CERPEN: Sinarnya di Tengah Kegelapan

STENLLY LADEE

- Redaksi

Sabtu, 16 Maret 2024 - 01:07 WIB

20409 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto Istimewa

Foto Istimewa

TLii|CERPEN-Sore hari itu, saat langit mulai menyelimuti keheningan, aku masih terdiam menatap seorang ibu dan dua anak kecil yang berjalan di tepi jalan. Penampilan mereka sungguh mencoreng mata, tetapi di balik kemiskinan yang menganga, terpancar kehangatan dan kebersamaan yang tak ternilai.

 

Dengan hati yang penuh kebaikan, aku mendekati mereka. Senyuman tulus terukir di wajahku, mencoba menerangi sudut hati yang suram.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

 

“Permisi, bu,” sapaku dengan lembut, menyadari betapa teganya dunia yang mereka hadapi.

 

Ibu itu menatapku dengan cemas, mungkin takut akan niatku. “Ibu tinggal di mana?” tanyaku dengan penuh empati.

 

“Dekat Mamboro, Pak,” jawabnya pelan, tatapan matanya menggambarkan perjalanan panjang yang melelahkan.

 

“Boleh saya antar ke sana, Bu? Tidak enak melihat ibu dan anak-anak seperti ini,” tawarku dengan hangat.

 

Mata ibu itu berbinar sebentar, seakan mendapatkan kilau harapan di tengah kelamnya hari. “Terima kasih, Pak. Kami sangat berterima kasih,” jawabnya dengan suara serak, penuh rasa syukur.

 

Tanpa ragu, aku mengajak mereka untuk makan malam di kafe di seberang sana. Sambil menikmati hidangan, kami berbincang-bincang. Aku mendengarkan cerita perjuangan ibu tersebut, tentang suami yang telah pergi, dan betapa beratnya hidup yang harus dihadapinya sendirian.

 

Tetapi di antara cerita sedih itu, terpancar kekuatan dan keberanian seorang ibu yang tak kenal menyerah. Anak-anaknya, Nina dan Kristin, menjadi sumber kekuatannya.

 

“Saya sangat terinspirasi oleh ketegaran dan kebaikan hati ibu,” ucapku dengan tulus, senyumku mekar.

 

Ibu itu tersenyum kecil, tatapan matanya penuh harap. “Terima kasih, Pak. Terima kasih atas segalanya,” ucapnya dengan suara lembut.

 

Setelah makan malam selesai, aku mengantar mereka pulang ke Mamboro. Di depan rumah mereka, ibu itu memandangku dengan penuh rasa terima kasih.

 

“Terima kasih atas segalanya, Pak. Semoga Tuhan selalu memberkati Anda,” ucapnya sambil menatap langit yang mulai malam.

 

Aku tersenyum, merasa hangat di dalam hati. Di tengah kegelapan, ada sinar kebaikan yang menerangi jalan kita. Dan hari itu, aku belajar bahwa kebaikan tidak pernah terlambat, dan bahwa di balik setiap kisah, selalu ada harapan yang bersinar terang.

Berita Terkait

Bangkit dari Keterpurukan, SD Negeri 4 Blangkejeren Kembalikan Cahaya Pendidikan Lewat Program BERSERI (Belajar Sepanjang Hari)
Tawa Kebahagiaan XII ¹ Bersama Sang Guru di  Ruangan Biologi
Dibalik Tegasnya Ibu Laura,S.Pd
Bunga Di tengah Badai
Terima Kasih, Pak Karoma Bapak Wali Kelas Kami, XII¹
CITA-CITA KU DI MASA DEPAN
SEMENJAK MAMA DAN PAPA KU BERPISAH
Mengecewakan

Berita Terkait

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 18:47 WIB

Kalapas Tebing Tinggi Hadiri Pembukaan Turnamen Sepak Bola Meriahkan HUT Korps Brimob Polri.

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 18:36 WIB

Lapas Perempuan Medan Terima Bantuan Ambulans Dari LPKA Kelas I Medan

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 18:24 WIB

Perkuat Jiwa Kepramukaan, Lapas Kelas I Medan Gelar Latihan Bersama Pramuka Gudep 14.1387 dengan Kwarran Helvetia

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 17:20 WIB

Rutan Labuhan Deli dan Polsek Medan Labuhan Gelar Razia Gabungan, Perkuat Komitmen Wujudkan Pemasyarakatan Bersih dan Aman

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 12:31 WIB

Lapas Padangsidimpuan Gelar Senam Pagi Bersama Warga Binaan

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 08:15 WIB

Semangat Kebersamaan, Kanwil Ditjenpas Sumut Gelar Rapat Pembentukan Panitia Natal Perdana Tahun 2025

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 08:05 WIB

Duta GenRe Kota Binjai Lakukan Kunjungan Edukatif ke Lapas Kelas IIA Binjai: Tanamkan Nilai Tanggung Jawab Dan Kesempatan Kedua

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 00:55 WIB

Time Line iNews Sumut Jalin Silaturahmi dan Ajukan Kerjasama ke Dinas Kominfo Sumut

Berita Terbaru