Aktivis Nelayan Kecam Putusan Polri Tangguhkan Penahanan Kades Kohod

REDAKSI

- Redaksi

Senin, 28 April 2025 - 20:26 WIB

20157 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aktivis nelayan Kholid Miqdar. (TLii/Heru)

Aktivis nelayan Kholid Miqdar. (TLii/Heru)

TLii >> Kab.Serang – Penangguhan penahanan terhadap Arsin, Kepala Desa Kohod, Kabupaten Tangerang, menuai kecaman dari kalangan aktivis nelayan.

Aktivis nelayan Banten, Kholid Miqdar menilai, keputusan tersebut menunjukkan institusi kepolisian, di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, sudah tidak lagi berpihak kepada rakyat.

“Penangguhan penahanan Arsin, yang jelas-jelas merupakan pelaku pemalsuan dokumen tanah. Seakan memperlihatkan kepada masyarakat bahwa kepolisian tidak lagi berdiri untuk rakyat,” ujar Kholid kepada TLii, Senin (28/4/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kholid mengatakan, keputusan itu justru menciderai keadilan. Menurutnya, Arsin tetap seorang pelaku kejahatan meskipun mendapatkan penangguhan.

Ia juga menyoroti bagaimana korban dari pengembang PIK 2, seperti seorang warga bernama Charlie, justru diungkit kembali kasusnya.

“Ini seperti menunjukkan bahwa lembaga kepolisian sudah menjadi bagian dari ternak oligarki. Harusnya mereka melayani masyarakat, bukan justru terkesan melindungi para pengembang besar,” katanya.

Kholid bahkan meragukan keberanian aparat untuk menyentuh aktor-aktor besar di balik proyek PIK 2.

“Menangkap orang seperti Aguan atau Antoni Salim saja saya yakin tidak berani. Bahkan untuk sekadar menindak Ali Hanafi pun tidak mampu,” katanya.

Lebih lanjut, ia menilai, penangguhan terhadap Arsin justru berpotensi membuka ruang bagi pelaku untuk mengulangi perbuatannya.

“Sebaiknya tahan dulu sampai semua alat bukti terkumpul. Bagaimana kalau dia mengulangi lagi?,” tegasnya.

Sebagai perwakilan masyarakat nelayan yang menolak proyek PIK 2, Kholid menyatakan sikap tegas menolak keputusan Kapolri tersebut.

“Kami mengutuk tindakan Kapolri yang mengabulkan penangguhan ini. Kalau hukum terus dipertontonkan seperti ini, negara ini bisa kacau. Ini berbahaya,” pungkasnya.

Lebih lanjut, Kholid menyampaikan, dukungan penuh diberikan kepada warga Kecamatan Pakuhaji yang tengah menghadapi tekanan dan ketidakadilan.

Kholid menyatakan, dirinya akan terus mendampingi masyarakat kecil dalam perjuangan mereka melawan berbagai bentuk kedzaliman.

“Terkait persoalan warga Pakuhaji yang mengalami tindakan semena-mena, kami akan tetap berada di sisi mereka. Kami akan merangkul dan menguatkan mereka agar semakin tegar dalam melawan ketidakadilan,” ujarnya.

Menurutnya, saat ini rakyat kecil sudah kehilangan tempat untuk mengadu dan keadilan hukum pun terasa jauh dari jangkauan.

“Hukum seharusnya milik semua rakyat, bukan hanya alat bagi mereka yang berkuasa. Namun yang terjadi sekarang, hukum justru menjadi alat kekuasaan, bukan lagi pelindung masyarakat,” tegasnya.

Ia juga menyinggung tentang konflik antara warga dan aparat desa setempat.

“Benturan dengan lurah di tingkat desa terus terjadi. Tapi percayalah, rakyat Banten akan bersatu di mana pun berada. Karena jika tidak, situasi ini bisa menjadi sangat berbahaya,” terangnya.

Kata Kholid, kondisi warga Pakuhaji pun kini semakin memprihatinkan. Banyak yang sudah kehilangan sawah dan lahan mereka, dan tak sedikit suara penolakan terhadap relokasi yang akan dilakukan kepada masyarakat Pakuhaji.

“Mereka bilang ke saya, sawah habis, lahan habis, dan sekarang rumah jangan sampai diambil. Mereka lahir dan dibesarkan di sana, nenek moyang mereka dimakamkan di tanah itu. Bagaimana mungkin mereka dipaksa pergi? Ini bukan sekadar penggusuran, ini upaya menghapus sejarah dan budaya kampung mereka,” ungkapnya.

Ia juga memperingatkan, jika pengembang PIK 2 tetap memaksakan kehendak, konflik besar tak akan terhindarkan.

“Kalau mereka terus menekan, ujung-ujungnya ini akan jadi perang. Saya pastikan, masyarakat Banten tidak akan menyerah, termasuk saya pribadi. Orang Banten punya pepatah, kalah siang hari, malam hari kita balas,” tegasnya.

Kholid juga menegaskan, komitmennya bukan sekadar kata-kata kosong.

“Saya bukan orang yang takut miskin, takut kelaparan. Saya akan lawan sampai titik darah penghabisan. Ini bukan sekadar omong kosong. Tidak ada harga untuk tanah kami,” tegasnya dengan penuh semangat.

Berita Terkait

Peacemaker Justice Award 2025: Menguatkan Penyelesaian Sengketa Nonlitigasi Di Indonesia
Peningkatan Stabilitas Keamanan, Lapas Tebing Tinggi Lakukan Koordinasi Dengan Polda Sumut
Di tengah Cuaca Ekstrim, Lapas Padangsidimpuan Tingkatkan Kontrol Blok Hunian
Semarak HUT Kemenimipas ke-1, Lapas Perempuan Kelas IIA Medan Gelar Pagelaran Kreativitas Warga Binaan
Hujan Deras Lumpuhkan Aktivitas di Aceh: Listrik Padam, Wilayah Terisolir, Warga Padati Kafe dan Warkop TU Abdullah Pulo
Lembaga Bantuan Hukum Trisila Soroti Dugaan Tangkap Lepas 4 ABK Dan 10 PMi ilegal oleh imigrasi Tanjungbalai
Lapas Perempuan Medan Tutup Pelatihan Kemandirian Bidang Handycraft untuk Warga Binaan
Advokat Marthin Lase, SH, C.PS, Soroti Dugaan Tangkap Lepas 4 ABK KM Aqil Jaya Dan 10 PMI ilegal Oleh imigrasi Tanjungbalai Asahan

Berita Terkait

Rabu, 26 November 2025 - 22:55 WIB

Advokat Marthin Lase, SH, C.PS, Soroti Dugaan Tangkap Lepas 4 ABK KM Aqil Jaya Dan 10 PMI ilegal Oleh imigrasi Tanjungbalai Asahan

Rabu, 26 November 2025 - 13:38 WIB

KN SAR SANJAYA Berhasil Evakuasi KM Jaya Mandiri 5 Yang Karam Di Perairan Kuala Tanjungbalai Asahan

Selasa, 25 November 2025 - 19:58 WIB

Aksi Serbu Memanas Di Kantor Imigrasi Tanjungbalai Asahan, Ketua Bung Adam Panjat Pagar Dan Buka Baju

Selasa, 25 November 2025 - 17:38 WIB

Aksi SERBU Memanas Di Kantor Imigrasi Tanjungbalai Asahan, Bung Adam Panjat Pagar Dan Buka Baju

Selasa, 25 November 2025 - 13:21 WIB

Imigrasi klas II TPI Tanjungbalai Asahan Cacat Prosedur Terkait Tangkap Lepas 10 PMI Ilegal Dan 4 ABK

Senin, 24 November 2025 - 16:31 WIB

TNI AL Lanal TBA Gagalkan Penyelundupan 1,5kg Sabu Di Pesisir Bagan Asahan

Sabtu, 22 November 2025 - 10:09 WIB

Ketua SERBU Soroti Kinerja Lanal Tanjungbalai Asahan Harus Bertanggung Jawab Atas Penanganan Ball Press

Jumat, 21 November 2025 - 18:01 WIB

SERBU Gelar Aksi Demo Siram Diri pakai Air Limbah,Desak Penutupan Gudang Ikan Asin UD MATAK Yang Diduga Cemari Lingkungan

Berita Terbaru