TIMELINESINEWS-INVESTIGASI.com | JAWA TENGAH – Suasana Stasiun Semarang Poncol tampak berbeda pada Kamis pagi itu. Di sudut ruang tunggu yang biasanya dipenuhi penumpang dengan koper dan tas ransel, kini berjejer rapi tempat tidur lipat berwarna putih.
Petugas medis berseragam Palang Merah Indonesia (PMI) sibuk memeriksa tekanan darah calon pendonor. Aroma antiseptik bercampur dengan deru kereta yang sesekali melintas.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 4 Semarang memilih cara istimewa merayakan hari jadi ke-80. Bukan dengan pesta megah atau seremonial biasa, melainkan dengan menggelar donor darah serentak di tiga stasiun sekaligus: Semarang Poncol, Tegal dan Cepu pada Kamis 25 September 2025.
“Setetes darah yang disumbangkan bisa menyelamatkan nyawa. Karena itu kami ingin menghadirkan ruang bagi masyarakat luas untuk berbagi kebaikan bersama KAI,” ungkap Manager Humas KAI Daop 4 Semarang Franoto Wibowo, saat ditemui di lokasi kegiatan.
Kegiatan donor darah ini bukanlah acara seremonial biasa. Franoto menegaskan bahwa aksi sosial ini merupakan bentuk nyata kontribusi KAI untuk membantu memenuhi kebutuhan darah nasional yang terus meningkat.
Data PMI menunjukkan, Indonesia membutuhkan sekitar 5,1 juta kantong darah per tahun, namun baru terpenuhi sekitar 4,5 juta kantong.
Di Stasiun Tegal, penumpang yang hendak melanjutkan perjalanan, rela menunda keberangkatannya selama 30 menit untuk ikut mendonorkan darah.
“Kebetulan saya melihat spanduk donor darah saat masuk stasiun. Daripada menunggu kereta sambil main ponsel, lebih baik berbagi untuk sesama,” kata penumpang ini sambil tersenyum.
Setiap calon pendonor harus melalui tahapan pemeriksaan kesehatan yang ketat. Tim medis PMI memeriksa tekanan darah, kadar hemoglobin, riwayat penyakit hingga berat badan. Hanya mereka yang memenuhi syarat kesehatan yang diperbolehkan mendonorkan darahnya.
PMI Kota Semarang yang bertugas di Stasiun Semarang Poncol, menjelaskan bahwa standar pemeriksaan mengikuti protokol internasional.
“Kami pastikan pendonor dalam kondisi sehat dengan hemoglobin minimal 12,5 g/dL untuk perempuan dan 13 g/dL untuk laki-laki. Berat badan minimal 45 kilogram dan tidak sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu,” jelasnya.
Proses pengambilan darah berlangsung dengan protokol kesehatan dan standar medis yang ketat.
Setiap pendonor menggunakan jarum steril sekali pakai, kantong darah bersertifikat dan dipantau langsung oleh petugas medis terlatih.
Di Stasiun Cepu, antusiasme warga terlihat sejak pukul 08.00 WIB. Tidak hanya pegawai KAI, masyarakat sekitar stasiun juga berbondong-bondong mendaftarkan diri sebagai pendonor.
Suasana kekeluargaan terasa kental ketika para pendonor saling berbagi cerita sambil menunggu giliran.
Banyak petugas KAI mengaku sudah rutin mendonorkan darah setiap tiga bulan. “Ini cara saya bersyukur masih diberi kesehatan. Profesi kami menuntut kondisi prima, jadi donor darah sekaligus menjadi indikator kesehatan pribadi,” tuturnya.
KAI Daop 4 menyediakan fasilitas pendukung yang memadai. Ruang tunggu ber-AC, minuman isotonik, susu, biskuit hingga buah-buahan segar disiapkan untuk para pendonor.
Setelah mendonorkan darah, peserta diminta beristirahat minimal 15 menit sambil mengonsumsi makanan ringan untuk memulihkan kondisi tubuh.
Franoto Wibowo melaporkan hasil yang menggembirakan dari kegiatan donor darah serentak ini.
“Dalam pelaksanaan di tiga stasiun Daop 4 kali ini, terdapat sejumlah 64 peserta yang dinyatakan layak untuk mengikuti donor darah,” katanya dengan nada bangga.
Rincian golongan darah yang berhasil dikumpulkan:
– Golongan darah A: 10 kantong
– Golongan darah B: 25 kantong
– Golongan darah AB: 3 kantong
– Golongan darah O: 26 kantong
Setiap kantong darah berisi sekitar 350-450 ml dan dapat membantu hingga tiga pasien yang membutuhkan transfusi. Dengan 64 kantong yang terkumpul, berarti sekitar 192 jiwa berpotensi terselamatkan.
Stasiun yang biasanya identik dengan hiruk-pikuk perjalanan, pada hari itu bertransformasi menjadi ruang kepedulian sosial.
Para penumpang yang semula terburu-buru, rela meluangkan waktu sejenak untuk berbagi kebaikan.
Sejumlah penumpang mengaku terharu melihat antusiasme masyarakat. “Saya kira stasiun cuma tempat naik turun kereta. Ternyata bisa jadi tempat berbagi kebaikan seperti ini. Lain kali kalau ada lagi, saya mau ikut donor juga,” ujarnya.
Keberhasilan acara ini tidak lepas dari kolaborasi solid antara KAI Daop 4 dengan PMI setempat.
PMI menyediakan tim medis profesional, peralatan medis standar hingga mobil unit donor darah keliling. Sementara KAI menyediakan lokasi strategis, fasilitas pendukung dan mobilisasi peserta.
PMI Kota Semarang mengapresiasi inisiatif KAI. “Lokasi stasiun sangat strategis karena dilalui ribuan orang setiap hari. Ini memudahkan masyarakat yang ingin donor tanpa harus ke kantor PMI. Kami berharap kerja sama ini berlanjut,” katanya.
Franoto menegaskan bahwa donor darah bukan acara sesaat dalam rangka HUT perusahaan. “Aksi sosial semacam ini akan terus dilakukan secara rutin oleh KAI Daop 4, baik dalam momentum peringatan HUT perusahaan maupun dalam kesempatan lain,” janjinya.
KAI Daop 4 menargetkan menggelar donor darah dalam setahun di berbagai stasiun. Selain itu, mereka juga berencana memperluas jangkauan ke stasiun-stasiun kecil di wilayah operasional yang mencakup Jawa Tengah.
Kegiatan donor darah serentak ini memberikan dampak positif berlapis. Pertama, membantu PMI memenuhi stok darah yang sering mengalami defisit, terutama golongan darah langka seperti AB.
Kedua, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya donor darah rutin. Ketiga, membuktikan bahwa BUMN dapat berperan aktif dalam kegiatan kemanusiaan.
Data PMI Jawa Tengah menunjukkan, kebutuhan darah meningkat 15 persen setiap tahun seiring bertambahnya kasus kecelakaan, operasi dan penyakit yang memerlukan transfusi.
Kontribusi 64 kantong darah dari KAI Daop 4 sangat berarti, terutama menjelang musim mudik ketika kecelakaan lalu lintas cenderung meningkat.
Kesuksesan donor darah serentak KAI Daop 4 diharapkan menginspirasi perusahaan lain, baik BUMN maupun swasta, untuk menggelar kegiatan serupa.
Dengan infrastruktur dan sumber daya yang dimiliki, perusahaan-perusahaan besar dapat berkontribusi signifikan dalam pemenuhan kebutuhan darah nasional.
“Kehadiran mereka menambah semangat kebersamaan bahwa stasiun bukan hanya sebagai tempat keberangkatan dan kedatangan kereta api, tetapi juga pusat aktivitas sosial kemasyarakatan,” tambah Franoto.
Di tengah dominasi aktivitas digital dan individualisme urban, aksi donor darah KAI Daop 4 menghadirkan nilai gotong royong yang mulai terkikis.
Para pendonor muda yang hadir membuktikan bahwa kepedulian sosial masih hidup di generasi milenial dan Gen Z.
Penumpang yang kebetulan sedang menunggu kereta di Stasiun Tegal, mengaku terinspirasi. “Selama ini saya pikir donor darah itu ribet dan menyeramkan. Ternyata prosesnya cepat dan tidak sakit. Malah dapat snack gratis,” candanya sambil menunjukkan plester bekas suntikan di lengannya.
Donor darah serentak di Semarang Poncol, Tegal dan Cepu menjadi bukti nyata bahwa peringatan ulang tahun perusahaan dapat dikemas dalam bentuk kepedulian sosial.
Setiap tetes darah yang terkumpul membawa harapan bagi pasien yang membutuhkan transfusi segera.
Seorang peserta mengungkapkan rasa terharunya. “Anak saya pernah butuh transfusi darah saat kecelakaan tahun lalu. Saya tahu betapa berharganya stok darah di PMI. Terima kasih untuk KAI dan semua pendonor yang sudah berbagi,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Di usia 80 tahun, KAI membuktikan bahwa perusahaan pelat merah ini tidak hanya fokus pada layanan transportasi tetapi juga peduli pada aspek kemanusiaan.
Donor darah serentak menjadi simbol bahwa rel kereta api tidak hanya menghubungkan kota, tetapi juga menghubungkan hati antarmanusia.
Ketika senja mulai turun di Stasiun Semarang Poncol, tim medis PMI mulai membereskan peralatan.
Kantong-kantong darah yang terkumpul segera dibawa ke bank darah untuk diproses lebih lanjut.
Di balik setiap kantong tersebut, tersimpan harapan dan doa dari para pendonor untuk kesembuhan mereka yang membutuhkan.
“Donor darah serentak ini sekaligus menjadi ajakan kepada masyarakat untuk lebih peduli terhadap sesama, karena setetes darah yang diberikan hari ini bisa menjadi penolong bagi mereka yang membutuhkan di kemudian hari,” pesan Franoto menutup kegiatan.
Peringatan HUT ke-80 KAI Daop 4 Semarang telah berlalu, tetapi jejak kemanusiaan melalui 64 kantong darah akan terus hidup dalam tubuh mereka yang membutuhkan.
Sebuah perayaan yang sesungguhnya: merayakan kehidupan dengan berbagi kehidupan. ***