TLii//Tanjungbalai//Sumut
Tanjungbalai- Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang kian sarat manipulasi, kebenaran sering terkubur di balik kepentingan. Tipu daya mengintai di setiap sudut, meracuni pikiran dan membungkam suara. Luka lama terus menjerit, meski lisan dipaksa diam dan tangan telah bengkak menahan beban. Seperti pesan Soe Hok Gie, “Orang-orang seperti kita tidak pantas mati di tempat” — sebuah pengingat bahwa sikap diam bukan pilihan,(22/11/25)
Isu penanganan barang bukti ball press hasil tangkapan Lanal Tanjungbalai Asahan (TBA) kini memasuki babak yang lebih serius. Publik mempertanyakan konsistensi aparat dalam menjalankan kewenangan dan prosedur penanganan barang sitaan.
Berdasarkan laporan dari masyarakat muncul dugaan bahwa mekanisme penanganan ball press tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sorotan publik semakin tajam, menuntut kejelasan dan transparansi dari jajaran Lanal TBA.
Panglima Serbu, Adam, menyampaikan kritik keras terhadap kinerja Lanal TBA.
“Kami mendesak Lanal TBA untuk benar-benar menindaklanjuti barang haram tersebut sesuai regulasi. Jangan main-main dengan amanah hukum,” tegas Adam dengan nada tinggi.
Adam menegaskan bahwa tidak boleh ada aparat yang berlindung di balik jabatan untuk menghindari tanggung jawab. Ia bahkan mengeluarkan peringatan terbuka yang mengguncang.
“Perlu kami sampaikan, apabila hal ini tidak diselesaikan dengan serius, lebih baik angkat kaki dari jabatan tersebut. Jangan nodai institusi dengan kelalaian,” ujarnya.
Desakan ini menjadi alarm keras bagi Lanal Tanjungbalai Asahan bahwa publik tidak lagi bisa diredam dengan penjelasan setengah hati. Integritas aparat dipertaruhkan, dan masyarakat menunggu bukti nyata, bukan sekadar janji,(RR)

































