GKST – Cukup Doa, Makan Saja, atau Peran Strategis di Poso?

STENLLY LADEE

- Redaksi

Kamis, 21 November 2024 - 10:35 WIB

20319 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto Ilustrasi, Sumber Google

Foto Ilustrasi, Sumber Google

TLii|Tajuk Rencana- Tabea Mawondaya.Sebagai bagian dari masyarakat To Pamona, muncul diskusi hangat tentang peran strategis Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) dalam dinamika politik Kabupaten Poso. GKST, yang menjadi simbol mayoritas di wilayah ini, memiliki peluang besar untuk mencetak pemimpin yang mampu membawa perubahan. Namun, kritik terus bermunculan mengenai minimnya kaderisasi politik yang relevan dengan kebutuhan zaman.

Fenomena “Badut Pesta” dan Kritik Politik Pribumi

Pengamat lokal, Stenlly Ladee, menyoroti apa yang ia sebut sebagai “fenomena badut pesta.” Ia menggambarkan situasi ini sebagai ketidaksiapan masyarakat lokal menjadi pemain utama dalam panggung politik. “Bak pesta ulang tahun, badutnya pribumi, pemilik pestanya orang luar,” ujar Stenlly, menekankan dominasi pihak luar yang membangun dinasti politik.

Kritik ini menyasar pola pikir masyarakat To Pamona yang dinilai kurang strategis, sehingga peluang untuk berperan di ranah birokrasi dan legislatif sering kali tergeser oleh pihak eksternal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kaderisasi GKST: Harapan dan Realita

Bagi Stenlly, GKST seharusnya mampu menjadi pusat pembentukan kader pemimpin, tidak hanya di ranah spiritual tetapi juga politik. Ia mengusulkan dua indikator utama dalam memilih pemimpin:

  1. Prestasi Nyata
    Pemimpin yang dipilih harus memiliki rekam jejak prestasi dan penghargaan kinerja, bukan sekadar proyek pencitraan menjelang Pilkada.
  2. Kader GKST
    Masyarakat mayoritas memiliki tanggung jawab untuk memberikan ruang bagi kader GKST yang mampu menjaga identitas To Pamona dan memimpin dengan visi yang kuat.

Ancaman Kehilangan Identitas

Ketidakmampuan menempatkan kader lokal dalam posisi strategis DPRD Kabupaten maupun Provinsi menjadi cerminan melemahnya pengaruh politik masyarakat To Pamona. Kegagalan ini berisiko menghapus identitas To Pamona sebagai pemilik sah Tana Poso.

“Jika begini terus, dalam 5–20 tahun ke depan, kita bisa menjadi orang-orang yang terpinggirkan, tanpa identitas, hanya menjadi penonton di tanah sendiri,” ujar Stenlly.

Refleksi untuk Masa Depan Poso

Pertanyaan “Cukup doa, makan saja, atau mengambil peran strategis?” menjadi refleksi bagi GKST dan masyarakat To Pamona. Bukan untuk membawa gereja ke dalam politik praktis, tetapi untuk mencetak pemimpin yang berakar pada nilai budaya dan spiritualitas lokal.

Dengan mengambil peran strategis, GKST dapat menjadi katalisator perubahan, mengembalikan kepercayaan diri masyarakat To Pamona sebagai pemimpin yang mampu bersaing di panggung nasional maupun internasional. Semoga ini menjadi awal kebangkitan masyarakat lokal untuk menjaga marwah dan identitas Tana Poso.

Berita Terkait

Kelangkaan BBM di Babel: Krisis yang Diciptakan, Bukan Diwariskan. ‎
Pentingnya Kesehatan Mental bagi Remaja
Tantangan dan Realitas Perilaku Membaca pada Remaja Masa Kini
Jejak Tambang Timah yang Meninggalkan Luka di Alam
Aksi Selamatkan Hiu: Pemuda Banyuwangi Kembangkan Aplikasi Berbasis Kecerdasan Buatan untuk Identifikasi Spesies Hiu Secara Akurat
Pangan, Martabat, dan Peradaban:  Membaca Kedaulatan dari Perspektif Kebudayaan
Manfaat Latihan Senam Pernapasan “dalam” Siwah Busoe.
WAGUB Fadhlullah Tutup MTQ Aceh Ke-XXXVII di Pijay, Beredar Rumor Banda Aceh Pertahankan Juara Umum

Berita Terkait

Kamis, 27 November 2025 - 19:05 WIB

Ops Zebra Toba 2025, Sat Lantas Polres Pematangsiantar Sosialiasi di Jalan Parapat

Kamis, 27 November 2025 - 16:44 WIB

Penanganan Cepat Bencana Taput: 9 Warga Ditemukan Meninggal, 31 Masih Dicari, 134 Mengungsi

Kamis, 27 November 2025 - 16:39 WIB

Banjir Lumpuhkan Arteri Binjai-Medan, Polda Sumut Hadir Berikan Solusi Lewat Pengawalan di Tol

Kamis, 27 November 2025 - 16:32 WIB

Update Terbaru Bencana Sumatera Utara: 221 Kejadian, 212 Korban, Polri Maksimalkan Penanganan di Lapangan

Rabu, 26 November 2025 - 23:47 WIB

Peningkatan Stabilitas Keamanan, Lapas Tebing Tinggi Lakukan Koordinasi Dengan Polda Sumut

Rabu, 26 November 2025 - 23:38 WIB

Di tengah Cuaca Ekstrim, Lapas Padangsidimpuan Tingkatkan Kontrol Blok Hunian

Rabu, 26 November 2025 - 23:25 WIB

Semarak HUT Kemenimipas ke-1, Lapas Perempuan Kelas IIA Medan Gelar Pagelaran Kreativitas Warga Binaan

Rabu, 26 November 2025 - 23:16 WIB

Lembaga Bantuan Hukum Trisila Soroti Dugaan Tangkap Lepas 4 ABK Dan 10 PMi ilegal oleh imigrasi Tanjungbalai

Berita Terbaru