Lupakan Kami Setelah Berjuang? Seruan untuk Menghidupkan Kembali Pahlawan Perempuan Aceh

SAMSUL EDI, S.HUT., M.Kv

- Redaksi

Senin, 21 April 2025 - 14:17 WIB

20345 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lupakan Kami Setelah Berjuang? Seruan untuk Menghidupkan Kembali Pahlawan Perempuan Aceh

Lupakan Kami Setelah Berjuang? Seruan untuk Menghidupkan Kembali Pahlawan Perempuan Aceh

TLII>>Aceh – Seluruh penjuru negeri larut dalam perayaan Hari Kartini pada 21 April Poster-poster bertema emansipasi perempuan bertebaran di media sosial, kantor pemerintahan, hingga sekolah-sekolah. Semangat perjuangan Kartini dikutip ulang dalam pidato-pidato formal yang sayangnya lebih banyak bersifat simbolik. Namun di tengah euforia tersebut, sebuah kenyataan pahit menyelinap: kita seolah lupa pada pahlawan perempuan dari Aceh, para pejuang yang tak kalah berjasa dan layak dikenang dengan kebanggaan yang sama.

Lupakan Kami Setelah Berjuang? Seruan untuk Menghidupkan Kembali Pahlawan Perempuan Aceh

Siapa yang masih ingat pada Cut Nyak Dhien, Cut Nyak Mutia, atau Laksamana Keumalahayati? Nama-nama ini dulu menggetarkan barisan musuh dan menjadi simbol keberanian perempuan di medan perang. Mereka bukan hanya bagian dari sejarah Aceh, tetapi juga bagian dari sejarah besar bangsa ini. Namun mengapa nama mereka begitu sunyi setiap kali bangsa ini memperingati perjuangan perempuan?

 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Yang lebih menyedihkan, sikap diam pemerintah Aceh seolah ikut melanggengkan lupa ini. Tidak ada peringatan hari lahir, tidak ada gerakan budaya, tidak ada narasi yang mengangkat mereka ke permukaan. Cut Nyak Dhien lahir pada 12 Mei 1848, Cut Nyak Mutia pada 15 Februari 1870, dan Keumalahayati pada 1 Januari 1550. Semua ini tercatat dalam sejarah, namun jarang kita melihat atau mendengar upaya konkret untuk mengabadikan tanggal-tanggal tersebut dalam bentuk penghormatan yang layak.

 

Apakah nilai sejarah dan identitas Aceh sedemikian remeh di mata penguasa? Apakah para pemangku kebijakan terlalu sibuk mengejar ambisi pribadi hingga lupa pada darah dan air mata yang pernah tertumpah untuk mempertahankan tanah ini?

 

Mengangkat kembali nama-nama pahlawan perempuan Aceh bukanlah tindakan yang berlebihan, melainkan langkah penting untuk menjaga identitas dan harga diri daerah ini. Perjuangan mereka adalah pondasi dari kebebasan yang kita nikmati hari ini, dan melupakan mereka adalah bentuk pengkhianatan terhadap sejarah kita sendiri.

 

Kita tidak menolak peringatan Hari Kartini. Tapi keadilan sejarah menuntut agar penghargaan yang sama diberikan kepada pahlawan perempuan lain dari seluruh pelosok negeri. Perjuangan bukan milik satu nama saja, dan emansipasi bukan monopoli satu tokoh saja.

 

Kini saatnya masyarakat Aceh bangkit. Kita tidak bisa terus menunggu uluran tangan pemerintah yang tak kunjung datang. Mari galang kesadaran bersama, mulai dari sekolah, komunitas, hingga media lokal. Mari tuntut pengakuan yang layak atas jasa pahlawan kita. Karena bangsa yang besar bukan hanya bangsa yang mengenang pahlawannya—tetapi juga bangsa yang tidak membiarkan sebagian dari mereka terlupakan.

Berita Terkait

FKUB Pidie Jaya Gelar FGD, Kerukunan Umat Jadi Sorotan
Kelangkaan BBM di Babel: Krisis yang Diciptakan, Bukan Diwariskan. ‎
Polda Aceh Gandeng MPU dalam Membentuk Polisi yang Profesional dan Berakar Pada Kearifan Lokal
SDN 1 PAGAR AIR laksanakan Maulid Nabi Dengan Sederhana Tetapi Meriah.
Tantangan dan Realitas Perilaku Membaca pada Remaja Masa Kini
Jejak Tambang Timah yang Meninggalkan Luka di Alam
Manfaat Latihan Senam Pernapasan “dalam” Siwah Busoe.
Mengunjungi Kompleks Makam Putri Sultan Alaidin Al Kahhar yang Tidak Ditemukan, Peneliti Prancis Alami Kendala Penelitian

Berita Terkait

Kamis, 27 November 2025 - 19:05 WIB

Ops Zebra Toba 2025, Sat Lantas Polres Pematangsiantar Sosialiasi di Jalan Parapat

Kamis, 27 November 2025 - 16:44 WIB

Penanganan Cepat Bencana Taput: 9 Warga Ditemukan Meninggal, 31 Masih Dicari, 134 Mengungsi

Kamis, 27 November 2025 - 16:39 WIB

Banjir Lumpuhkan Arteri Binjai-Medan, Polda Sumut Hadir Berikan Solusi Lewat Pengawalan di Tol

Kamis, 27 November 2025 - 16:32 WIB

Update Terbaru Bencana Sumatera Utara: 221 Kejadian, 212 Korban, Polri Maksimalkan Penanganan di Lapangan

Rabu, 26 November 2025 - 23:47 WIB

Peningkatan Stabilitas Keamanan, Lapas Tebing Tinggi Lakukan Koordinasi Dengan Polda Sumut

Rabu, 26 November 2025 - 23:38 WIB

Di tengah Cuaca Ekstrim, Lapas Padangsidimpuan Tingkatkan Kontrol Blok Hunian

Rabu, 26 November 2025 - 23:25 WIB

Semarak HUT Kemenimipas ke-1, Lapas Perempuan Kelas IIA Medan Gelar Pagelaran Kreativitas Warga Binaan

Rabu, 26 November 2025 - 23:16 WIB

Lembaga Bantuan Hukum Trisila Soroti Dugaan Tangkap Lepas 4 ABK Dan 10 PMi ilegal oleh imigrasi Tanjungbalai

Berita Terbaru