TLii |Medan, Sumatera Utara – Sabtu, 4 Oktober 2025 – Komite Persiapan Pembentukan Provinsi Aceh Leuser Antara (KP3ALA) menggelar konsolidasi akbar sekaligus pengukuhan kepengurusan tingkat pusat dan daerah di Aula Asrama Haji Medan. Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam menyatukan semangat perjuangan masyarakat kawasan tengah dan tenggara Aceh menuju lahirnya Provinsi Aceh Leuser Antara (ALA).
Acara berlangsung khidmat dengan rangkaian tertib acara mulai dari pembacaan ayat suci Al-Qur’an, pembacaan isi petikan surat keputusan KP3ALA Pusat, kata-kata pengukuhan, penandatanganan pakta integritas oleh masing-masing KP3ALA kabupaten/kota, penyerahan pataka, hingga ditutup dengan doa bersama dan Shalawat Badar.
Konsolidasi akbar ini dihadiri oleh sejumlah tokoh berpengaruh yang selama ini konsisten memperjuangkan pemekaran ALA, di antaranya:
Drs. H. Syahbudin, BP, MM – Tokoh inisiator pemekaran ALA
Nilawati Mustafa M. Tamy – tokoh perempuan dan istri mantan Bupati Aceh Tengah
Prof. Dr. Rahmat Salam, M.Si – Ketua Umum KP3ALA Pusat
Drs. H. Armen Desky, MM – Ketua Dewan Pembina KP3ALA Pusat
Zam Zam Mubarak – Ketua Umum KP3ALA Kabupaten Aceh Tengah
Selain itu, hadir pula para pengurus KP3ALA dari kabupaten/kota se-kawasan ALA, yakni Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, Kota Subulussalam, dan Aceh Singkil.
Momentum penting dalam acara ini adalah pengukuhan resmi kepengurusan KP3ALA periode 2025–2030. Prosesi pengukuhan dilakukan langsung oleh Ketua KP3ALA Pusat dengan penyerahan surat keputusan serta pataka KP3ALA kepada perwakilan setiap kabupaten/kota.
Setelah pengukuhan, seluruh pengurus daerah menandatangani Pakta Integritas. Dokumen tersebut berisi komitmen bersama untuk:
1. Berperan aktif dalam perjuangan pemekaran ALA.
2. Tidak terlibat dalam perbuatan tercela yang dapat merusak perjuangan.
3. Tidak meminta atau menerima suap maupun pemberian yang berpotensi menggagalkan perjuangan.
4. Menjadi teladan dalam kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
5. Menjunjung transparansi, kejujuran, objektivitas, dan akuntabilitas dalam tugas.
6. Menghindari konflik kepentingan dalam perjuangan.
Dalam sambutannya, Drs. H. Syahbudin BP menegaskan bahwa pemekaran ALA bukan hanya aspirasi masyarakat setempat, tetapi juga kebutuhan strategis nasional.
> “Sudah hampir 20 tahun Aceh menikmati dana otonomi khusus, tetapi faktanya Aceh masih berada di posisi provinsi termiskin di Sumatera. Pemekaran ALA adalah solusi nyata untuk mempercepat pembangunan, meningkatkan pelayanan publik, dan mengoptimalkan pengelolaan potensi daerah,” ujarnya.
Menurut Syahbudin, wilayah ALA menyimpan potensi luar biasa, mulai dari Gunung Leuser sebagai paru-paru dunia, hingga kopi arabika Gayo dan kakao berkualitas internasional. Jika dikelola secara baik dan berkelanjutan, kawasan ini berpotensi menjadi salah satu provinsi terkaya di Indonesia.
Para tokoh KP3ALA menilai perjuangan pemekaran kini memasuki fase terbaik. Sebab, program pemekaran daerah masuk dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional).
Ketua Umum KP3ALA Aceh Tengah, Zam Zam Mubarak, menyebut bahwa pemekaran ALA adalah kebutuhan mendesak.
> “Pemekaran ini bukan hanya soal pemerataan pembangunan, tetapi juga bagian dari kepentingan strategis nasional. ALA akan memperkuat pertahanan, mempercepat pembangunan, dan menambah semangat baru bagi masyarakat Aceh bagian tengah dan tenggara,” katanya.
Kawasan ALA bukan hanya kaya sumber daya alam, tetapi juga memiliki nilai historis dan strategis sebagai poros pertahanan nasional sejak masa kerajaan hingga era kemerdekaan. Dengan terbentuknya provinsi baru, diharapkan masyarakat ALA mendapatkan pelayanan publik yang lebih dekat, pembangunan yang lebih merata, serta kesejahteraan yang meningkat.
Konsolidasi akbar ini meneguhkan bahwa perjuangan ALA bukan sekadar wacana, melainkan agenda serius yang telah mendapatkan dukungan luas, baik dari masyarakat lokal maupun dari pemerintah pusat.
✨ Dengan semangat persatuan, pengukuhan ini menjadi tonggak penting menuju lahirnya Provinsi Aceh Leuser Antara, simbol harapan baru bagi masyarakat Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, Subulussalam, dan Aceh Singkil.