TLii | ACEH | GAYO LUES | Blangkejeren – Asosiasi Dump Truck Gayo Lues Transport (DT Galus Transport) bersama elemen masyarakat dan pemuda di Kabupaten Gayo Lues menggelar aksi damai pada Senin, 6 Oktober 2025 Pukul 10.09 Wib.
Aksi ini digelar untuk menyampaikan aspirasi dan sejumlah tuntutan kepada pemerintah daerah maupun perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut.
Dalam surat resmi yang ditujukan kepada Kapolres Gayo Lues, asosiasi menegaskan aksi akan berlangsung secara damai sesuai Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. Titik kumpul massa dijadwalkan di Jalan Badak, Blangkejeren, sebelum bergerak menuju sejumlah lokasi aksi.
Tuntutan terhadap DPRK dan Pemerintah Daerah
Peserta aksi mendesak DPRK Gayo Lues untuk segera mencari solusi terkait izin galian C yang hingga kini belum tersedia. Kondisi tersebut dinilai menghambat sopir dump truck dalam memperoleh material pasir, batu, maupun tanah timbun. Selain itu, mereka juga menyoroti adanya dugaan pungutan liar di Desa Leme yang disebut membebani masyarakat.
Sementara itu, kepada Bupati dan Wakil Bupati Gayo Lues, massa menagih janji politik yang pernah disampaikan kepada asosiasi dump truck. Mereka meminta agar pemerintah daerah menyediakan lahan dan izin galian C, serta memberdayakan unit kerja masyarakat lokal dalam pembangunan infrastruktur, termasuk jalan, jembatan, dan proyek lainnya. Asosiasi menegaskan agar pemerintah tidak melibatkan unit dari luar daerah selama masyarakat setempat masih mampu mengerjakannya.
Sorotan ke Perusahaan
Selain pemerintah, aksi ini juga ditujukan kepada sejumlah perusahaan yang beroperasi di Gayo Lues, yakni PT Hopson, PT Kencana, PT PMI, PT Rosin (Turki), serta PT Gayo Mineral Resource (PT GMR).
Inti dari tuntutan tersebut adalah agar seluruh perusahaan memberdayakan jasa angkutan milik masyarakat Gayo Lues untuk mengangkut getah, hasil olahan, maupun barang keluar masuk dari perusahaan. Khusus kepada PT GMR, massa juga meminta agar perusahaan mengurangi luas wilayah operasinya di daerah aliran sungai serta mempertanyakan kontribusi nyata perusahaan terhadap kesejahteraan masyarakat lokal.
Teknis Aksi
Rute aksi akan dimulai dari Jalan Badak menuju pusat kota, Kantor DPRK, dan berlanjut ke sejumlah perusahaan. Peserta aksi diperkirakan mencapai 300 orang, dengan dukungan sekitar 100 unit kendaraan dump truck. Massa juga menyiapkan perangkat pengeras suara sebagai alat peraga aksi.
Dalam surat yang ditandatangani Ketua DT Galus Transport, Sukri Adi Benka, dan Sekretaris Armansyah Putra, asosiasi meminta pemerintah daerah memfasilitasi konsumsi bagi peserta aksi apabila kegiatan berlangsung hingga malam hari.
Koordinator lapangan aksi ini adalah Nasrullah (Pak Atus), Ramli (Ali Peok), dan Nasrul (Irul Cas Cus).
Asosiasi Dump Truck Gayo Lues menegaskan bahwa aksi ini bukan untuk membuat kegaduhan, melainkan sebagai sarana penyampaian aspirasi masyarakat agar pemerintah dan perusahaan lebih berpihak kepada kepentingan rakyat lokal. (Red)






































