Muhamad Kenzo(Foto istimewa penulis)
TIMELINES INEWS
Cerpen: Aku dan Bayangan Diri
Karya: Muhamad Kenzo 7B
Aku berdiri di depan cermin, menatap bayangan diri yang terpantul. Aku tidak bisa tidak membandingkan diriku dengan teman-teman lainnya. Mereka semua terlihat sempurna dengan tubuh langsing dan kulit yang cerah. Sementara aku, aku merasa seperti tidak cukup baik. Perutku yang buncit dan pipiku yang tembem membuatku merasa minder.
“Kenapa aku tidak bisa seperti mereka?” aku bertanya kepada diri sendiri
Di sekolah, aku sering menjadi bahan ejekan. “Gendut!” kata mereka sambil tertawa. Aku mencoba untuk tidak peduli, tapi kata-kata itu terus menghantui pikiranku.
Suatu hari, aku bertemu dengan seorang nenek tua di pasar. Dia tersenyum manis ketika melihatku dan berkata, “Hey anak muda, rupa badanmu tidak boleh menghambat masa mudamu.”
Aku merasa sedikit heran, tapi ada sesuatu dalam kata-katanya yang menyentuh hatiku.
“Apa maksudmu, Nek?
aku bertanya dengan tujuan ingin tahu
“Maksudnya, jangan pernah menilai dirimu dari penampilan fisik saja. Ada banyak hal yang membuatmu berharga dan unik,” jawab nenek dengan senyum yang hangat.
Nenek itu bertanya ” apakah ini hasil lukisanmu yang ada di sketsa”
Akupun menjawab ” ya, dengan penuh semangat
Nenek itu lalu berkata “kembangkanlah bakatmu ini” katanya
Aku mulai mengubah perspektifku. Aku berhenti membandingkan diriku dengan orang lain dan mulai menerima diri apa adanya. Aku menyadari bahwa aku memiliki kelebihan sendiri, seperti kemampuan menggambar dan menulis cerita.
Perlahan-lahan, aku menemukan kepercayaan diri. Aku mulai berani menunjukkan karya-karya seniku di sekolah, dan teman-teman mulai menghargai bakatku. Mereka melihatku bukan sebagai anak gendut, tapi sebagai teman yang kreatif dan berani.
“Wow, karya senimu sangat bagus!” kata teman-temanku dengan kagum.
Aku menyadari bahwa setiap orang memiliki keunikan masing-masing. Dan aku, dengan segala kekurangan dan kelebihanku, adalah unik dengan caraku sendiri. Aku belajar untuk mencintai diri sendiri, bukan karena aku sempurna, tapi karena aku berani menjadi diri sendiri.
Sekarang, ketika aku berdiri di depan cermin, aku melihat seseorang yang kuat dan berani. Aku tidak lagi melihat kegendutan sebagai cela, tapi sebagai bagian dari diriku yang membuatku lebih berwarna. Karena aku tahu semua orang memiliki kekurangan dan kelebihan.

































