TLii | ACEH | Gayo Lues, Masyarakat Gayo Lues dari berbagai unsur kembali membentuk kepengurusan Komite Persiapan Pembentukan Provinsi (KP3) Aceh Leuser Antara dalam rapat di Aula Rajawali, Blangkejeren, Minggu 4 Mei 2025. Pembentukan ulang ini dilakukan karena sejumlah pengurus sebelumnya telah wafat.
H. Ibnu Hasim, mantan Bupati Gayo Lues dan kini anggota DPRK, mengingatkan bahwa perjuangan mewujudkan Provinsi ALA sudah berjalan selama 26 tahun. Ia menyebut, enam daerah menyatakan dukungan terhadap pemekaran ini: Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Tengah, Bener Meriah, Singkil, dan Subulussalam.
H. Idris Arlem ditetapkan sebagai Ketua KP3 ALA Gayo Lues. Ia mengajak semua elemen bersatu dan mencari dukungan luas agar perjuangan ini bisa berhasil. Hj. Nurhayati dipercaya sebagai sekretaris dan H. Hardansyah sebagai bendahara. Penetapan pengurus bidang akan dilakukan sesuai kapasitas masing-masing.
H. Bachrin Porang, tokoh senior dalam perjuangan ALA, kembali menegaskan pentingnya semangat dan konsistensi tanpa mengandalkan bantuan pihak luar. Ia juga mengenang sejarah panjang perjuangan hingga penetapan Gayo Lues sebagai calon ibu kota Provinsi ALA.
Harapan Baru dari Gayo Lues: Kebangkitan Semangat Pemekaran Provinsi ALA
Kebulatan tekad masyarakat Gayo Lues terlihat jelas dalam pertemuan yang berlangsung penuh semangat di Aula Rajawali, Blangkejeren. Puluhan tokoh masyarakat dari berbagai generasi—baik senior yang telah lama berjuang, maupun generasi muda yang siap meneruskan estafet perjuangan—turut hadir dan berkontribusi dalam pembentukan ulang KP3 ALA (Komite Persiapan Pembentukan Provinsi Aceh Leuser Antara).
Momentum Penyatuan Generasi
Penunjukan H. Idris Arlem sebagai Ketua KP3 ALA Gayo Lues menandai penyatuan dua generasi: generasi pejuang awal dan generasi penerus. Idris Arlem, yang dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan pembangunan daerah, menyampaikan bahwa perjuangan ini bukan semata tentang batas wilayah, tetapi tentang keadilan pembangunan dan penguatan identitas kawasan tengah dan selatan Aceh.
Ia menekankan bahwa pemekaran ALA adalah upaya untuk mendekatkan pelayanan publik, mempercepat pembangunan, serta mewujudkan pemerataan yang selama ini dianggap belum optimal di wilayah tengah-selatan Aceh.
Struktur Kepengurusan yang Solid
Struktur KP3 ALA Gayo Lues yang ditetapkan secara mufakat memberikan sinyal kuat terhadap keseriusan dan kesiapan langkah perjuangan ke depan. H. Idris Arlem didaulat sebagai ketua, Hj. Nurhayati sebagai sekretaris, dan H. Hardansyah sebagai bendahara. Kepengurusan bidang akan segera dibentuk berdasarkan kapasitas dan komitmen tokoh-tokoh yang terlibat.
Perjuangan yang Panjang dan Tak Mudah
H. Bachrin Porang, tokoh sentral dalam sejarah perjuangan ALA, mengingatkan kembali bahwa sejak awal gerakan ini penuh dengan tantangan. Ia menyebut pertemuan pertama di Berastagi, Sumatera Utara, dan menandai pentingnya kesepakatan enam DPRK yang kala itu menyatakan dukungan terhadap Gayo Lues sebagai calon ibu kota provinsi ALA.
“Saya harap kita jangan terlalu berharap pada bantuan luar. Perjuangan ini akan berhasil bila kita yang menginginkannya benar-benar bekerja,” ujarnya tegas.
Dukungan Enam Daerah
Enam daerah yang konsisten menyatakan dukungannya terhadap pembentukan Provinsi ALA adalah Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Singkil, dan Kota Subulussalam. Kesamaan budaya, geografis, dan aspirasi menjadi benang merah yang mengikat semangat bersama keenam wilayah ini.
Langkah Selanjutnya
Setelah pembentukan struktur KP3 di Gayo Lues, langkah selanjutnya adalah konsolidasi lintas kabupaten untuk menyusun strategi dan menyegarkan kembali dokumen usulan pemekaran yang telah diajukan ke Kementerian Dalam Negeri sejak 26 tahun lalu. KP3 juga diharapkan aktif membangun komunikasi dengan DPR RI, DPD, serta pihak eksekutif pusat dan daerah untuk memperjuangkan percepatan realisasi pemekaran. (red)