TLii | SUMUT LAPAS KLS IIB PADANG SIDIMPUAN
10/11/2025
TIMELINES INEWS INVESTIGASI, Padangsidimpuan Sebagai wujud komitmen terhadap kesehatan warga binaan dan mencegah penyebaran penyakit menular di lingkungan pemasyarakatan, Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Padangsidimpuan resmi membuka pelaksanaan pemeriksaan rontgen dada dalam rangka program Active Case Finding (ACF) Tuberkulosis, Senin (10/11/2025). Kegiatan berlangsung secara bertahap selama lima hari, mulai tanggal 10 November 2025 hingga 15 November 2025 di aula utama Lapas.

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari kerjasama antara Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Republik Indonesia (yang melalui Direktorat Jenderal Pemasyarakatan) dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tujuannya adalah melakukan deteksi dini dan pemantauan kesehatan, khususnya terhadap penyakit menular seperti Tuberkulosis (TBC) yang memiliki risiko tinggi penyebarannya di lingkungan tertutup seperti lapas.

Dalam sambutannya, Kalapas Padangsudimpuan, Mathrios Zulhidayat Hutasoit mengingatkan bahwa lingkungan pemasyarakatan merupakan area yang rentan terhadap penularan penyakit menular karena kepadatan hunian dan kondisi mobilitas terbatas. Oleh karena itu, pelaksanaan ACF rontgen dada tersebut menjadi langkah preventif untuk memastikan bahwa seluruh warga binaan mendapatkan skrining kesehatan penting ini.

Pelaksanaan pemeriksaan akan dilakukan secara bertahap selama lima hari agar prosesnya tertib dan seluruh warga binaan dapat terjangkau tanpa mengganggu aktivitas utama lapas. Setiap warga binaan akan melalui pendaftaran, skrining awal terkait gejala TBC, kemudian pemeriksaan rontgen dada (CXR). Jika ditemukan indikasi ke arah TBC, akan diarahkan ke pemeriksaan lanjutan sesuai prosedur yang telah ditetapkan.

Mathrios juga menyampaikan apresiasi kepada pihak Kemenkes melalui Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan, dan vendor pelaksanan atas dukungan teknis dan logistik yang memungkinkan pemeriksaan ini terlaksana. “Deteksi dini adalah kunci agar kami dapat segera memberikan penanganan yang tepat dan mencegah penyebaran di antara sesama warga binaan,” ujarnya.

Sementara itu, dari sisi kesehatan, kegiatan ACF rontgen dada dinilai penting karena rontgen memungkinkan identifikasi kelainan paru-paru yang mungkin belum menunjukan gejala jelas, sehingga bisa mengambil tindakan cepat untuk pengobatan atau isolasi sesuai kebutuhan. Langkah ini sejalan dengan amanah regulasi yang mensyaratkan skrining TBC di lembaga pemasyarakatan sebagai bagian dari upaya eliminasi penyakit menular.

Dengan pelaksanaan program ini, Lapas Padangsidimpuan berharap dapat meningkatkan tingkat kesehatan warga binaan, sekaligus mendukung pencapaian target nasional dalam pengendalian TBC di lingkungan pemasyarakatan, Pungkasnya.
#kemenimipas
#lapaspadangsidimpuan
(***)






































