Refleksi 20 Tahun Perdamaian Aceh dan 80 Tahun Kemerdekaan RI, Perempuan Akar Rumput Angkat Suara

Misri

- Redaksi

Selasa, 19 Agustus 2025 - 19:58 WIB

20101 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Refleksi Perempuan Aceh - Damai, Merdeka, dan Keadilan yang Tertunda. Foto.Dok

Refleksi Perempuan Aceh - Damai, Merdeka, dan Keadilan yang Tertunda. Foto.Dok

Banda Aceh – Dua momentum besar, 20 tahun perdamaian Aceh dan 80 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, menjadi ruang refleksi bagi perempuan akar rumput untuk menyuarakan pengalaman, harapan, dan tuntutan keadilan.

Ernawati, tokoh perempuan asal Pidie sekaligus Koordinator Program Flower Aceh, menegaskan bahwa damai dan merdeka bukan hanya berhenti dari dentuman senjata.

“Damai berarti bisa bekerja tanpa takut, keluar rumah dengan tenang, dan turut serta dalam pembangunan. Merdeka berarti suara kita didengar. Tapi perjalanan belum selesai, masih ada kemiskinan, ketidakadilan, dan suara perempuan yang diabaikan,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sri Mayuliza, anak korban konflik dari Aceh Utara, menyebut perdamaian 20 tahun ini sebagai berkah. “Kami ingin anak-anak Aceh tumbuh dengan warisan harapan, bukan luka perang,” katanya.

Muhklifah, perempuan penggerak kesehatan di Aceh Tamiang, memaknai merdeka sebagai terbebas dari perundungan dan mendapatkan penghargaan tanpa memandang latar belakang. “Perdamaian dan kemerdekaan saling terkait. Damai dirasakan hati, merdeka dirasakan jasmani,” tegasnya.

Namun, suara kritis juga disuarakan. Annisa, tokoh perempuan komunitas di Pidie, menyebut damai masih sebatas di atas kertas. “Keadilan bagi korban masih janji belaka. Kami sudah terus menyuarakan, tapi tak ada perubahan,” ungkapnya.

Cut Ria, keluarga penyintas kekerasan sekaligus paralegal komunitas di Aceh Besar, menegaskan: “Perdamaian sejati tidak cukup tanpa senjata, tapi harus hadir dengan kebenaran, pemulihan, dan pengakuan. Kami tidak menuntut balas, kami menuntut keadilan.”

Khuzaimah, korban konflik di Aceh Utara, menyoroti kebutuhan penting: pemulihan trauma, layanan kesehatan mental, proses hukum yang adil, serta pengakuan terhadap kontribusi perempuan dalam perdamaian.

Dari perspektif lain, Mainar, Tuha Peut Banda Aceh, menilai perdamaian membuat perempuan lebih bebas beraktivitas. “Perempuan kini bisa keluar malam tanpa rasa takut,” katanya.

Sementara itu, Zahruna, Ketua Forum Komunitas Akar Rumput (FKPAR) Aceh, menegaskan arti kemerdekaan perempuan adalah terbebas dari kemiskinan, penindasan, dan kesulitan akses pendidikan.

Riswati, Direktur Eksekutif Flower Aceh, menutup refleksi dengan catatan strategis. Ia mendorong pengarusutamaan agenda Women, Peace, and Security (WPS), peningkatan partisipasi perempuan dalam perencanaan pembangunan, integrasi GEDSI dan hak anak di semua sektor, hingga optimalisasi Anggaran Responsif Gender (ARG).
“Dengan langkah ini, Aceh dapat membangun masa depan yang adil, setara, dan inklusif bagi semua,” ujarnya.

Refleksi ini menegaskan: merawat damai dan merdeka bukan tugas sesaat, melainkan kerja bersama. Dan perempuan akar rumput siap terus berdiri di garis depan untuk menjaga serta mengisinya.

Berita Terkait

Mengunjungi Kompleks Makam Putri Sultan Alaidin Al Kahhar yang Tidak Ditemukan, Peneliti Prancis Alami Kendala Penelitian
Workshop Gebyar Budaya Sebagai Wadah Hidupkan Kembali Seni Musik “Rapa’I Kaoi”
Lestarikan “Rapa’i Uroh” Seni Tradisional Aceh Ditengah Perkembangan Zaman 
Dinsos Aceh Besar Kerahkan TAGANA dan Pilar Sosial Gotong Royong di Makam Pahlawan Sambut Hari Pahlawan 2025
Pelaku UMKM Pidie Jaya Siap Sukseskan MTQ ke-XXXVII Provinsi Aceh 2025
Peusaba Aceh Meminta Balai Pelestarian Kebudayaan Aceh Restorasi Kembali Makam Permaisuri Sultan Iskandar Muda 
Peusaba Minta Balai Pelestarian Kebudayaan Aceh Daftarkan Situs Kompleks Makam Qadhi Malikul Adil Di Kutaraja Jadi Cagar Budaya
Berziarah Ke Makam Qadhi Al Qudah Qadhi Malikul Adil Di Kutaraja Bandar Aceh Darussalam.

Berita Terkait

Selasa, 2 Desember 2025 - 05:22 WIB

Lapas Kelas IIB Gunungsitoli Gelar Panen Raya Hortikultura, Wujud Nyata Pembinaan Kemandirian WBP

Selasa, 2 Desember 2025 - 04:34 WIB

Upacara HUT ke-54 KORPRI: Lapas Kelas IIA Binjai Tekankan Semangat Pengabdian ASN

Selasa, 2 Desember 2025 - 03:58 WIB

Semangat Pengabdian ASN, Lapas Tebing Tinggi Peringati HUT Korpri ke-54.

Selasa, 2 Desember 2025 - 03:51 WIB

Lapas Perempuan Medan Terima Bantuan DWP Sumut untuk Warga Binaan Terdampak Banjir

Senin, 1 Desember 2025 - 22:48 WIB

Kalapas Pancur Batu Ikut Bersama Kakanwil Ditjenpas Sumut Tinjau Lapas Terdampak Banjir di Langkat, Sampaikan Empati kepada Warga Binaan

Senin, 1 Desember 2025 - 22:05 WIB

Rutan Labuhan Deli Peringati Hari KORPRI ke-54, Tekankan Pentingnya Integritas dan Profesionalisme

Senin, 1 Desember 2025 - 21:52 WIB

Lapas Kelas I Medan Gelar Upacara HUT KORPRI ke-54, ASN Diminta Jadi Penggerak Utama Transformasi Digital

Senin, 1 Desember 2025 - 21:35 WIB

Lapas Perempuan Medan Gelar Upacara Peringatan Hari KORPRI ke-54 Dengan Khidmat

Berita Terbaru