma sedikit sedih aja” Jawab Tasya dengan tersenyum.

“Kenapa? Jangan sedih donk, oom gak mau lihat keponakan oom yang manis ini sedih”. Ucap om Bima.

“Ya, tapi aku harus sampai kapan konsumsi obat-obatan ini terus om? Aku sudah bosan dengan rasanya”. Tanya Tasya.

“Sampai kamu sembuh, makanya kamu harus semangat”. Ujar om Bima.

“Aku selalu semangat om, tapi aku juga cape”. Ucap Tasya dengan sedih.

“Kamu tahu gak? Kamu udah bertahan sampai saat ini itu artinya kamu hebat sayang. Kalau orang lain jadi kamu, mungkin mereka gak akan sanggup”. Jelas om Bima.

“Iyakah om? Berarti aku harus bangkit lagi ya. Dan percaya bahwa takdir Tuhan itu indah”. Ucap Tasya.

“Ya kamu harus bangkit, kamu berhak untuk bahagia”. Ucap om Bima.

“Okey oom” jawab Tasya dengan tersenyum.

Tasya pun kembali untuk bangkit, dan mencari kebahagiaan di sisa-sisa akhir hidupnya. Pada intinya ia ingin menjadi seperti bunga meski di hantam badai, ia tetap menunjukkan kebahagiaannya kepada dunia. Pada akhirnya ia menemukan kalimat “bunga di tengah badai”.

Selesai
Bionarasi : Namaku Selli Rahmawati, kerap disapa dengan Selli. Aku lahir di Cilacap, Jawa Tengah. Kini aku bersekolah di Bangka Belitung yaitu di SMK N 1 Tempilang. Hobiku menulis dan melukis. Aku sangat suka sekali dengan seni, karena dari seni aku bisa menyampaikan perasaanku. Aku selalu berharap bisa sukses nantinya.

Berita Terkait

Bangkit dari Keterpurukan, SD Negeri 4 Blangkejeren Kembalikan Cahaya Pendidikan Lewat Program BERSERI (Belajar Sepanjang Hari)
Tawa Kebahagiaan XII ¹ Bersama Sang Guru di  Ruangan Biologi
Dibalik Tegasnya Ibu Laura,S.Pd
Terima Kasih, Pak Karoma Bapak Wali Kelas Kami, XII¹
CITA-CITA KU DI MASA DEPAN
SEMENJAK MAMA DAN PAPA KU BERPISAH
Mengecewakan
Aku dan Bayangan Diri

Berita Terkait

Kamis, 27 November 2025 - 17:07 WIB

TAGANA dan TKSK Bergerak Cepat Tangani Banjir, Wakil Bupati Aceh Besar Cek. Kesiapan

Rabu, 26 November 2025 - 23:18 WIB

Hujan Deras Lumpuhkan Aktivitas di Aceh: Listrik Padam, Wilayah Terisolir, Warga Padati Kafe dan Warkop TU Abdullah Pulo

Rabu, 26 November 2025 - 22:21 WIB

Dinas Sosial Aceh Kerahkan TAGANA Siaga Penuh Hadapi Cuaca Ekstrem

Rabu, 26 November 2025 - 13:22 WIB

Sungai Kala Tripe Mengamuk: Akses ke Tripe Jaya Putus, Warga Terkurung Banjir

Rabu, 26 November 2025 - 10:37 WIB

Longsor dan Pohon Tumbang Tutup Akses Lintas Desa Persada Tongra–BabahRot

Selasa, 25 November 2025 - 19:57 WIB

Hujan Tak Surutkan Langkah: Marlina Muzakir dan Dinsos Aceh Pastikan Penanganan Banjir Tidak Tertunda.

Selasa, 25 November 2025 - 17:34 WIB

Istri Gubernur Aceh, Marlina Muzakir Salurkan Bantuan Logistik untuk Korban Banjir di Lhokseumawe

Selasa, 25 November 2025 - 17:21 WIB

Gerak Cepat Antar Instansi Atasi Pohon Tumbang Gunung Alue Krit

Berita Terbaru