Dibalik Tegasnya Ibu Laura,S.Pd

PUTRI RAHMAWATI

- Redaksi

Jumat, 8 Agustus 2025 - 12:39 WIB

20634 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

( Foto istimewa sang penulis Kanza Olivia)

TIMELINES INEWS

Karya: Kanza Olivia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

langit masih terlihat gelap, matahari belum memunculkan dirinya. ada seorang perempuan yang masih bergelut di mimpinya, belum berniat untuk bangun.

dring… dring…

“lima menit lagi” Rinjani mematikan alarm, dan melanjutkan tidurnya.

tak lama dari itu, ada suara teriakan.

“RINJANI!! BANGUNN! KAMU LUPA HARI INI SENIN! KAMU HARUS BANGUN LEBIH PAGI!” suara teriakan bundanya, sambil berjalan ke kamar Rinjani.

tanpa basa-basi bundanya langsung menggoyangkan badan putrinya, dia tau anaknya ini susah sekali untuk bangun. putrinya ini seperti putri tidur, yang harus di cium pangeran dulu baru bangun. tapi, karena putrinya ini bukan putri tidur, dan tidak ada pangeran, jadinya di cium sama panci saja.

“BANGUN GAK KAMU!” masih menggoyangkan badan sang anak.

“lima menit lagi, bun” sahut Rinjani, masih memejamkan matanya.

“BANGUN ATAU MAU DI CIUM PANCI?” bundanya sudah menyiapkan panci untuk anak tercintanya itu.

“IYA… ini bangun kok..” Rinjani langsung berlari menuju kamar mandi.

“di ancam dulu kamu baru nurut” mamanya bergumam, lalu keluar dari kamar Rinjani untuk melanjutkan memasak.

rinjani sudah bersiap-siap, dia turun untuk berangkat.

“bunda, aku pergi dulu ya. udah kesiangan ini.” rinjani berbicara sambil memakai sepatunya.

“makanya, kalo di bangunin tuh bangun, pemalas banget sih kamu.” mamanya pun mengomel, tapi tidak berteriak lagi.

“hehe, maaf bunda.” rinjani nyengir sambil mengambil bekal di tangan bundanya.

“aku gak sarapan ya bunda, nanti aku makan bekal aja di sekolah.” lanjutnya

“iya.”

“assalamualaikum.” Salim ke bundanya.

“waalaikumsalam.” berbicara sambil melihat anaknya yang sudah menjauh dari pekarangan rumah.

saat sampai di kelas, Rinjani langsung menuju bangkunya.

“siang banget kamu datengnya Rin.” ucap temennya, Ririn.

“semalem begadang nonton drama, jadinya lupa waktu deh” jawabnya cengar-cengir.

“makanya, udah tau hari ini upacara, malah begadang nonton drama.” omelnya pada Rinjani.

“iya, iya.” sahut Rinjani

kring… kring…

“udah bel, ayo ke lapangan, Rin.” ajak Rinjani.

“ayo” ucap Ririn.

“baris yang benar anak-anak. kalian ini sudah besar sifatnya masih kayak anak SD.” ucap kepala sekolah.

“itu ibu-ibu kapan pensiunnya sih?! hobi bener ke sekolah”

“ya ampun, males banget. kenapa harus ada tu ibu-ibu sih.”

“males banget sama tu guru.”

“udah bener pensiun, malah masih dateng ke sekolah.”

dan masih banyak lagi yang mengeluh dan mengatai ibu kepala sekolah.

murid-murid tidak setuju kalau ibu kepsek menjadi pembina, karena saat amanat upacara, pasti sangat panjang.

saat upacara selesai, mereka di beri istirahat 15 menit. Rinjani dan Ririn menuju kantin untuk membeli minuman, karena haus.

saat mereka sampai kantin, mereka membeli minuman dan makanan karena lapar, yang membeli makanan hanya Ririn, karena Rinjani memilih untuk memakan bekal dari bundanya. mereka mencari tempat duduk untuk menikmati makanan dan minuman mereka.

“eh Rin,” ucap Rinjani.

“ya?” sahut Ririn.

“menurut kamu, murid-murid terlalu berlebihan tidak?” tanya Rinjani.

“berlebihan tentang apa?” ucap Ririn bertanya.

“saat di lapangan tadi, saat murid-murid mengatai ibu kepsek. menurutku mereka berkata terlalu kasar, tidak cocok berbicara seperti itu kepada orang yang lebih tua. menurut mu bagaimana?” ucap Rinjani.

“oh yang itu, iya menurut ku itu agak terlalu berlebihan. walaupun memang dia galak, tapi tidak harus berkata sekasar itu.” jawab ririn.

“iya kan… aku agak kasian dengan ibu Laura.” ucap Rinjani, sambi memakan bekalnya.

ibu Laura ada nama kepala sekolah mereka.
akhirnya mereka menikmati makanan mereka, lalu kekelas.

kring… kring…

“ey, kita belajar apa hari ini?” tanya salah satu murid; Marco.

“kita belajar matematika.” jawab Vivian, yang menjadi ketua kelas IXa.

“guru rapat, kita jamkos,” teriak Malik.

“tau dari mana kamu?” tanya Vivian.

“dari kelas sebelah.” lanjut Malik.

saat mereka sedang ribut, tanpa di sadari kelakuan mereka di lihat oleh ibu Laura.

“SEMUANYA, DUDUK TEMPATNYA MASING-MASING.” teriak ibu Laura.

semua siswa tertegun, dan reflek duduk di tempatnya masing-masing.

“kalian kenapa berisik? ketua kelas mana ini, bukannya suruh teman-temannya diam, malah ikut ribut. kenapa kalian tidak meminta tugas ke kantor?” omel ibu Laura kepada semua murid-murid kelas IXa.

“mana suaranya? tadi berisik seperti di hutan, sekarang malah diam saja. ketua kelas minta tugas ke kantor, dan semua murid berdiri.” tambahnya.

“baik Bu” Vivian langsung keluar, menuju kantor.

“semuanya squat jump, sampai ketua kelas datang.” ucap ibu Laura.

“baik Bu” ucap serempak murid-murid.

saat ketua kelas datang, mereka semua pun berdiri dengan memegang kaki mereka yang kram, karena squat jump berkali-kali.

“ibu pergi, kalian anteng-anteng di bangku masing-masing dan kerjain tugas yang sudah di ambil.” ibu Laura keluar dari kelas.

“huh, capek banget.” Rinjani duduk sambil meminum air.

“iya ih, kaki ku sampe kram, pengen nangis.” Ririn meringis sakit.

murid-murid pun mengeluh sakit, dan mengatai ibu Laura, seperti biasanya.

“capek banget ih, sumpah dah ibu Laura sadis banget.”

“iya, kaki aku sampe sakit banget”

“kapan sih tuh guru pensiun, bikin capek aja”

“iya kan, apa kita demo aja buat ngusir tu guru?” canda salah satu murid

“lah, ide bagus.” sebagian pun tertawa.

Rinjani meringis mendengar semua murid-murid berkata enteng seperti itu. dia tak menyangka semua kata yang di keluarkan sangatlah pedas, inikan bukan sepenuhnya salah Bu Laura, ini salah mereka juga karena berisik.

berapa bulan kemudian…

ujian akhir sudah selesai, tinggal menunggu hari esok untuk perpisahan. rencananya saat guru-guru akan di kumpulkan dan semua siswa-siswi akan mengasih hadiah kepada guru yang mereka sayang atau sukai.

keesokan harinya saat guru sudah pidato, saat yang di tunggu akhirnya dilaksanakan, yaitu mengasih kado.

“kamu mau ngasik kado ke siapa Rin?” tanya Ririn kenapa Rinjani.

“aku mau ngasik kado ku buat ibu Laura.” jawabnya.

“kalo kamu mau ngasih kado ke siapa ri?” tambahnya.

“kalo aku mau ngasih kado buat pak jay, dia ganteng soalnya” Ririn menyengir.

“terserah kamu aja deh” Rinjani dan Ririn pun tertawa.

“okey anak-anak, sekarang pilih lah guru yang kalian ingin kasih hadiah, dan ucapkan sesuatu kepada guru yang kalian pilih.” ucap sang MC.

Rinjani sudah mengarah ke ibu kepsek, dan mengasih kadonya. yang berjalan ke ibu Laura hanya dirinya, tidak ada yang mengasih kado padanya.

“eh… kamu kasih ibu?” tanya ibu Laura.

“iya Bu… alasan aku milih ibu aku cuma mau makasih karena udah jadi kepala sekolah kami, dan sudah membibing aku dan yang lain selama di sekolah ini. walaupun kami, sebagai murid-murid sangatlah nakal, ibu tetap bertahan untuk mengajari kami. ibu benar-benar menjadi ibu kedua kami di sekolah. makasih ibu, aku sayang ibu laura.” Rinjani tersenyum, tidak ada kebohongan dalam kata-katanya, dia memang jujur dalam setiap katanya.

“makasih ya nak, itu sudah jadi tanggung jawab ibu. ibu tau, kalo ibu sangatlah galak. tapi ibu ada alasan di balik galaknya ibu. ibu cuma mau kalian belajar yang rajin dan tidak salah jalan, ibu juga tau resiko kalo ibu galak, ya… bakal gak di suka siswa-siswi, tapi ibu gak papa, ibu gak mau apa-apa dari kalian, ibu cuma mau kalian berhasil dan lanjut ke jenjang yang lebih dari ini. ibu juga sayang kamu, dan semua siswa-siswi.” ibu Laura tersenyum lembut.

tanpa di sadari semua murid-murid mendengar ucapan ibu Laura, mereka menyesal telah berkata yang tak pantas pada ibu Laura. akhirnya mereka berjalan ke ibu laura, lalu memeluknya.

“maaf ibu, kami sadar ucapan kami begitu kasar ke ibu.”

“iya ibu, kami minta maaf sudah mengata-ngatai ibu”

“kalian gak salah, itu juga sudah berlalu, ayo menikmati hari terakhir kalian di sekolah ini.” ucap bu Laura.

Guru yang galak sering kali dianggap sebagai sosok yang menakutkan dan tidak disukai oleh murid-muridnya. Namun, di balik penampilan keras dan tegas, mungkin ada motivasi yang lebih dalam dan mulia. Guru yang galak mungkin memiliki tujuan untuk melindungi murid-muridnya dari jalan yang salah dan membantu mereka mencapai potensi penuh mereka.

Dengan pendekatan yang keras dan tegas, guru tersebut berusaha untuk membentuk karakter dan disiplin murid-muridnya. Meskipun metode yang digunakan mungkin tidak disukai oleh semua orang, niat baik dan kepedulian yang mendalam terhadap masa depan murid-muridnya patut dihargai.

Dalam banyak kasus, guru yang galak dapat menjadi contoh bagi murid-muridnya tentang pentingnya kerja keras, disiplin, dan tanggung jawab. Dengan demikian, meskipun penampilan luarnya mungkin tidak menyenangkan, guru tersebut dapat memiliki dampak positif yang signifikan pada kehidupan murid-muridnya.

Oleh karena itu, penting untuk tidak hanya melihat penampilan luar guru, tetapi juga memahami motivasi dan niat baik yang ada di baliknya. Dengan demikian, kita dapat lebih menghargai peran guru dalam membentuk generasi masa depan yang lebih baik.

Berita Terkait

Bangkit dari Keterpurukan, SD Negeri 4 Blangkejeren Kembalikan Cahaya Pendidikan Lewat Program BERSERI (Belajar Sepanjang Hari)
Tawa Kebahagiaan XII ¹ Bersama Sang Guru di  Ruangan Biologi
Bunga Di tengah Badai
Terima Kasih, Pak Karoma Bapak Wali Kelas Kami, XII¹
CITA-CITA KU DI MASA DEPAN
SEMENJAK MAMA DAN PAPA KU BERPISAH
Mengecewakan
Aku dan Bayangan Diri

Berita Terkait

Kamis, 27 November 2025 - 17:07 WIB

TAGANA dan TKSK Bergerak Cepat Tangani Banjir, Wakil Bupati Aceh Besar Cek. Kesiapan

Rabu, 26 November 2025 - 23:18 WIB

Hujan Deras Lumpuhkan Aktivitas di Aceh: Listrik Padam, Wilayah Terisolir, Warga Padati Kafe dan Warkop TU Abdullah Pulo

Rabu, 26 November 2025 - 22:21 WIB

Dinas Sosial Aceh Kerahkan TAGANA Siaga Penuh Hadapi Cuaca Ekstrem

Rabu, 26 November 2025 - 13:22 WIB

Sungai Kala Tripe Mengamuk: Akses ke Tripe Jaya Putus, Warga Terkurung Banjir

Rabu, 26 November 2025 - 10:37 WIB

Longsor dan Pohon Tumbang Tutup Akses Lintas Desa Persada Tongra–BabahRot

Selasa, 25 November 2025 - 19:57 WIB

Hujan Tak Surutkan Langkah: Marlina Muzakir dan Dinsos Aceh Pastikan Penanganan Banjir Tidak Tertunda.

Selasa, 25 November 2025 - 17:34 WIB

Istri Gubernur Aceh, Marlina Muzakir Salurkan Bantuan Logistik untuk Korban Banjir di Lhokseumawe

Selasa, 25 November 2025 - 17:21 WIB

Gerak Cepat Antar Instansi Atasi Pohon Tumbang Gunung Alue Krit

Berita Terbaru