Kombes Dedy Tabrani Paparkan Bahaya Terorisme kepada Mahasiswa Prodi IAN UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Edi Marcell

- Redaksi

Senin, 19 Februari 2024 - 13:45 WIB

20237 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TIMELINES INEWS>>Banda Aceh — Peserta Didik Sespimti Angkatan 33 Kombes Dr. Dedy Tabrani memaparkan bahaya terorisme, intoleransi, dan radikalisme dalam kuliah umum dengan mahasiswa Prodi Ilmu Administrasi Negara (IAN) dan FISIP Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh di Ruang Teater Kampus Setempat, Senin, 19 Februari 2024.

Dekan FISIP UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Dr Muji Mulia, didampingi Wakil Dekan Kemahasiswaan dan Kerjasama Reza Idria PhD ikut menyatakan komitmennya beserta seluruh mahasiswa FISIP untuk mencegah intoleransi, radikalisme dan segala bentuk terorisme di kalangan mahasiswa dan generasi muda Indonesia.

Kombes Dedy Tabrani Paparkan Bahaya Terorisme kepada Mahasiswa Prodi IAN UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Hal ini penting, karena menurut Kombes Dr Dedy Tabrani, pola gerakan dan pengaruh terorisme saat ini telah merambah ke generasi muda dengan memanfaatkan media sosial dan permainan game online.

“Para terorisme juga mulai memanfaatkan permainan game online dan berkomunikasi dengan mereka untuk mempengaruhi pola pikirnya,” kata Kombes Dedy.

Dia mengatakan, secara umum, kelompok terorisme menggunakan beberapa dalih untuk mempengaruhi pola pikir individu atau kelompok masyarakat agar terpengaruh dengan ideologi kelompok mereka.

Beberapa dalih yang biasanya digunakan, seperti, mengajarkan sikap anti Pancasila. Dalam hal ini mereka bergabung dalam kelompok pro ideologi transnasional. Biasanya mereka membanding-bandingkan ideologi pancasila dengan agama. Misalnya, mempertanyakan mana lebih bagus antara pancasila dengan Al-Qur’an.

Ini merupakan pertanyaan yang tidak relevan dan tidak tepat dalam konteks bernegara seperti di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menghargai toleransi beragama.

Kedua, mengajarkan paham takfiri. Biasanya mereka “memotong-motong” ayat Al-Qur’an dan menafsirkannya sesuai dengan kepentingan kelompoknya.

Baca Juga :  Gadis berinisial "M.F" ditemukan tewas gantung diri di Desa Tanjong Seulamat Kec. Darussalam Kab. Aceh Besar

“Seharusnya dalam menafsirkan ayat Al-Qur’an itu terlebih dahulu memahami asbabun nuzulnya dan kontekstual,” ujarnya.

Ketiga, para kelompok radikalisme dan terorisme ini juga mengajarkan sikap eksklusif terhadap lingkungan dan anti perubahan. Selanjutnya, keempat, mengajarkan intoleransi terhadap keragaman dan popularitas.

*Bermetamorfosis dari DI/NII*

Kehadiran terorisme di Indonesia, menurut Kombes Dedy bermetamorfosis dari DI/NII dan berkembang menjadi beberapa kelompok lainnya. Di antara kelompok itu, sebut Dedy, Firkah Abu Hamzah adalah gerakan terorisme yang paling keras, fanatik dan menyuruh orang untuk melakukan kekerasan.

Abu Hamzah sendiri, kata Dedy, awalnya bersekolah di New Zealand. Sekarang berada di Suriah bergabung dengan ISIS.

Diantara model gerakan kelompok ISIS adalah melibatkan perempuan, anak, dan bahkan anggota keluarganya untuk melakukan aksi terorisme dan bom bunuh diri. Fakta terakhir, kata Kombes Dedy, pimpinan ISIS di dunia itu juga meledakkan diri sendiri bersama anggota keluarganya.

Ada juga kelompok salafi wahabi yang suka membuat kajian agama sendiri-sendiri, tertutup, dan bersifat eksklusif, tetapi dalam kasus bom di Surabaya, ia mengatakan bahwa karakteristik pelaku sudah membaur dan berperilaku seperti masyarakat biasa, seperti menggunakan celana jeans dan istrinya tidak menggunakan cadar.

Selain itu, ia juga lulusan sebuah perguruan tinggi ternama di Surabaya yang mengambil jurusan kimia.

“Jadi dulu dianggap sudah tobat. Densus (Densus 88, Red) ternyata tertipu,” katanya.

*Gelombang Terorisme*

Kombes Dedy juga menjelaskan tentang gelombang terorisme yang terjadi Indonesia. Secara umum terdapat tiga gelombang terorisme di Indonesia. Ketiga gelombang itu, yaitu, gelombang pertama antara tahun 1983-1992. Fase ini mereka melakukan pelatihan di Afghanistan.

Baca Juga :  Babinsa Koramil 10/Pantan Cuaca Melaksanakan Komsos Dengan Masyarakat Desa Binaan Desa Suri Musara

Gelombang kedua antara tahun 1995-1999. Dimana mereka memusatkan pelatihan di Moro Filipina. Diantara aksi mereka yang terkenal adalah pengeboman di JW Marriot dan pusat pelatihan Jalin Jantho, Aceh.

Selanjutnya gelombang ketiga antara tahun 2014 – sekarang, terkait dengan ISIS Suriah dan Irak. Diantara aksi mereka adalah pengeboman Thamrin. “Sekarang masih ada ribuan WNI yang berada di Suriah,” sebutnya.

Kelompok-kelompok terorisme ini, sebut Kombes Dedy, biasanya mendapatkan pendanaan melalui berbagai kamuflase yang mereka lakukan, seperti kotak amal, yayasan amal dan sosial, berdalih lembaga amil zakat, dan donasi-donasi lainnya. Termasuk kegiatan-kegiatan legal.

*Pencegahan Terorisme*

Saat ini. Pemerintah telah mengesahkan UU No.5/2018. Undang-undangan tersebut membagi tiga tahapan pemberantasan terorisme, yaitu pencegahan, penindakan, dan pemulihan.

“Saat ini, fokus utama pemerintah adalah mengutamakan pencegahan daripada tindakan,” katanya.

Dalam hal tindakan yang akan dilakukan pemerintah, Kombes Dedy menganalogikan memimpin negara seperti memimpin keluarga.

“Terkadang harus memutuskan pilihan yang berat berdasarkan resiko terkecil dan berdampak luas bagi kepentingan Masyarakat,” ujarnya.

Dia mengatakan bahwa terorisme berbeda-beda di seluruh dunia, berdasarkan karakteristik di suatu negara. Hal itulah, menurut Kombes Dedy, di dunia ini sebenarnya juga dikenal ada terorisme yang berhaluan kiri. Bukan hanya soal terorisme yang dianggap berhaluan kelompok salafi wahabi atau sejenisnya.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Sambut Hari Bhayangkara ke-79 Polres Aceh Besar Gelar Zikir dan Doa Bersama 
Empat PJU, Satu Auditor, dan Dua Kapolres di Jajaran Polda Aceh Dimutasi, Ini Daftarnya
BNN Banda Aceh Peringati HANI 2025: Perkuat Kolaborasi Menuju Kota BERSINAR
Kodim 0101/KBA Gelar Sosialisasi Mitigasi Bencana: Warga Diajak Peduli, Siaga, dan Tanggap
Kodim 0101/KBA Gandeng BNN, Gelar Edukasi Bahaya Narkoba bagi Prajurit dan Keluarga
Letkol Inf Faurizal Noerdin Tegaskan Komitmen Kodim 0101/KBA Perangi Ancaman Narkoba
PT. Indolok Serahkan 100 Alat Pemadam Kebakaran ke Kodam IM
Laga Seru di Kapolres Pidie Jaya Cup IV, CST United Gasak Brutal FC 5-2

Berita Terkait

Jumat, 27 Juni 2025 - 01:56 WIB

Sambut Hari Bhayangkara ke-79 Polres Aceh Besar Gelar Zikir dan Doa Bersama 

Jumat, 27 Juni 2025 - 01:52 WIB

Empat PJU, Satu Auditor, dan Dua Kapolres di Jajaran Polda Aceh Dimutasi, Ini Daftarnya

Jumat, 27 Juni 2025 - 01:50 WIB

BNN Banda Aceh Peringati HANI 2025: Perkuat Kolaborasi Menuju Kota BERSINAR

Jumat, 27 Juni 2025 - 01:45 WIB

Kodim 0101/KBA Gelar Sosialisasi Mitigasi Bencana: Warga Diajak Peduli, Siaga, dan Tanggap

Jumat, 27 Juni 2025 - 01:40 WIB

Kodim 0101/KBA Gandeng BNN, Gelar Edukasi Bahaya Narkoba bagi Prajurit dan Keluarga

Kamis, 26 Juni 2025 - 22:32 WIB

PT. Indolok Serahkan 100 Alat Pemadam Kebakaran ke Kodam IM

Kamis, 26 Juni 2025 - 21:44 WIB

Laga Seru di Kapolres Pidie Jaya Cup IV, CST United Gasak Brutal FC 5-2

Kamis, 26 Juni 2025 - 21:34 WIB

Semarak Hari Bhayangkara ke-79, Polres Pelabuhan Belawan Gelar Pertandingan Olahraga Internal

Berita Terbaru

error: Content is protected !!