Di Bawah Terik Mentari, Mereka Tetap Berdiri Tegak
Kisah 55 Calon Paskibraka Pidie Jaya Menaklukkan Panas, Letih, dan Rasa Tak Percaya Diri
Oleh: (Jailani, S.Sos /Jurnalis Timelines iNews)
TLii >> PIDIE JAYA – Matahari menggantung tinggi di langit Pidie Jaya. Panasnya menusuk kulit, membakar semangat, menguji daya tahan. Tapi di lapangan latihan itu, 55 pasang kaki tetap tegak berdiri. Wajah mereka dibasahi peluh, namun tak satu pun melangkah mundur.
Inilah masa-masa berat bagi para calon Paskibraka Pidie Jaya 2025. Dua pekan telah berlalu sejak mereka mulai menapaki jalan menuju 17 Agustus — jalan penuh disiplin, kepatuhan, dan pengorbanan.
“Satu-dua ada yang sempat merasa lelah, itu manusiawi. Tapi mereka tidak menyerah. Saya bangga,” ujar Aiptu Suhatman, pelatih senior dari institusi kepolisian, yang lebih dikenal dengan panggilan khas, Pak Man. Ia bukan sekadar pelatih. Ia adalah sosok ayah, motivator, sekaligus penjaga bara semangat anak-anak yang sedang ditempa menjadi generasi pengibar kehormatan.
Di sela istirahat, Suhatman menyampaikan kepada Timelines iNews, “Alhamdulillah, kami tetap semangat berlatih. Cuaca panas memang membuat badan lelah, tapi dengan semangat yang kami bangun bersama, rasa letih itu hilang dengan sendirinya.”
Di sisi lain, petugas medis bernama Zulfiana berjaga tak jauh dari barisan. Ia bukan sekadar memegang tensimeter dan kotak P3K — ia adalah penjaga daya tahan, yang mengamati satu per satu wajah muda yang sedang diuji oleh alam dan waktu.
“Cuaca seperti ini memang cukup ekstrem. Tapi kami rutin memeriksa tensi darah dan fisik mereka. Yang penting, jangan sampai ada yang tumbang,” ujarnya, sambil tersenyum kecil menutupi kekhawatiran yang sebenarnya tak pernah reda.
Hari-hari terus berganti. Panas masih menjadi tantangan utama. Namun dari kejauhan, dua pria berseragam dinas tampak memperhatikan gerak langkah para peserta dengan saksama. Ia adalah Mahmudi., Sekretaris Bakesbangpol bersama Kabid Ideologi yang membidangi perhelatan pesta kemerdekaan tingkat Kabupaten Pidie Jaya, Muhammad Ihsan, ., ia memantau langsung perkembangan yang tak hanya terlihat dari barisan yang semakin rapi, tapi juga dari pancaran mata yang makin percaya diri.
“Sudah dua minggu, dan kami melihat perkembangan banyak peningkatan . Anak-anak ini bukan hanya belajar baris-berbaris, tapi mereka sedang belajar menjadi pemimpin masa depan. Dengan semangat yang kuat, saya yakin tujuan akhir mereka akan terwujud,” ucapnya dengan suara tenang namun penuh keyakinan.
Latihan belum usai. Masih ada waktu hingga pertengahan Agustus. Tapi satu hal sudah pasti — 55 jiwa muda ini sedang menulis cerita mereka sendiri, tentang keberanian, keteguhan, dan impian untuk berdiri paling depan, mengibarkan Merah Putih di langit kemerdekaan.
Dan di bawah panas yang tak henti menghantam bumi, mereka tetap berdiri tegak. Karena mereka tahu, menjadi Paskibraka bukan hanya tentang mengangkat bendera — tapi juga tentang mengangkat harga diri, harapan, dan
masa depan negeri. (JN)