BRI dan Luka UMKM: Ketika Tangan yang Seharusnya Mengangkat Justru Menjerat

STENLLY LADEE

- Redaksi

Jumat, 30 Mei 2025 - 11:31 WIB

20842 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penulis : Stenlly Ladee S.Kom.

TLii|Tajuk Rencana- Bank Rakyat Indonesia (BRI), sebagai bank pelat merah dengan mandat besar untuk memberdayakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), seharusnya menjadi pilar penggerak ekonomi rakyat.

Namun, dalam praktiknya, peran itu kerap kali terasa jauh panggang dari api. Di balik slogan inklusi keuangan dan jargon pemberdayaan, terselip wajah lain dari BRI yang lebih menyerupai “rentenir berdasi” ketimbang mitra sejati UMKM.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bukan rahasia lagi bahwa banyak pelaku usaha kecil—terutama di pelosok daerah—merasa tercekik dengan sistem kredit mikro yang seolah mempermudah di awal, namun memberatkan di tengah jalan. Bunga yang tinggi, denda keterlambatan yang mencekik, hingga prosedur penagihan yang tak jarang bersifat intimidatif, menjadi potret kelam dari relasi antara bank milik negara ini dengan rakyat kecil yang mestinya mereka lindungi.

Lebih ironis lagi, praktik-praktik ini dibungkus dalam legitimasi kelembagaan. Seolah karena BRI adalah bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maka segala kebijakannya tak bisa digugat. Di sinilah letak persoalannya. Rakyat kecil tak hanya menjadi nasabah, tetapi juga menjadi korban dari sistem yang seharusnya menolong mereka keluar dari jerat kemiskinan.

UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional justru tak jarang diperlakukan seperti objek eksploitasi. Alih-alih diberdayakan, mereka dibebani dengan kewajiban finansial yang tidak proporsional dengan kapasitas usaha mereka. Di banyak kasus, para pelaku usaha bahkan kehilangan aset mereka hanya karena gagal membayar cicilan tepat waktu—cicilan yang sejak awal sudah tak realistis jika dilihat dari penghasilan bersih mereka.

Kita tak bisa terus membiarkan BRI dan lembaga keuangan lain berlindung di balik narasi “pemberdayaan” jika kenyataannya adalah “pembinasaan.” Transformasi digital, ekspansi jaringan, hingga branding inklusi keuangan tidak akan berarti apa-apa jika filosofi dasarnya masih berlandaskan pada prinsip profit semata, bukan kemanusiaan dan keberpihakan.

Sebagai bank rakyat, BRI harus kembali kepada ruhnya: menjadi pelayan rakyat. Sudah saatnya dilakukan audit menyeluruh atas seluruh kebijakan dan praktik penyaluran kredit mikro BRI. Pemerintah, DPR, dan lembaga pengawas keuangan wajib turun tangan memastikan bahwa BRI tidak berubah menjadi institusi predator yang menyaru sebagai penyelamat.

UMKM bukan beban. Mereka adalah tulang punggung ekonomi bangsa. Dan sudah menjadi kewajiban institusi keuangan negara untuk menyokong, bukan menindas mereka. Jangan biarkan tangan yang seharusnya mengangkat, justru menjerat.TEN

 

Tentang Penulis

Stenlly Ladee adalah jurnalis dan pengusaha lokal asal Sulawesi Tengah yang saat ini menjabat sebagai Kepala Perwakilan Timelinesinews.com untuk wilayah Sulteng. Aktif di dunia jurnalistik sejak 2015, Stenlly telah meliput berbagai isu sosial dan ekonomi, terutama yang berkaitan dengan kehidupan pelaku UMKM dan masyarakat pelosok.

Selain menulis, ia juga menjalankan usaha barbershop, desain grafis, travel, serta aktif sebagai musisi organ tunggal. Berbekal pengalaman hidup sebagai rakyat kecil dan pelaku usaha mandiri, Stenlly dikenal kritis terhadap sistem yang merugikan masyarakat akar rumput, dan vokal menyuarakan keadilan melalui tulisan-tulisannya.

Berita Terkait

Peacemaker Justice Award 2025: Menguatkan Penyelesaian Sengketa Nonlitigasi Di Indonesia
Hujan Deras Lumpuhkan Aktivitas di Aceh: Listrik Padam, Wilayah Terisolir, Warga Padati Kafe dan Warkop TU Abdullah Pulo
Beras Impor 250 Ton di Sabang Diizinkan Masuk, Tapi Dilarang Keluar Daerah Pabean
BNN Aceh Musnahkan 54 Kg Narkotika,Ungkap Modus Peredaran Lintas Kabupaten
Beras Impor Sabang Dinilai Ilegal oleh Mentan, Pemerintah Aceh dan BPKS Angkat Bicara
Wagub Fadhlullah Sambut Kedatangan Menteri Kebudayaan Jelang Maulid Akbar
Bupati Pidie Jaya Hapus Pasung, Pulihkan Harapan Dua Warga ODGJ Resmi Dibebaskan dan Dibawa ke RSJ Banda Aceh
Nasir Djamil Apresiasi Peran Polri dalam Penangkapan Alice Guo, yang Kini Dijatuhi Hukuman Seumur Hidup di Manila

Berita Terkait

Kamis, 27 November 2025 - 19:05 WIB

Ops Zebra Toba 2025, Sat Lantas Polres Pematangsiantar Sosialiasi di Jalan Parapat

Kamis, 27 November 2025 - 16:44 WIB

Penanganan Cepat Bencana Taput: 9 Warga Ditemukan Meninggal, 31 Masih Dicari, 134 Mengungsi

Kamis, 27 November 2025 - 16:39 WIB

Banjir Lumpuhkan Arteri Binjai-Medan, Polda Sumut Hadir Berikan Solusi Lewat Pengawalan di Tol

Kamis, 27 November 2025 - 16:32 WIB

Update Terbaru Bencana Sumatera Utara: 221 Kejadian, 212 Korban, Polri Maksimalkan Penanganan di Lapangan

Rabu, 26 November 2025 - 23:47 WIB

Peningkatan Stabilitas Keamanan, Lapas Tebing Tinggi Lakukan Koordinasi Dengan Polda Sumut

Rabu, 26 November 2025 - 23:38 WIB

Di tengah Cuaca Ekstrim, Lapas Padangsidimpuan Tingkatkan Kontrol Blok Hunian

Rabu, 26 November 2025 - 23:25 WIB

Semarak HUT Kemenimipas ke-1, Lapas Perempuan Kelas IIA Medan Gelar Pagelaran Kreativitas Warga Binaan

Rabu, 26 November 2025 - 23:16 WIB

Lembaga Bantuan Hukum Trisila Soroti Dugaan Tangkap Lepas 4 ABK Dan 10 PMi ilegal oleh imigrasi Tanjungbalai

Berita Terbaru